KASUM Desak Kapolri dan Jaksa Agung Tuntaskan Kasus Munir

Rabu, 08 Desember 2021 - 14:47 WIB
KASUM mendesak Kapolri Listyo Sigit dan Jaksa Agung ST Burhanuddin menuntaskan kasus pembunuhan Munir. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Komite Aksi Solidaritas Untuk Munir (KASUM) mendesak penyelesaian pengungkapan kasus pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir. Ketua KASUM Usman Hamid memaparkan ada tiga peluang hukum yang dapat dilakukan dakam kasus Munir . Pertama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim investigasi yang baru untuk penyelidikan bukti-bukti lama.

“Kapolri membentuk tim investigasi yang baru untuk penyelidikan bukti-bukti lama diolah menjadi bukti terbaru didalami kembali memeriksa saksi-saksi yang belum dihadirkan atau periksa, saksi yang mencabut keterangan di persidangan, melindungi para saksi yang mengalami intimidasi,” kata Usman kepada wartawan di Kantor Komnas HAM (8/12/2021).

Seiring pembentukan tim investasigasi kepolisian, langkah kedua yang bisa dilakukan adalah Jaksa Agung ST Burhanuddin mengajukan upaya hukum luar biasa untuk meninjau bukti-bukti baru.

“Jaksa Agung RI mengajukan peninjauan bukti-bukti yang baru terkait pembunuhan Munir yang melibatkan pejabat intelijen negara, pernah diadili, ditahan lalu dibebaskan. Masih banyak sanksi ahli yang belum dihadirkan ke persidangan,” tandasnya.





Upaya ketiga, Usman mendorong Komnas HAM untuk membentuk tim penyelidik ad hoc untuk memeriksa pelanggaran HAM berat dalam kasus Munir.

“Komnas HAM berwenang melakukan penyelidikan, Komnas HAM dapat membentuk tim ad hoc. Tim ad hoc ini lah yang seharusnya dibentuk oleh Komnas HAM namun tidak kunjung dibentuk. Tim ini yang akan membantu penyelidikan dengan melibatkan para ahli, para saksi, atau tokoh yang kompeten dalam proses penyelidikan,” ujarnya.

Sebagaimana telah diketahui, Munir Said Thalib meninggal dengan cara diracun hingga wafat dalam penerbangan Garuda Indonesia bernomor GA 974 pada Selasa, 7 September 2004. KASUM juga mendesak Komnas HAM untuk segera menetapkan kasus kematian Munir tersebut sebagai pelanggaran HAM berat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 26/2000 tentang Pengadilan HAM.

Sampai saat ini, kasus Munir masih meninggalkan banyak persoalan dalam proses penuntasannya, sebab negara belum berhasil memenuhi rasa keadilan bagi keluarga dan publik secara luas. Hingga kini, negara juga belum kunjung berhasil mengusut dan mencari dalang pembunuhan (intellectual dader) Munir.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More