Korpri Sebut Pelatihan Komcad untuk ASN Selama 3 Bulan Kelamaan
Rabu, 05 Januari 2022 - 16:51 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Korpri Zudan Arif Fakrulloh meminta agar program Komponen Cadangan (Komcad) untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) digelar setiap akhir pekan. Selain itu, ASN yang akan mengikuti program tersebut diharapkan hanya terlibat dalam ancaman non-konvensional.
Hal tersebut menanggapi usulan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo yang mewajibkan para ASN untuk terlibat dalam program Komcad sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pertahanan negara.
Zudan menyarankan agar program Komcad bagi ASN desain pelatihannya tidak perlu terlalu lama. "Justru itu yang sebaiknya harus disesuaikan. Desain pelatihannya jangan 3 bulan di asrama, kelamaan," ujar Zudan kepada wartawan, Rabu (5/1/2022).
Menurut Zudan program Komcad untuk ASN dapat dilaksanakan pada akhir pekan. Di hari biasa, para ASN dapat kembali bekerja seperti biasanya. "Jadi, pelatihannya, Jumat, Sabtu, dan Minggu, setelah itu kembali ke kantor. Nanti Jumat, Sabtu, dan Minggu lagi latihan, kembali ke kantor lagi," kata Zudan.
Selain itu, kata Zudan, tempat latihan komcad juga harus dekat dengan kantor para ASN. Hal ini memudahkan para ASN dan dianggap lebih efesien. "Tentu ini pelatihannya harus dicarikan lokasi-lokasi yang dekat dengan tempat bekerjanya atau pelatihannya dilakukan secara daring, tidak mengganggu jam kantor. Sore dari jam 4 sore sampai jam 6 sore misalnya setiap hari. Atau pagi, jam 7 pagi sampai jam 9 pagi," kata Zudan.
Sebelumnya, Zudan mengatakan alasannya ASN difokuskan untuk ancaman non-konvensional karena menurutnya saat ini kemungkinan kecil muncul adanya invasi militer atau bahkan serangan militer.
"Jadi, kita harus berpikir bahwa komponen cadangan ataupun bela negara tidak diarahkan untuk ancaman konvensional seperti halnya agresi militer, perang militer, tetapi harus diarahkan kepada ancaman non-konvensional," katanya.
Zudan mencontohkan ancaman non-konvensional seperti narkoba, radikalisme, konflik sara, hoaks, serangan sistem siber. Lalu perang terhadap kemiskinan, dan perang terhadap kebodohan yang ada di masyarakat. "Kita sama-sama harus memerangi kebodohan untuk mencerdaskan bangsa, dan yang sangat penting adalah bagaimana kita memerangi korupsi dan memerangi sifat-sifat dalam pelayanan publik yang buruk," kata Zudan.
Hal tersebut menanggapi usulan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo yang mewajibkan para ASN untuk terlibat dalam program Komcad sebagai bentuk dukungan terhadap upaya pertahanan negara.
Zudan menyarankan agar program Komcad bagi ASN desain pelatihannya tidak perlu terlalu lama. "Justru itu yang sebaiknya harus disesuaikan. Desain pelatihannya jangan 3 bulan di asrama, kelamaan," ujar Zudan kepada wartawan, Rabu (5/1/2022).
Baca Juga
Menurut Zudan program Komcad untuk ASN dapat dilaksanakan pada akhir pekan. Di hari biasa, para ASN dapat kembali bekerja seperti biasanya. "Jadi, pelatihannya, Jumat, Sabtu, dan Minggu, setelah itu kembali ke kantor. Nanti Jumat, Sabtu, dan Minggu lagi latihan, kembali ke kantor lagi," kata Zudan.
Selain itu, kata Zudan, tempat latihan komcad juga harus dekat dengan kantor para ASN. Hal ini memudahkan para ASN dan dianggap lebih efesien. "Tentu ini pelatihannya harus dicarikan lokasi-lokasi yang dekat dengan tempat bekerjanya atau pelatihannya dilakukan secara daring, tidak mengganggu jam kantor. Sore dari jam 4 sore sampai jam 6 sore misalnya setiap hari. Atau pagi, jam 7 pagi sampai jam 9 pagi," kata Zudan.
Baca Juga
Sebelumnya, Zudan mengatakan alasannya ASN difokuskan untuk ancaman non-konvensional karena menurutnya saat ini kemungkinan kecil muncul adanya invasi militer atau bahkan serangan militer.
"Jadi, kita harus berpikir bahwa komponen cadangan ataupun bela negara tidak diarahkan untuk ancaman konvensional seperti halnya agresi militer, perang militer, tetapi harus diarahkan kepada ancaman non-konvensional," katanya.
Zudan mencontohkan ancaman non-konvensional seperti narkoba, radikalisme, konflik sara, hoaks, serangan sistem siber. Lalu perang terhadap kemiskinan, dan perang terhadap kebodohan yang ada di masyarakat. "Kita sama-sama harus memerangi kebodohan untuk mencerdaskan bangsa, dan yang sangat penting adalah bagaimana kita memerangi korupsi dan memerangi sifat-sifat dalam pelayanan publik yang buruk," kata Zudan.
(cip)
tulis komentar anda