Satgas Covid-19 Kaji Penggunaan Gelang Chip untuk Pantau Pasien Karantina
Sabtu, 15 Januari 2022 - 15:44 WIB
JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 tengah menggodok kebijakan penggunaan gelang berisi chip untuk memonitor orang yang tengah dalam masa karantina . Hal itu untuk mencegah terjadinya kasus pasien karantina yang kabur.
Kepala Sub Bidang Tracing Satgas Penanganan Covid-19 Koesmedi Priharto mengatakan, pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun melanda dengan sejumlah permasalahan karantina, pihaknya sedang mengkaji adanya penggunaan gelang yang berisi chip untuk memonitor orang yang sedang melakukan karantina.
"Tentunya kita harus mulai berpikir yang tepat ya. Setelah dua tahun lebih kita menjalani semuanya, bahwa wabah itu kan kuncinya menemukan kasus secepatnya dan melakukan karantina, mencegah penularan ke mana-mana," kata Koesmedi dalam dialog MNC Trijaya, Sabtu (15/1/2022).
Di tengah pentingnya karantina untuk menekan laju penyebaran Covid, masih saja muncul permasalahan. Atas dasar itu, jajarannya tengah merancang sistem karantina termasuk rencana pemasangan gelang yang memiliki chip. "Nah, masalah karantina itu selalu menjadi masalah, apapun juga bentuknya ada di sana, bisa dari orangnya, bisa sanak saudaranya, bisa temannya, bisa keluarganya, semua menjadi masalah di tempat itu," jelasnya.
Saat ini pihaknya sedang mencari informasi terkait kajian penggunaan gelang yang terdapat chip untuk memonitor orang yang dikarantina. Dia melakukan hal itu agar karantina itu bisa diterima dengan nyaman.
“Kita pun petugas bisa memonitor semuanya dengan baik, ini yang harus kita ciptakan. Orang ini ada di mana, posisinya seperti apa, itu kan kita bisa lihat karena teknologi sangat memungkinkan saat ini. Kita sedang mencari informasi ke teman-teman kita hal-hal tersebut," imbuhnya.
Dia menyebut terjadi kelemahan pada aplikasi PeduliLindungi di handphone. Pengguna dapat meninggalkan handphone kemudian pergi. "Dia pergi ke mana-mana, kita enggak bisa monitor. Berbeda kalau chip dipasang di badan orang itu sendiri," ungkapnya.
Kepala Sub Bidang Tracing Satgas Penanganan Covid-19 Koesmedi Priharto mengatakan, pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun melanda dengan sejumlah permasalahan karantina, pihaknya sedang mengkaji adanya penggunaan gelang yang berisi chip untuk memonitor orang yang sedang melakukan karantina.
"Tentunya kita harus mulai berpikir yang tepat ya. Setelah dua tahun lebih kita menjalani semuanya, bahwa wabah itu kan kuncinya menemukan kasus secepatnya dan melakukan karantina, mencegah penularan ke mana-mana," kata Koesmedi dalam dialog MNC Trijaya, Sabtu (15/1/2022).
Di tengah pentingnya karantina untuk menekan laju penyebaran Covid, masih saja muncul permasalahan. Atas dasar itu, jajarannya tengah merancang sistem karantina termasuk rencana pemasangan gelang yang memiliki chip. "Nah, masalah karantina itu selalu menjadi masalah, apapun juga bentuknya ada di sana, bisa dari orangnya, bisa sanak saudaranya, bisa temannya, bisa keluarganya, semua menjadi masalah di tempat itu," jelasnya.
Saat ini pihaknya sedang mencari informasi terkait kajian penggunaan gelang yang terdapat chip untuk memonitor orang yang dikarantina. Dia melakukan hal itu agar karantina itu bisa diterima dengan nyaman.
“Kita pun petugas bisa memonitor semuanya dengan baik, ini yang harus kita ciptakan. Orang ini ada di mana, posisinya seperti apa, itu kan kita bisa lihat karena teknologi sangat memungkinkan saat ini. Kita sedang mencari informasi ke teman-teman kita hal-hal tersebut," imbuhnya.
Dia menyebut terjadi kelemahan pada aplikasi PeduliLindungi di handphone. Pengguna dapat meninggalkan handphone kemudian pergi. "Dia pergi ke mana-mana, kita enggak bisa monitor. Berbeda kalau chip dipasang di badan orang itu sendiri," ungkapnya.
(cip)
tulis komentar anda