Artificial Intelligence Dinilai Akan Tentukan Masa Depan Dunia
Jum'at, 14 Januari 2022 - 20:09 WIB
JAKARTA - Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam kehidupan sehari-hari kini semakin meningkat. AI dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengerjakan berbagai tugas dan memecahkan masalah.
Hal ini dikatakan Hammam dalam Special Public Lecture yang diselenggarakan oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dengan tema Artificial Intelligence and Machine Learning for Higher Education, Kamis 13 Januari 2022, secara virtual.
"Siapa yang memimpin bidang AI pada tahun 2030, akan memimpin dunia hingga pada 2100," kata Hammam dalam keterangannya, Jumat (14/1/2022).
Selain Hammam, hadir sebagai narasumber adalah Dosen Ilmu Komputer & Keamanan Siber University of South Carolina Aiken Houssain Kettani; Wakil Rektor Bidang Akademik, Penelitian & Pengembangan, serta Kemajuan Digital UICI Jaswar Koto; dan Dekan Malaysia-Japan International Institute, Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Prof Ali Selamat.
Pada kesempatan itu, Hammam menyampaikan, banyak negara saat ini telah membangun rencana strategis implementasi AI. Pengembangan AI sendiri saat ini masih dikuasai oleh Amerika Serikat.
Namun, perlahan hal itu akan disusul oleh China yang menjadikan AI sebagai prioritas negara pada tahun 2030.
Untuk Indonesia sendiri, Hammam menjelaskan BRIN-BPPT pada 2020 telah meluncurkan strategi nasional AI bersama 11 institusi litbang dan pemerintah, 11 perguruan tinggi, 6 komunitas, dan 9 industri.
"Kita fokus kepada 4 wilayah, yaitu etika dan kajian kebijakan AI, Infastruktur dan Data AI, Pengembangan talenta AI, dan Riset dan Inovasi industry AI. Ini adalah fondasi dasar pemanfaatan AI menuju terwujudnya visi Indonesia Emas 2045," jelas Hammam.
Hal ini dikatakan Hammam dalam Special Public Lecture yang diselenggarakan oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dengan tema Artificial Intelligence and Machine Learning for Higher Education, Kamis 13 Januari 2022, secara virtual.
"Siapa yang memimpin bidang AI pada tahun 2030, akan memimpin dunia hingga pada 2100," kata Hammam dalam keterangannya, Jumat (14/1/2022).
Selain Hammam, hadir sebagai narasumber adalah Dosen Ilmu Komputer & Keamanan Siber University of South Carolina Aiken Houssain Kettani; Wakil Rektor Bidang Akademik, Penelitian & Pengembangan, serta Kemajuan Digital UICI Jaswar Koto; dan Dekan Malaysia-Japan International Institute, Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Prof Ali Selamat.
Pada kesempatan itu, Hammam menyampaikan, banyak negara saat ini telah membangun rencana strategis implementasi AI. Pengembangan AI sendiri saat ini masih dikuasai oleh Amerika Serikat.
Namun, perlahan hal itu akan disusul oleh China yang menjadikan AI sebagai prioritas negara pada tahun 2030.
Untuk Indonesia sendiri, Hammam menjelaskan BRIN-BPPT pada 2020 telah meluncurkan strategi nasional AI bersama 11 institusi litbang dan pemerintah, 11 perguruan tinggi, 6 komunitas, dan 9 industri.
"Kita fokus kepada 4 wilayah, yaitu etika dan kajian kebijakan AI, Infastruktur dan Data AI, Pengembangan talenta AI, dan Riset dan Inovasi industry AI. Ini adalah fondasi dasar pemanfaatan AI menuju terwujudnya visi Indonesia Emas 2045," jelas Hammam.
Lihat Juga :
tulis komentar anda