Erick Thohir hingga Anies Baswedan Siap Hadiri Pidato Kebudayaan Zulkifli Hasan
Kamis, 27 Januari 2022 - 14:43 WIB
JAKARTA - Menjelang Pidato Kebangsaan dan Penganugerahan Zulhas Award 2022 yang akan dihelat Sabtu (29/1/2022), di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menegaskan bahwa narasi Islam moderat dalam politik kebangsaan merupakan sesuatu yang penting untuk terus digaungkan.
"Ini bukan hanya wacana kelompok agama, kaum intelektual atau akademisi saja. Diskursus Islam tengah harus menjadi arus utama dalam perbincangan publik Islam Indonesia. Jika kita gagal memahami sintesis agama dan negara, kita sudah lihat dampaknya yang multidimensional. Wacana ini harus menjadi perhatian tokoh politik, tokoh pers, hingga tokoh budaya," kata Wakil Ketua MPR RI itu. "Saya akan sampaikan ini dalam pidato kebudayaan nanti," katanya.
Direktur Eksekutif Amanat Institute, Fahd Pahdepie, yang merupakan penyelenggara acara menjelaskan bahwa acara tersebut akan dihadiri tokoh lintas bidang. "Para tokoh agama, tokoh politik, tokoh intelektual, sudah mengkonfirmasi akan hadir. Yang akan menyampaikan respons terhadap pidato kebudayaan Pak Zulhas adalah Pak Anies Baswedan, Pak Ridwan Kamil, Pak Erick Thohir, dan Ketum ICMI Prof Arief Satria. Doa dipimpin oleh Ustaz Adi Hidayat. Alhamdulillah semua telah mengkonfirmasi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menyampaikan apresiasinya atas langkah yang diambil Zulhas dengan pidato kebudayaan ini. "Saya kira ini terobosan yang luar biasa. Di tengah situasi bangsa hari ini, kita memang butuh sosok negarawan, mereka yang bukan hanya berpolitik semata berorientasi kekuasaan. Tetapi juga memberikan sumbangsih pemikirannya untuk bangsa dan negara ini ke depan," kata Yandri.
Menurut Waketum PAN itu, Zulhas telah membuktikan komitmennya mengawal Islam moderat. "Saya kira bukan hanya wacana, tapi sudah direalisasikan dalam kerja nyata. Bang Zul kalau ke daerah-daerah selalu meyakinkan kader PAN maupun masyarakat untuk menjaga moderasi. Negara tidak boleh dibenturkan dengan Islam. Ikuti langkah NU dan Muhammadiyah," katanya.
Baca juga: Ketum PAN Sebut Tidak Bisa Jadi Presiden karena Namanya Tidak Ada Huruf O
"Ini bukan hanya wacana kelompok agama, kaum intelektual atau akademisi saja. Diskursus Islam tengah harus menjadi arus utama dalam perbincangan publik Islam Indonesia. Jika kita gagal memahami sintesis agama dan negara, kita sudah lihat dampaknya yang multidimensional. Wacana ini harus menjadi perhatian tokoh politik, tokoh pers, hingga tokoh budaya," kata Wakil Ketua MPR RI itu. "Saya akan sampaikan ini dalam pidato kebudayaan nanti," katanya.
Direktur Eksekutif Amanat Institute, Fahd Pahdepie, yang merupakan penyelenggara acara menjelaskan bahwa acara tersebut akan dihadiri tokoh lintas bidang. "Para tokoh agama, tokoh politik, tokoh intelektual, sudah mengkonfirmasi akan hadir. Yang akan menyampaikan respons terhadap pidato kebudayaan Pak Zulhas adalah Pak Anies Baswedan, Pak Ridwan Kamil, Pak Erick Thohir, dan Ketum ICMI Prof Arief Satria. Doa dipimpin oleh Ustaz Adi Hidayat. Alhamdulillah semua telah mengkonfirmasi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menyampaikan apresiasinya atas langkah yang diambil Zulhas dengan pidato kebudayaan ini. "Saya kira ini terobosan yang luar biasa. Di tengah situasi bangsa hari ini, kita memang butuh sosok negarawan, mereka yang bukan hanya berpolitik semata berorientasi kekuasaan. Tetapi juga memberikan sumbangsih pemikirannya untuk bangsa dan negara ini ke depan," kata Yandri.
Menurut Waketum PAN itu, Zulhas telah membuktikan komitmennya mengawal Islam moderat. "Saya kira bukan hanya wacana, tapi sudah direalisasikan dalam kerja nyata. Bang Zul kalau ke daerah-daerah selalu meyakinkan kader PAN maupun masyarakat untuk menjaga moderasi. Negara tidak boleh dibenturkan dengan Islam. Ikuti langkah NU dan Muhammadiyah," katanya.
Baca juga: Ketum PAN Sebut Tidak Bisa Jadi Presiden karena Namanya Tidak Ada Huruf O
(abd)
tulis komentar anda