Menag Sebut Pesantren Garda Terdepan Dalam Membangun Islam Moderat
Selasa, 30 November 2021 - 07:13 WIB
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyebut pesantren adalah garda terdepan dalam membangun pemahaman Islam yang moderat.
Hal ini disampaikan Yaqut kepada 800 peserta dalam International Seminar on Islamic Education & Peace (ISIEP) 2021 yang diselenggarakan atas kerja sama Universitas Islam Raden Rahmat Malang dengan Universiti Teknologi Malaysia secara daring, Senin, 29 November 2021.
"Pesantren mampu melakukan penyebaran agama dan pemahaman yang damai, toleran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Karenanya, pesantren didorong untuk menjadi garda terdepan dalam membangun pemahaman Islam yang moderat," kata Yaqut demikian dikutip dalam laman resmi Kemenag, Selasa (30/11/2021).
Menag mengatakan pesantren yang merupakan lembaga pendidikan keislaman yang khas asli (indigenous) Indonesia ini juga telah memainkan perannya sebagai penjaga kemanusiaan dan kebangsaan di tengah masyarakat Indonesia yang plural. "Di samping berkarakter ke-Indonesia-an, pesantren senantiasa mentransmisikan pemahaman Islam yang ramah, damai, toleran, saling menghargai, dan tidak ektrem," ujarnya.
Yaqut menjelaskan, Indonesia sebagai negara muslim terbesar memiliki karakter damai, santun, toleran, dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan serta kebangsaan. Hal ini tidak terlepas dari sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Setidaknya, terdapat empat teori masuknya Islam ke Indonesia. Pertama, teori India (Gujarat). Kedua, teori Arab (Mekkah). Ketiga, Persia (Iran). Keempat, teori Tiongkok.
Hal ini disampaikan Yaqut kepada 800 peserta dalam International Seminar on Islamic Education & Peace (ISIEP) 2021 yang diselenggarakan atas kerja sama Universitas Islam Raden Rahmat Malang dengan Universiti Teknologi Malaysia secara daring, Senin, 29 November 2021.
"Pesantren mampu melakukan penyebaran agama dan pemahaman yang damai, toleran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Karenanya, pesantren didorong untuk menjadi garda terdepan dalam membangun pemahaman Islam yang moderat," kata Yaqut demikian dikutip dalam laman resmi Kemenag, Selasa (30/11/2021).
Menag mengatakan pesantren yang merupakan lembaga pendidikan keislaman yang khas asli (indigenous) Indonesia ini juga telah memainkan perannya sebagai penjaga kemanusiaan dan kebangsaan di tengah masyarakat Indonesia yang plural. "Di samping berkarakter ke-Indonesia-an, pesantren senantiasa mentransmisikan pemahaman Islam yang ramah, damai, toleran, saling menghargai, dan tidak ektrem," ujarnya.
Yaqut menjelaskan, Indonesia sebagai negara muslim terbesar memiliki karakter damai, santun, toleran, dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan serta kebangsaan. Hal ini tidak terlepas dari sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Setidaknya, terdapat empat teori masuknya Islam ke Indonesia. Pertama, teori India (Gujarat). Kedua, teori Arab (Mekkah). Ketiga, Persia (Iran). Keempat, teori Tiongkok.
(cip)
tulis komentar anda