PDIP Diminta Kawal Ketat Pemerintahan Jokowi
Selasa, 09 Juni 2020 - 15:44 WIB
JAKARTA - Sekjen Transparency International Indonesia (TII) Danang Widoyoko menyarankan kepada PDI Perjuangan untuk mengawal ketat pemerintahan Jokowi agar terus membuat capaian-capaian di pemerintahan periode 2019-2024. Hal itu dipaparkan Danang saat didaulat menjadi pembicara diskusi webinar Bulan Bung Karno bertajuk Pancasila dan Keadilan Sosial yang dilaksanakan DPP PDI Perjuangan, Selasa (9/6/2020).
Danang menuturkan, sebenarnya banyak capaian yang sudah diraih pemerintahan Jokowi pada periode pertama. Sebut saja, pelayanan BBM 1 harga, pembangunan listrik 35.000 MW, hingga pembangunan tol yang tak selesai sejak era Soeharto; menjadi sebagian cerita sukses pemerintahan itu. (Baca juga: Peringati Bulan Bung Karno, PDIP Ajak Masyarakat Ikuti Lomba Ngevlog)
Namun, Danang melihat ada kondisi yang menggantung di pemerintahan Jokowi sekarang ini. Dia lalu mengomparasikan dengan kondisi di India dalam menghadapi virus Corona atau Covid-19. Menurut dia, di India saat ini, sedang terjadi model pendekatan bernegara. Satu model Gujarat yang bertumpu pada kapitalisme dan pertumbuhan ekonomi.
Di sisi ini, ekonomi bergerak naik tinggi, namun tidak sejalan dengan indeks pembangunan manusianya. Angka penderita Corona-nya juga sangat besar. Kondisi Gujarat itu berbeda dengan Kerala yang memang tidak memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, namun baik di angka indeks pembangunan manusia. Penderita Covid-19 dan angka kematiannya juga sangat rendah. Kerala kini banyak dipuji. (Baca juga: Hari Lahir Bung Karno, PDIP Ingatkan Pentingnya Kuasai Iptek dan Kembangkan Riset)
Sementara, Indonesia saat ini, model kebijakan yang diambil justru kabur. Di satu sisi ada kesan pemerintahan mendorong kapitalisme negara lewat peran BUMN. Namun itu semua terjadi di tengah krisis kesehatan. "Nah karena saya ini berbicara di depan kader-kader PDIP, saya kira ini menjadi forum yang tepat, bersama-sama mengingatkan pemerintah," kata Danang.
Lebih lanjut, Danang mengatakan indikatornya sederhana. Publik bisa menghitung sendiri sejauh mana Presiden Jokowi lebih sering mengunjungi proyek jalan tol dan pembangunan infrastruktur, dibanding mengunjungi rumah sakit atau sekolah. "Apakah Pak Jokowi lebih banyak melihat pabrik atau melihat universitas? Saya kira tentu rekan-rekan PDIP yang bisa menjawab sendiri kira-kira arahnya kemana," kata dia.
Dia khawatir, bila PDIP tak mengontrol terus pemerintahan maka capaian yang membaik di periode pertama justru bisa memburuk di periode kedua. "Terutama dari sisi indikator kesehatan," imbuhnya.
Webinar itu sendiri dilaksanakan secara virtual dengan peserta adalah wartawan dan ratusan pengurus partai tingkat kabupaten/kota. Sejumlah kader PDIP di daerah sempat menanggapi lontaran Danang. Kader dari DKI Jakarta, Harianja, menilai model Gujarat dan India tak bisa dijadikan model yang tepat untuk melihat kondisi Indonesia. "Kerala dan Gujarat itu juga tak apple to apple. Masing-masing berkembang sesuai potensi wilayahnya. Kerala seperti itu karena memang wilayahnya di pesisir pantai," kata Harianja.
Danang menuturkan, sebenarnya banyak capaian yang sudah diraih pemerintahan Jokowi pada periode pertama. Sebut saja, pelayanan BBM 1 harga, pembangunan listrik 35.000 MW, hingga pembangunan tol yang tak selesai sejak era Soeharto; menjadi sebagian cerita sukses pemerintahan itu. (Baca juga: Peringati Bulan Bung Karno, PDIP Ajak Masyarakat Ikuti Lomba Ngevlog)
Namun, Danang melihat ada kondisi yang menggantung di pemerintahan Jokowi sekarang ini. Dia lalu mengomparasikan dengan kondisi di India dalam menghadapi virus Corona atau Covid-19. Menurut dia, di India saat ini, sedang terjadi model pendekatan bernegara. Satu model Gujarat yang bertumpu pada kapitalisme dan pertumbuhan ekonomi.
Di sisi ini, ekonomi bergerak naik tinggi, namun tidak sejalan dengan indeks pembangunan manusianya. Angka penderita Corona-nya juga sangat besar. Kondisi Gujarat itu berbeda dengan Kerala yang memang tidak memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, namun baik di angka indeks pembangunan manusia. Penderita Covid-19 dan angka kematiannya juga sangat rendah. Kerala kini banyak dipuji. (Baca juga: Hari Lahir Bung Karno, PDIP Ingatkan Pentingnya Kuasai Iptek dan Kembangkan Riset)
Sementara, Indonesia saat ini, model kebijakan yang diambil justru kabur. Di satu sisi ada kesan pemerintahan mendorong kapitalisme negara lewat peran BUMN. Namun itu semua terjadi di tengah krisis kesehatan. "Nah karena saya ini berbicara di depan kader-kader PDIP, saya kira ini menjadi forum yang tepat, bersama-sama mengingatkan pemerintah," kata Danang.
Lebih lanjut, Danang mengatakan indikatornya sederhana. Publik bisa menghitung sendiri sejauh mana Presiden Jokowi lebih sering mengunjungi proyek jalan tol dan pembangunan infrastruktur, dibanding mengunjungi rumah sakit atau sekolah. "Apakah Pak Jokowi lebih banyak melihat pabrik atau melihat universitas? Saya kira tentu rekan-rekan PDIP yang bisa menjawab sendiri kira-kira arahnya kemana," kata dia.
Dia khawatir, bila PDIP tak mengontrol terus pemerintahan maka capaian yang membaik di periode pertama justru bisa memburuk di periode kedua. "Terutama dari sisi indikator kesehatan," imbuhnya.
Webinar itu sendiri dilaksanakan secara virtual dengan peserta adalah wartawan dan ratusan pengurus partai tingkat kabupaten/kota. Sejumlah kader PDIP di daerah sempat menanggapi lontaran Danang. Kader dari DKI Jakarta, Harianja, menilai model Gujarat dan India tak bisa dijadikan model yang tepat untuk melihat kondisi Indonesia. "Kerala dan Gujarat itu juga tak apple to apple. Masing-masing berkembang sesuai potensi wilayahnya. Kerala seperti itu karena memang wilayahnya di pesisir pantai," kata Harianja.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda