Libur Nataru Sebentar Lagi, Epidemiolog: Pandemi Belum Usai
Rabu, 15 Desember 2021 - 22:06 WIB
Mural lawan Covid-19. Foto/Dok.SINDOnews
JAKARTA - Libur Natal dan Tahun Baru ( Nataru ) sebentar lagi. Sementara itu, pandemi Covid-19 belum usai. Maka itu, masyarakat perlu terus mewaspadai penularan virus Covid-19, apalagi saat ini muncul varian Omicron .
“Terutama terkait dengan apa yang dialami Eropa, Afrika, bahkan beberapa negara Asia, krisis belum selesai. Ini yang harus diwaspadai. Pandemi belum usai,” kata Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, Rabu (15/12/2021).
Dicky mengingatkan situasi bisa memburuk jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan. Belum dalam fase terkendali yang masuk kategori level satu atau dua Badan Kesehatan Dunia atau WHO. "Artinya masih rawan,” katanya.
Menurut Dicky, idealnya masyarakat tidak bepergian keluar kota saat periode libur Nataru, walaupun PPKM Level 3 batal diterapkan di seluruh Indonesia. Dia berpendapat, pengetatan dan pembatasan mobilitas diperlukan dalam upaya mitigasi.
“Pembatasan dalam artian bahwa kriteria orang bisa ada di satu wilayah di destinasi wisata itu memastikan bahwa itu tidak membawa virus atau kecil kemungkinannya, kriteria ini yang harus diperketat,” imbuhnya.
Selain itu, Dicky menambahkan, masyarakat yang bepergian harus sudah divaksinasi dosis penuh. “Tidak ada kasus kontak, tidak bergejala, dan rapid tes antigennya juga negatif ketika dia menggunakan pesawat atau melakukan satu pertemuan atau perjalanan yang cukup jauh,” pungkasnya.
“Terutama terkait dengan apa yang dialami Eropa, Afrika, bahkan beberapa negara Asia, krisis belum selesai. Ini yang harus diwaspadai. Pandemi belum usai,” kata Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, Rabu (15/12/2021).
Dicky mengingatkan situasi bisa memburuk jika masyarakat mengabaikan protokol kesehatan. Belum dalam fase terkendali yang masuk kategori level satu atau dua Badan Kesehatan Dunia atau WHO. "Artinya masih rawan,” katanya.
Menurut Dicky, idealnya masyarakat tidak bepergian keluar kota saat periode libur Nataru, walaupun PPKM Level 3 batal diterapkan di seluruh Indonesia. Dia berpendapat, pengetatan dan pembatasan mobilitas diperlukan dalam upaya mitigasi.
“Pembatasan dalam artian bahwa kriteria orang bisa ada di satu wilayah di destinasi wisata itu memastikan bahwa itu tidak membawa virus atau kecil kemungkinannya, kriteria ini yang harus diperketat,” imbuhnya.
Selain itu, Dicky menambahkan, masyarakat yang bepergian harus sudah divaksinasi dosis penuh. “Tidak ada kasus kontak, tidak bergejala, dan rapid tes antigennya juga negatif ketika dia menggunakan pesawat atau melakukan satu pertemuan atau perjalanan yang cukup jauh,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda