Etos Kerja Menko Muhadjir Dinilai Jadi Teladan Gerakan Nasional Revolusi Mental
Selasa, 30 November 2021 - 21:50 WIB
JAKARTA - Bermula dari semangat mengadopsi pemikiran Bung Karno, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) bergerak dari lapisan nadi-nadi masyarakat yang juga menginginkan perubahan. Perubahan yang akan bermuara pada kemajuan dan kemakmuran masyarakat Indonesia.
Pemerintah secara konkret telah memberikan contoh serta teladan bagaimana Revolusi Mental dijalankan. Blusukan, dialog langsung dengan masyarakat, mendorong semua jajaran pemerintah untuk melayani dan berorientasi sebaik-baiknya mewujudkan kesejahteraan rakyat dan mengelola pemerintahan dengan transparan/akuntabel adalah beberapa contoh nyata dari gagasan Revolusi Mental. Baca juga: Terserempet Peluru Saat Tugas di Timor Timur, Jenderal Dudung: Cuma Panas Aja
Kini tak terasa sudah kurang lebih enam tahun GNRM berjalan dan mengalir menjadi semangat etos kerja di berbagai aparatur pejabat Indonesia. Tak dapat dipungkiri banyak hal positif yang sudah dihasilkan dari lahirnya gagasan Revolusi Mental, salah satunya yaitu penurunan angka kemiskinan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), presentase penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 10,14% atau menurun 0,05% dari September 2020. Hal ini tak terlepas dari etos kerja dan semangat gotong royong pemerintah pusat dan daerah, serta beberapa instansi terkait yang terus berkomitmen untuk menekan jumlah angka kemiskinan di Indonesia.
Di tempat lain, dalam kesibukannya melakukan kunjungan kerja di Jambi, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemerintah akan menekan angka jumlah kemiskinan ekstrem hingga 0% pada tahun 2024.
“Di tengah pandemi, pemerintah pusat dan daerah terus bekerja keras menekan jumlah angka kemiskinan ekstrem hinggga 0% pada tahun 2024. Target ini akan mampu melahirkan generasi unggul untuk Mewujudkan Indonesia Emas,” ujar Muhadjir dalam unggahan di Instagram pribadinya pada Senin 29 November 2021.
Diketahui, Muhadjir melakukan kunjungan agenda kerja di Jambi untuk meninjau pelaksanaan percepatan vaksinasi Covid-19, kunjungan ke Rumah Sakit TNI dr Bratanata dan menghadiri Apel Siaga Bencana. Secara konsisten, Kemenko PMK di bawah naungan Muhadjir Effendy telah memberikan contoh nyata dari semangat etos kerja di setiap pekerjaan yang dilakukan.
Hal itu juga selaras dengan apa yang dikatakan oleh Tantan Hermansyah, Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Ia mengatakan bahwa Kemenko PMK di bawah pimpinan Muhadjir Effendy sangat menonjol dari segi etos kerja.
“Untuk Menko PMK, dapat dikatakan menonjol atau paling menonjol dibanding yang lain. Dalam hal etos kerja, Pak Muhadjir Effendy menjadi teladan, terutama untuk lembaga yang ada di dalam naungan Kemenko PMK,” tutur Tantan.
Lebih lanjut, Tantan memberikan harapan serta evaluasi terkait dengan GNRM yang mengedepankan etos kerja agar dilakukan oleh seluruh pihak untuk kemajuan bersama. “Gerakan Nasional Revolusi Mental yang mengusung etos kerja harus lebih masif lagi, itu semua agar Kemenko PMK tidak menjadi matahari yang terang dengan sendiri,” pungkas Tantan.
Pemerintah secara konkret telah memberikan contoh serta teladan bagaimana Revolusi Mental dijalankan. Blusukan, dialog langsung dengan masyarakat, mendorong semua jajaran pemerintah untuk melayani dan berorientasi sebaik-baiknya mewujudkan kesejahteraan rakyat dan mengelola pemerintahan dengan transparan/akuntabel adalah beberapa contoh nyata dari gagasan Revolusi Mental. Baca juga: Terserempet Peluru Saat Tugas di Timor Timur, Jenderal Dudung: Cuma Panas Aja
Kini tak terasa sudah kurang lebih enam tahun GNRM berjalan dan mengalir menjadi semangat etos kerja di berbagai aparatur pejabat Indonesia. Tak dapat dipungkiri banyak hal positif yang sudah dihasilkan dari lahirnya gagasan Revolusi Mental, salah satunya yaitu penurunan angka kemiskinan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), presentase penduduk miskin pada Maret 2021 sebesar 10,14% atau menurun 0,05% dari September 2020. Hal ini tak terlepas dari etos kerja dan semangat gotong royong pemerintah pusat dan daerah, serta beberapa instansi terkait yang terus berkomitmen untuk menekan jumlah angka kemiskinan di Indonesia.
Di tempat lain, dalam kesibukannya melakukan kunjungan kerja di Jambi, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemerintah akan menekan angka jumlah kemiskinan ekstrem hingga 0% pada tahun 2024.
“Di tengah pandemi, pemerintah pusat dan daerah terus bekerja keras menekan jumlah angka kemiskinan ekstrem hinggga 0% pada tahun 2024. Target ini akan mampu melahirkan generasi unggul untuk Mewujudkan Indonesia Emas,” ujar Muhadjir dalam unggahan di Instagram pribadinya pada Senin 29 November 2021.
Diketahui, Muhadjir melakukan kunjungan agenda kerja di Jambi untuk meninjau pelaksanaan percepatan vaksinasi Covid-19, kunjungan ke Rumah Sakit TNI dr Bratanata dan menghadiri Apel Siaga Bencana. Secara konsisten, Kemenko PMK di bawah naungan Muhadjir Effendy telah memberikan contoh nyata dari semangat etos kerja di setiap pekerjaan yang dilakukan.
Hal itu juga selaras dengan apa yang dikatakan oleh Tantan Hermansyah, Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. Ia mengatakan bahwa Kemenko PMK di bawah pimpinan Muhadjir Effendy sangat menonjol dari segi etos kerja.
“Untuk Menko PMK, dapat dikatakan menonjol atau paling menonjol dibanding yang lain. Dalam hal etos kerja, Pak Muhadjir Effendy menjadi teladan, terutama untuk lembaga yang ada di dalam naungan Kemenko PMK,” tutur Tantan.
Lebih lanjut, Tantan memberikan harapan serta evaluasi terkait dengan GNRM yang mengedepankan etos kerja agar dilakukan oleh seluruh pihak untuk kemajuan bersama. “Gerakan Nasional Revolusi Mental yang mengusung etos kerja harus lebih masif lagi, itu semua agar Kemenko PMK tidak menjadi matahari yang terang dengan sendiri,” pungkas Tantan.
(kri)
tulis komentar anda