Kunjungi PBNU, Dubes Bosnia Sebut Gus Yahya sebagai Saudara
Selasa, 11 Januari 2022 - 17:24 WIB
JAKARTA - Duta Besar (Dubes) Bosnia Herzegovina Mehmed Halilović mengunjungi Kantor PBNU , Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Selasa (11/1/2022) pagi. Dubes Bosnia menyebut Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf sebagai saudara.
Tiba di pintu ruangannya, kiai yang akrab disapa Gus Yahya langsung menyapa Mehmed Halilović dengan salam. Keduanya berjabat tangan dan langsung duduk di kursi.
Pada kesempatan awal, Dubes Bosnia menanyakan nama Gus Yahya guna memastikan agar informasi yang ia terima tidak salah. "Nama saya Yahya Cholil Staquf," kata Gus Yahya dikutip dalam laman resmi NU Online, Selasa (11/1/2022).
"Wah, sepertinya kita bersaudara. Saya Mehmed Halilović," kata Mehmed yang disambut tawa bersama. "Mungkin ada silsilah yang bertemu," ucap Gus Yahya.
Dubes Halil turut menawari Gus Yahya berkunjung ke Bosnia. Dia meyakinkan bahwa negaranya sudah tidak ada Covid-19. Nantinya ketika Gus Yahya tiba di Bosnia, tidak ada karantina dan sudah bebas masker. Bahkan Dubes Halil meminta secara khusus datang di bulan Ramadhan.
"Tinggal dijadwalkan saja. Ramadhan di sana sangat indah," kata Halilović.
Selain itu, Dubes Halil mengapresiasi Indonesia atas adanya Masjid Istiqlal yang dibangun berdampingan dengan Gereja Katedral. Hal ini menggambarkan bentuk moderatisme yang kuat di Indonesia.
Baca juga: Soal Gerakan Hidupkan Kembali Gus Dur, Begini Penjelasan Ketum PBNU Gus Yahya
Selanjutnya, Dubes Halil juga menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026. Sekaligus menyampaikan rasa terima kasihnya kepada NU yang telah membuat program khusus untuk negaranya di sana. Ia berharap kerja sama dengan NU dapat terus ditingkatkan.
"Terima kasih saya ucapkan kepada Pak Cholil (Gus Yahya). Saya berharap beliau senantiasa diliputi kebaikan, terlebih dalam posisinya sebagai Ketum PBNU saat ini," tutur Halilović.
Gus Yahya menegaskan bahwa Bosnia Herzegovina merupakan negara yang paling kuat dalam menyuarakan kehidupan yang damai. "Kalau bicara tentang tatanan yang lebih memungkinkan masyarakat hidup berdampingan secara damai, paling kuat menyuarakan itu antara lain adalah Bosnia," kata Gus Yahya.
Tiba di pintu ruangannya, kiai yang akrab disapa Gus Yahya langsung menyapa Mehmed Halilović dengan salam. Keduanya berjabat tangan dan langsung duduk di kursi.
Pada kesempatan awal, Dubes Bosnia menanyakan nama Gus Yahya guna memastikan agar informasi yang ia terima tidak salah. "Nama saya Yahya Cholil Staquf," kata Gus Yahya dikutip dalam laman resmi NU Online, Selasa (11/1/2022).
"Wah, sepertinya kita bersaudara. Saya Mehmed Halilović," kata Mehmed yang disambut tawa bersama. "Mungkin ada silsilah yang bertemu," ucap Gus Yahya.
Dubes Halil turut menawari Gus Yahya berkunjung ke Bosnia. Dia meyakinkan bahwa negaranya sudah tidak ada Covid-19. Nantinya ketika Gus Yahya tiba di Bosnia, tidak ada karantina dan sudah bebas masker. Bahkan Dubes Halil meminta secara khusus datang di bulan Ramadhan.
"Tinggal dijadwalkan saja. Ramadhan di sana sangat indah," kata Halilović.
Selain itu, Dubes Halil mengapresiasi Indonesia atas adanya Masjid Istiqlal yang dibangun berdampingan dengan Gereja Katedral. Hal ini menggambarkan bentuk moderatisme yang kuat di Indonesia.
Baca juga: Soal Gerakan Hidupkan Kembali Gus Dur, Begini Penjelasan Ketum PBNU Gus Yahya
Selanjutnya, Dubes Halil juga menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU 2021-2026. Sekaligus menyampaikan rasa terima kasihnya kepada NU yang telah membuat program khusus untuk negaranya di sana. Ia berharap kerja sama dengan NU dapat terus ditingkatkan.
"Terima kasih saya ucapkan kepada Pak Cholil (Gus Yahya). Saya berharap beliau senantiasa diliputi kebaikan, terlebih dalam posisinya sebagai Ketum PBNU saat ini," tutur Halilović.
Gus Yahya menegaskan bahwa Bosnia Herzegovina merupakan negara yang paling kuat dalam menyuarakan kehidupan yang damai. "Kalau bicara tentang tatanan yang lebih memungkinkan masyarakat hidup berdampingan secara damai, paling kuat menyuarakan itu antara lain adalah Bosnia," kata Gus Yahya.
(abd)
tulis komentar anda