Jokowi Sebut Pemerintah Lagi Kerja Keras Kawal Berbagai Transformasi Besar
Sabtu, 29 Januari 2022 - 14:21 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengatakan pemerintah saat ini sedang bekerja keras untuk mengawal beberapa transformasi besar. Pemerintah sedang melakukan transformasi struktural agar Indonesia makin kompetitif untuk menghadapi dunia yang hiper-kompetisi sekarang ini.
Dia menjelaskan pemerintah terus membuka lapangan kerja seluas-luasnya, serta menyejahterakan petani, nelayan, dan buruh industri. Pemerintah juga terus memfasilitasi agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa naik kelas dengan digitalisasi, serta mendukung peningkatan produk dalam negeri.
"Untuk itu kita harus mempermudah investasi, yang besar, yang sedang, maupun yang kecil, dari dalam maupun luar negeri. Itulah tujuan kita menetapkan Undang-Undang Cipta Kerja, untuk menciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," katanya saat membuka rapat kerja Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Sabtu (29/1/2022).
Jokowi mengatakan bahwa saat ini pemerintah juga melakukan hilirisasi antara lain di sektor pertambangan, minyak, dan gas. Menurutnya hilirisasi tersebut dilakukan untuk memberikan nilai tambah yang besar di Indonesia, untuk membuka lapangan kerja, dan sekaligus untuk menghemat devisa.
"Saya kira sudah tidak zamannya lagi yang sejak zaman VOC kita selalu mengirim, mengekspor bahan-bahan mentah yang nilai tambahnya dinikmati negara lain," tuturnya.
Di samping itu, transformasi ekonomi digital juga tidak luput dari perhatian pemerintah. Kata dia, Indonesia diperkirakan memiliki potensi ekonomi digital pada tahun 2025 sekitar USD 124 miliar.
"Kita juga telah memiliki 2.229 startup, kita memiliki 1 decacorn dan 8 unicorn, dan sudah ada 8,4 juta UMKM kita yang dalam lima tahun ini sudah masuk platform digital untuk menjual produknya, dan dipastikan data ini akan terus bertambah," katanya.
Kemudian Mantan Wali Kota Surakarta ini juga mengungkapkan bahwa pemerintah juga terus berupaya mewujudkan transformasi energi menuju energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya Indonesia memiliki potensi EBT sebesar 418 gigawatt. Baik itu berupa geothermal, angin, solar panel, biofuel, arus bawah laut, dan tenaga hidro.
“Dekarbonisasi sektor transportasi juga dimulai dengan pembangunan mass urban transport, pembangunan green industrial park terbesar di dunia di Kalimantan Utara juga sudah kita mulai,” pungkasnya.
Dia menjelaskan pemerintah terus membuka lapangan kerja seluas-luasnya, serta menyejahterakan petani, nelayan, dan buruh industri. Pemerintah juga terus memfasilitasi agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa naik kelas dengan digitalisasi, serta mendukung peningkatan produk dalam negeri.
"Untuk itu kita harus mempermudah investasi, yang besar, yang sedang, maupun yang kecil, dari dalam maupun luar negeri. Itulah tujuan kita menetapkan Undang-Undang Cipta Kerja, untuk menciptakan lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri," katanya saat membuka rapat kerja Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Sabtu (29/1/2022).
Jokowi mengatakan bahwa saat ini pemerintah juga melakukan hilirisasi antara lain di sektor pertambangan, minyak, dan gas. Menurutnya hilirisasi tersebut dilakukan untuk memberikan nilai tambah yang besar di Indonesia, untuk membuka lapangan kerja, dan sekaligus untuk menghemat devisa.
"Saya kira sudah tidak zamannya lagi yang sejak zaman VOC kita selalu mengirim, mengekspor bahan-bahan mentah yang nilai tambahnya dinikmati negara lain," tuturnya.
Di samping itu, transformasi ekonomi digital juga tidak luput dari perhatian pemerintah. Kata dia, Indonesia diperkirakan memiliki potensi ekonomi digital pada tahun 2025 sekitar USD 124 miliar.
"Kita juga telah memiliki 2.229 startup, kita memiliki 1 decacorn dan 8 unicorn, dan sudah ada 8,4 juta UMKM kita yang dalam lima tahun ini sudah masuk platform digital untuk menjual produknya, dan dipastikan data ini akan terus bertambah," katanya.
Kemudian Mantan Wali Kota Surakarta ini juga mengungkapkan bahwa pemerintah juga terus berupaya mewujudkan transformasi energi menuju energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya Indonesia memiliki potensi EBT sebesar 418 gigawatt. Baik itu berupa geothermal, angin, solar panel, biofuel, arus bawah laut, dan tenaga hidro.
“Dekarbonisasi sektor transportasi juga dimulai dengan pembangunan mass urban transport, pembangunan green industrial park terbesar di dunia di Kalimantan Utara juga sudah kita mulai,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda