RI-Australia Dinilai Perlu Bangun Manajemen Kebencanaan di Kawasan Pasifik
Sabtu, 15 Januari 2022 - 08:08 WIB
JAKARTA - Indonesia dinilai perlu membangun kerja sama dengan Australia di bidang manajemen kebencanaan terutama di Kawasan Pasifik. Hal ini disampaikan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko saat bertemu Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, di Gedung Bina Graha, Jakarta.
Menurut Panglima TNI periode tahun 2013-2015 itu, kerja sama di bidang manajemen kebencanaan perlu dikembangkan di kawasan Pasifik karena arus lalu lintas yang cukup kuat dan padat.
"Banyak kapal asing yang melintas di perairan ini dan kita ada di lintas laut yang setiap saat punya potensi bencana. Tapi sayangnya kerja sama di bidang ini belum sempat dilakukan," ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Moeldoko juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Australia atas bantuan di bidang pendidikan, penanganan stunting di Indonesia, dan bantuan kesehatan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
Hubungan bilateral Australia dengan Indonesia telah terjalin sejak awal kemerdekaan Indonesia dan semakin diperkuat oleh Kemitraan Strategis Komprehensif 2018.
Dalam bidang pertahanan, kedua negara telah melaksanakan Foreign and Defense Ministers’ Meeting (2+2 Dialogue) sejak tahun 2011. Dalam pertemuan ini, Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kedua negara membahas isu strategis, hubungan bilateral maupun perkembangan regional dan internasional.
"Saya sangat setuju dengan Kepala Staf Moeldoko terkait pentingnya manajemen kebencanaan di wilayah Pasifik," kata Duta Besar Penny Williams.
"Sebenarnya kita sudah punya kerangka kerja samanya melalui trilateral cooperation antara Australia, Indonesia dan negara-negara Pasifik. Jadi kita hanya perlu menemukan cara untuk mewujudkannya," tambahnya.
Sebagai informasi, pada September tahun lalu, Australia dan Indonesia menunjukkan komitmen konkret untuk berkolaborasi di kawasan Pasifik melalui penandatanganan MoU mengenai kerja sama trilateral Indonesia dan Australia dengan negara-negara Pasifik oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Australia.
MoU kerja sama trilateral tersebut ditandatangani untuk dijadikan platform yang mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi dan manusia di kawasan Indo-Pasifik.
Menurut Panglima TNI periode tahun 2013-2015 itu, kerja sama di bidang manajemen kebencanaan perlu dikembangkan di kawasan Pasifik karena arus lalu lintas yang cukup kuat dan padat.
"Banyak kapal asing yang melintas di perairan ini dan kita ada di lintas laut yang setiap saat punya potensi bencana. Tapi sayangnya kerja sama di bidang ini belum sempat dilakukan," ucapnya.
Dalam pertemuan tersebut, Moeldoko juga menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Australia atas bantuan di bidang pendidikan, penanganan stunting di Indonesia, dan bantuan kesehatan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
Hubungan bilateral Australia dengan Indonesia telah terjalin sejak awal kemerdekaan Indonesia dan semakin diperkuat oleh Kemitraan Strategis Komprehensif 2018.
Dalam bidang pertahanan, kedua negara telah melaksanakan Foreign and Defense Ministers’ Meeting (2+2 Dialogue) sejak tahun 2011. Dalam pertemuan ini, Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan kedua negara membahas isu strategis, hubungan bilateral maupun perkembangan regional dan internasional.
"Saya sangat setuju dengan Kepala Staf Moeldoko terkait pentingnya manajemen kebencanaan di wilayah Pasifik," kata Duta Besar Penny Williams.
"Sebenarnya kita sudah punya kerangka kerja samanya melalui trilateral cooperation antara Australia, Indonesia dan negara-negara Pasifik. Jadi kita hanya perlu menemukan cara untuk mewujudkannya," tambahnya.
Sebagai informasi, pada September tahun lalu, Australia dan Indonesia menunjukkan komitmen konkret untuk berkolaborasi di kawasan Pasifik melalui penandatanganan MoU mengenai kerja sama trilateral Indonesia dan Australia dengan negara-negara Pasifik oleh Menteri Luar Negeri Indonesia dan Menteri Luar Negeri Australia.
MoU kerja sama trilateral tersebut ditandatangani untuk dijadikan platform yang mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi dan manusia di kawasan Indo-Pasifik.
(maf)
tulis komentar anda