Dijuluki Menteri Segala Urusan, Luhut: Saya Coba Selesaikan Masalah Secara Holistik
Rabu, 22 Desember 2021 - 23:54 WIB
JAKARTA - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan meminta Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) dapat mengambil bagian menjadi agen penggerak ekonomi selama masa dan pasca pandemi Covid-19. Luhut berharap GAMKI ikut mengambil bagian dalam memajukan bangsa Indonesia ke depan.
Hal itu diungkapkan saat menghadiri Konsolidasi Nasional dan Refleksi Akhir Tahun 2021 yang diselenggarakan DPP GAMKI secara daring beberapa waktu lalu seperti rilis resmi yang diterima Rabu (22/12/2021). Baca juga: Kesulitan Bangun Industri di Kalimantan, Menko Luhut: Bagai Telur dan Ayam
Dalam acara ini, DPP GAMKI mengusung tema 'Peran dan Inovasi Generasi Muda Dalam Percepatan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. "Saya berharap GAMKI menjadi agent of change atau sebagai teladan, inovator, pelopor, motivator, dan dinamisator bagi sesama anak bangsa hingga pada gilirannya mampu menjadi pengungkit bagi kemajuan negara Indonesia yang bermartabat," ujar Menko Luhut.
"Dan saya minta kalian menjadi anak-anak muda yang berkarakter. Untuk itu saya meminta agar karakter itu ada di Anda semua," sambungnya.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan penyebaran Covid-19. Kendati demikian, lanjutnya, pemerintah tetap membutuhkan kehati-hatian dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Selain itu, Menko Luhut menuturkan bahwa dalam penerapan PPKM berlevel, pemerintah selalu memonitor dengan menggunakan bukti data empiris beberapa metode pemodelan analisis statistik. Menurutnya, pemodelan ini menjadi salah satu bagian penting dari proses analisis data yang akurat.
"Berbasiskan ini tadi, kami semua secara ilmiah. Kalau ada yang kritik saya dulu, saya bukan epidemiolog, bukan hanya epidemiologi juga yang menyelesaikan ini. Itulah yang membuat orang salah," tuturnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dalam menyelesaikan segala sesuatu dibutuhkan kolaborasi dalam bentuk kerja sama, interaksi, dan kompromi dengan seluruh pihak. "Buat kalian yang muda-muda, menyelesaikan suatu masalah itu harus holistik, terintegrasi, tidak bisa sendiri-sendiri. Itu sebabnya berpuluh-puluh tahun negeri kita ini berputar-putar karena merasa kalau dia menteri bisa menyelesaikan ini sendiri. Tidak bisa. Itu yang membuat kita salah," jelas dia.
Lebih lanjut, dia mengaku kerap melibatkan Kementerian/Lembaga lainnya jika dirinya mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya mencoba menyelesaikan secara holistik. Artinya, pasti melibatkan berbagai Kementerian/Lembaga. Dan itu mungkin sebabnya orang mengatakan 'Luhut itu menteri segala urusan'. Sebenarnya tidak. Itu adalah orang yang tidak paham, orang yang tidak mengerti manajemen bagaimana mengatasi masalah," kata Luhut.
Hal itu diungkapkan saat menghadiri Konsolidasi Nasional dan Refleksi Akhir Tahun 2021 yang diselenggarakan DPP GAMKI secara daring beberapa waktu lalu seperti rilis resmi yang diterima Rabu (22/12/2021). Baca juga: Kesulitan Bangun Industri di Kalimantan, Menko Luhut: Bagai Telur dan Ayam
Dalam acara ini, DPP GAMKI mengusung tema 'Peran dan Inovasi Generasi Muda Dalam Percepatan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. "Saya berharap GAMKI menjadi agent of change atau sebagai teladan, inovator, pelopor, motivator, dan dinamisator bagi sesama anak bangsa hingga pada gilirannya mampu menjadi pengungkit bagi kemajuan negara Indonesia yang bermartabat," ujar Menko Luhut.
"Dan saya minta kalian menjadi anak-anak muda yang berkarakter. Untuk itu saya meminta agar karakter itu ada di Anda semua," sambungnya.
Pada kesempatan itu, dia menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan penyebaran Covid-19. Kendati demikian, lanjutnya, pemerintah tetap membutuhkan kehati-hatian dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Selain itu, Menko Luhut menuturkan bahwa dalam penerapan PPKM berlevel, pemerintah selalu memonitor dengan menggunakan bukti data empiris beberapa metode pemodelan analisis statistik. Menurutnya, pemodelan ini menjadi salah satu bagian penting dari proses analisis data yang akurat.
"Berbasiskan ini tadi, kami semua secara ilmiah. Kalau ada yang kritik saya dulu, saya bukan epidemiolog, bukan hanya epidemiologi juga yang menyelesaikan ini. Itulah yang membuat orang salah," tuturnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, dalam menyelesaikan segala sesuatu dibutuhkan kolaborasi dalam bentuk kerja sama, interaksi, dan kompromi dengan seluruh pihak. "Buat kalian yang muda-muda, menyelesaikan suatu masalah itu harus holistik, terintegrasi, tidak bisa sendiri-sendiri. Itu sebabnya berpuluh-puluh tahun negeri kita ini berputar-putar karena merasa kalau dia menteri bisa menyelesaikan ini sendiri. Tidak bisa. Itu yang membuat kita salah," jelas dia.
Lebih lanjut, dia mengaku kerap melibatkan Kementerian/Lembaga lainnya jika dirinya mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Saya mencoba menyelesaikan secara holistik. Artinya, pasti melibatkan berbagai Kementerian/Lembaga. Dan itu mungkin sebabnya orang mengatakan 'Luhut itu menteri segala urusan'. Sebenarnya tidak. Itu adalah orang yang tidak paham, orang yang tidak mengerti manajemen bagaimana mengatasi masalah," kata Luhut.
Lihat Juga :
tulis komentar anda