BMKG Berharap Pemuda Jadi Agen Perubahan

Selasa, 30 November 2021 - 22:28 WIB
Relawan Greenpeace saat menggelar aksi Gelar Aksi 1.000 kartu pos rakyat untuk Presiden Joko Widodo di kawasan Patung Kuda Arjuna Arjuna Wijaya, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (10/11/2021). Foto/Dok.SINDOnews/Faisal Rahman
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) menilai isu perubahan iklim masih belum menjadi perhatian masyarakat di Indonesia. Meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim pada generasi muda merupakan satu hal penting yang harus dilakukan.

Plt Deputi Klimatologi BMKG Urip Haryoko mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara yang akan terdampak pada perubahan iklim buruk. Dengan ancaman tersebut, menurut dia, seharusnya pemuda menjadi agen perubahan pada masyarakat.

"Untuk itu, mainstreaming isu perubahan iklim pada generasi muda adalah satu hal yang penting. Generasi muda jadi agents of change penggerak di masa depan," kata Urip dalam webinar bertajuk Literasi dan Aksi Iklim Generasi Muda Religius Lintas Agama dan Tanggap Bencana Hidrometeorologi Dampak La Nina 2021, Selasa (30/11/2021).





Menurut dia, diproyeksi Indonesia menjadi salah satu negara yang akan terlebih dahulu mengalami dampak perubahan iklim di masa depan dibandingkan dengan negara-negara lain. Terlihat dari adanya cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan suhu terpanas pada 2020 dan adanya fenomena La Nina berbarengan dengan musim penghujan yang telah terjadi sejak 2021.

Namun, di tengah perburukan-perburukan tersebut, kesadaran masyarakat Indonesia akan perubahan iklim masih tergolong rendah. Isu perubahan iklim masih kalah dengan isu ekonomi politik yang saat ini berkembang.

"Isu perubahan iklim di Indonesia belum menjadi perhatian signifikan. Hal itu disebabkan karena rumitnya isu perubahan iklim, kurangnya penyampaian yang efektif dan rendahnya literasi indonesia menjadikan isu perubahan iklim tenggelam dalam diskusi sosial dengan minimnya aksi nyata masyarakat untuk menanggapi aksi perubahan iklim," jelasnya.

Webinar digelar agar organisasi keagamaan khususnya kaum muda dapat turut terlibat dalam upaya pengendalian iklim di Indonesia. Urip mengatakan bahwa mencermati fenomena cuaca dan iklim dengan segala potensi keberkahan dan ancaman bahaya yang ditimbulkannya merupakan bagian dari tadabbur dan tafakur alam.

"Ini diharapkan dapat menjadi ruang berbagi pengetahuan dan pengalaman dari kelompok masyarakat berbasis agama serta tak lupa dari kelompok pemuda terkait dengan upaya yang telah ditetapkan sebagai aksi nyata dalam merespon bahwa dampak perubahan iklim telah terjadi dalam kehidupan kita," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More