Ibunda Anas Urbaningrum Restui Partai Kebangkitan Nusantara

Senin, 13 Desember 2021 - 20:45 WIB
Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika langsung sungkem kepada ibunda Anas Urbaningrum, Hj Sriati. Foto/Solichan Arif
BLITAR - Rumah Hj Sriati, ibunda mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Jawa Timur menjadi tempat perayaan Hari Nusantara yang jatuh setiap 13 Desember. Usai berorasi politik dalam rangka peringatan Hari Nusantara, Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Gede Pasek Suardika langsung sungkem kepada ibunda Anas Urbaningrum.

Gede Pasek meminta restu atas berdirinya PKN. “Sungkem adalah tradisi nusantara. Kalau kita ingin sukses harus hormat dan bakti kepada orang yang disepuhkan. Ngalab berkah,” ujar Gede Pasek kepada wartawan Senin (13/12/2021).

Peringatan Hari Nusantara diprakarsai oleh Deklarasi Juanda atau juga terkenal dengan Deklarasi Kemerdekaan Indonesia kedua yang berlangsung pada 13 Desember 1957. Gede Pasek mengambil momentum itu untuk mengampanyekan partainya yang juga mengambil nama nusantara.





Pasek yang mengenakan baju PKN langsung membungkukkan badan. Politisi yang terkenal sebagai loyalis Anas Urbaningrum itu mencium tangan Hj Sriati. Ibunda Anas Urbaningrum duduk di atas kursi tamu baju gamis putih dipadu kerudung merah. Hj Sriati lantas mengalungkan selembar kain merah putih berlogo garuda PKN pada leher Gede Pasek. “Orang yang sangat sedih anaknya diperlakukan tidak adil adalah ibunda mas Anas. Saya sangat yakin doa orang teraniaya pasti manjur,” kata Gede Pasek.

Selain Gede Pasek, Sekertaris Jendral PKN Sri Mulyono dan Bendahara Umum PKN Mirwan Amir juga melakukan sungkem yang sama. Keduanya juga menerima kalungan kain merah putih bergambar logo garuda PKN.

Rombongan Gede Pasek tiba di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat sore hari. Sekitar seratus lebih para kader PKN dari berbagai daerah langsung menyambut. Semuanya mengenakan kostum PKN berlogo garuda.

Di kediaman orang tua Anas, kehadiran mereka diterima oleh Anna Luthfie, adik kandung Anas Urbaningrum yang mewakili keluarga. Sebelum ke Blitar, rombongan lebih dulu mampir ke Sidoarjo dan Mojokerto. Mereka menapaktilasi jejak Kerajaan Majapahit.

Di Blitar, selain di kediaman orang tua Anas Urbaningrum, rombongan juga mengunjungi Candi Simping Kademangan yang merupakan tempat pendarmaan abu jenazah Raja Pertama Majapahit Raden Wijaya. “Di Blitar, setelah ini kami ke Candi Simping,” kata Pasek.

Dalam orasi politiknya Gede Pasek juga menyinggung Anas Urbaningrum. Ia menyebut Anas putra Blitar seperti Putra Fajar Nusantara yang dimatikan karir politiknya, tapi tidak bisa mati. Alat bukti yang dipakai menjerat Anas dalam dakwaan korupsi, kata dia, sangat sumir dan lemah. Pasek optimis matahari kebenaran akan terbit dan kebenaran akan menang. “Saya yakin hukum karma akan berjalan,” tegas Pasek.

Soal PKN, Pasek mengatakan hari ini Nusantara dalam keadaan belum bangkit. Hal itu disebabkan hilangnya spirit kenusantaraan yang berakibat lenyapnya jati diri bangsa. Pasek menilai sudah saatnya Nusantara atau Indonesia bangkit. Nusantara yang bersatu dalam persahabatan (Mitreka Satata) seperti sesanti Majapahit. “Itu alasan kenapa PKN harus ada,” kata Pasek.

Seperti diketahui, peringatan Hari Nusantara di kediaman ibunda Anas Urbaningrum juga dihadiri Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso. Rahmat juga memberi sambutan yang intinya mendorong para kader PKN untuk tetap bersemangat. Sementara itu dari Blitar, rombongan Gede Pasek langsung meluncur ke Yogyakarta untuk bersilaturahmi ke rumah istri Anas Urbaningrum merupakan keluarga Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More