Penguatan Daerah Perbatasan, Mahfud MD: Pemerintah Telah Identifikasi Gangguan
Rabu, 24 November 2021 - 10:09 WIB
JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD memastikan, pemerintah hadir dan menjaga perbatasan wilayah. Menurut Mahfud MD , pemerintah terus melakukan penguatan dari dalam terkait dengan adanya gangguan di Laut Natuna atau Laut China Selatan.
Baca juga: Kunjungi Natuna, Mahfud MD: Amankan Seluruh Perbatasan, Waspadai Ancaman Kedaulatan
Mahfud memaparkan, penguatan dimaksud dengan memperkuat pertahanan di laut, darat dan udara. Kemudian, mengatur pemangku kepentingan kelautan dalam menangani gangguan yang muncul dari luar.
"Awal tahun 2020, ketika kapal-kapal China dengan sangat provokatif, kita datang ke sini, Presiden ke sini, saya ke sini, lalu kita katakan ini wilayah kita. Jadi mengerikan bagi mereka bahwa kita ada. Maka mereka semua mundur," kata Mahfud MD di atas Kapal KRI Semarang saat perjalanan menuju Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (23/11/2021).
Dia pun memastikan, pemerintah telah mengidentifikasi gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Di belahan barat, sambung dia, yakni di Natuna, karena masuknya kapal kapal dan perahu asing, baik itu yang berbendera, maupun yang gelap.
Selain melakukan penguatan dari dalam, pemerintah kata Mahfud, juga melakukan pengaturan kepada pemangku kepentingan di bidang kelautan.
"Stakeholder kelautan diatur sedemikian rupa, kalau menangani pencuri bagaimana, menangani kapal mata mata bagaimana, menghadapi penyelundup, perkuatan di dalamnya tinggal disinergikan," tegasnya.
Selain memperkuat kekuatan pertahanan dan keamanan dari dalam, Mahfud menjelaskan, pemerintah juga akan meningkatkan pembangunan yang bersifat multi dimensi. Caranya, dengan meningkatkan sosial ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan.
"Bukan hanya pembangunan kekuatan aparat penegak hukum pertahanan dan keamanan di laut, tapi lebih dari itu. Presiden mengatakan, misalnya, berapapun kita sediakan senjata, tentara, polisi di sana, namun kalau di bidang sosial ekonomi tidak dibangun, ya tidak akan efektif menjaga negara," jelasnya.
Karenanya menurut Mahfud MD, sesuai dengan pesan Presiden, penjagaan di perbatasan akan terus dilakukan dengan melakukan pengawasan dan juga patroli.
"Karena kalau ekonomi di laut Natuna itu hidup, maka keutuhan kita menjadi terjaga," pungkasnya.
Baca juga: Kunjungi Natuna, Mahfud MD: Amankan Seluruh Perbatasan, Waspadai Ancaman Kedaulatan
Mahfud memaparkan, penguatan dimaksud dengan memperkuat pertahanan di laut, darat dan udara. Kemudian, mengatur pemangku kepentingan kelautan dalam menangani gangguan yang muncul dari luar.
"Awal tahun 2020, ketika kapal-kapal China dengan sangat provokatif, kita datang ke sini, Presiden ke sini, saya ke sini, lalu kita katakan ini wilayah kita. Jadi mengerikan bagi mereka bahwa kita ada. Maka mereka semua mundur," kata Mahfud MD di atas Kapal KRI Semarang saat perjalanan menuju Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (23/11/2021).
Dia pun memastikan, pemerintah telah mengidentifikasi gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Di belahan barat, sambung dia, yakni di Natuna, karena masuknya kapal kapal dan perahu asing, baik itu yang berbendera, maupun yang gelap.
Selain melakukan penguatan dari dalam, pemerintah kata Mahfud, juga melakukan pengaturan kepada pemangku kepentingan di bidang kelautan.
"Stakeholder kelautan diatur sedemikian rupa, kalau menangani pencuri bagaimana, menangani kapal mata mata bagaimana, menghadapi penyelundup, perkuatan di dalamnya tinggal disinergikan," tegasnya.
Selain memperkuat kekuatan pertahanan dan keamanan dari dalam, Mahfud menjelaskan, pemerintah juga akan meningkatkan pembangunan yang bersifat multi dimensi. Caranya, dengan meningkatkan sosial ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan.
"Bukan hanya pembangunan kekuatan aparat penegak hukum pertahanan dan keamanan di laut, tapi lebih dari itu. Presiden mengatakan, misalnya, berapapun kita sediakan senjata, tentara, polisi di sana, namun kalau di bidang sosial ekonomi tidak dibangun, ya tidak akan efektif menjaga negara," jelasnya.
Karenanya menurut Mahfud MD, sesuai dengan pesan Presiden, penjagaan di perbatasan akan terus dilakukan dengan melakukan pengawasan dan juga patroli.
"Karena kalau ekonomi di laut Natuna itu hidup, maka keutuhan kita menjadi terjaga," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda