AHY hingga Jenderal Andika Layak Dampingi Anies di Pilpres 2024
Minggu, 06 Februari 2022 - 05:45 WIB
Dia mengatakan, AHY juga punya partai papan tengah yaitu Demokrat. Selain punya partai, kata dia, AHY punya performa yang cukup menjual. “Terbukti, elektabilitas AHY potensial untuk di-upgrade. Muda, ganteng, dan cukup baik komunikasi politiknya,” ucapnya.
Selain itu, dia melihat AHY bersih dari segala hal yang berpotensi membunuh karakternya. “Pengalaman dan jaringan SBY, ayah AHY, akan cukup membantu untuk memaksimalkan kerja politik di Pilpres 2024. Jika AHY mendampingi Anies, ada kemungkinan pasangan ini mendapatkan dukungan dari kalangan militer, terutama militer muda dan sebaya dengan AHY,” ujarnya.
Selain AHY, menurut dia, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga cukup menjanjikan. Menurut dia, Andika punya performa yang cukup meyakinkan. “Ganteng, tegap, gagah, dan terlihat punya wibawa. Tentu, dari sisi kapasitas tidak diragukan. Selain punya pasukan,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika didampingi Andika, Anies berpeluang mendapatkan dukungan yang sangat kuat dari TNI, terutama Angkatan Darat. “Dukungan ini diperlukan baik pra maupun pasca pemilu,” kata dia.
Apalagi, lanjut dia, saat ini militer sedang dirindukan kiprahnya oleh rakyat dalam menstabilkan situasi bangsa. “Jika militer mendampingi Anies, ini menguntungkan dari sisi elektabilitas maupun stabilitas. Hanya saja, Andika tidak punya partai. Ini butuh perjuangan yang lebih serius kalau memang Andika ingin didampingkan dengan Anies,” pungkasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago. Menurut Pangi, AHY dan Andika cocok mendampingi Anies di Pilpres 2024.
“AHY dan Andika Perkasa cocok. Sosok militer-sipil dan sipil-ulama pasangan yang cukup ideal. Sebetulnya militer yang sedang punya panggung, apalagi kalau punya momentum. Kalau Gatot Nurmantyo sebetulnya bagus juga, namun momentumnya beliau kelewat,” kata Pangi kepada SINDOnews secara terpisah.
Apalagi, kata Pangi, Gatot terkendala maintenance elektabilitasnya pasca tidak punya panggung di militer lagi. “Sipil - militer juga sebetulnya punya prospek. Karena kerinduan juga publik kepemimpinan militer - sipil, dianggap 10 tahun di pimpin sipil, mereka yang sebagian menilai menganggap kepemimpinan sipil yang gagal maka ada momentum untuk capres ideal dari latar belakang militer,” ujar Pangi,
Selain itu, dia melihat AHY bersih dari segala hal yang berpotensi membunuh karakternya. “Pengalaman dan jaringan SBY, ayah AHY, akan cukup membantu untuk memaksimalkan kerja politik di Pilpres 2024. Jika AHY mendampingi Anies, ada kemungkinan pasangan ini mendapatkan dukungan dari kalangan militer, terutama militer muda dan sebaya dengan AHY,” ujarnya.
Selain AHY, menurut dia, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga cukup menjanjikan. Menurut dia, Andika punya performa yang cukup meyakinkan. “Ganteng, tegap, gagah, dan terlihat punya wibawa. Tentu, dari sisi kapasitas tidak diragukan. Selain punya pasukan,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika didampingi Andika, Anies berpeluang mendapatkan dukungan yang sangat kuat dari TNI, terutama Angkatan Darat. “Dukungan ini diperlukan baik pra maupun pasca pemilu,” kata dia.
Apalagi, lanjut dia, saat ini militer sedang dirindukan kiprahnya oleh rakyat dalam menstabilkan situasi bangsa. “Jika militer mendampingi Anies, ini menguntungkan dari sisi elektabilitas maupun stabilitas. Hanya saja, Andika tidak punya partai. Ini butuh perjuangan yang lebih serius kalau memang Andika ingin didampingkan dengan Anies,” pungkasnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago. Menurut Pangi, AHY dan Andika cocok mendampingi Anies di Pilpres 2024.
“AHY dan Andika Perkasa cocok. Sosok militer-sipil dan sipil-ulama pasangan yang cukup ideal. Sebetulnya militer yang sedang punya panggung, apalagi kalau punya momentum. Kalau Gatot Nurmantyo sebetulnya bagus juga, namun momentumnya beliau kelewat,” kata Pangi kepada SINDOnews secara terpisah.
Apalagi, kata Pangi, Gatot terkendala maintenance elektabilitasnya pasca tidak punya panggung di militer lagi. “Sipil - militer juga sebetulnya punya prospek. Karena kerinduan juga publik kepemimpinan militer - sipil, dianggap 10 tahun di pimpin sipil, mereka yang sebagian menilai menganggap kepemimpinan sipil yang gagal maka ada momentum untuk capres ideal dari latar belakang militer,” ujar Pangi,
tulis komentar anda