UI Serahkan Hasil Pengukuran Indeks Inovasi Daerah dan Penilaian Penghargaan IGA ke Kemendagri
Minggu, 14 November 2021 - 21:20 WIB
JAKARTA - Universitas Indonesia (UI) menyerahkan hasil pengukuran Indeks Inovasi Daerah dan penilaian penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2021 kepada Kementerian Dalam Negeri di Aula Badan Litbang Kemendagri , Jumat (12/11/2021). Penandatanganan berita acara serah terima dilakukan oleh Direktur Inovasi dan Science Techno Park UI Ahmad Gamal dan Kepala Puslitbang Inovasi Daerah Badan Litbang Kemendagri Matheos Tan, dan dengan disaksikan Kepala Badan Litbang Kemendagri Agus Fatoni.
Dalam kesempatan itu, Fatoni menyampaikan, acara ini merupakan wujud komitmen Kemendagri dalam melakukan penilaian inovasi daerah secara transparan dan akuntabel. Hal ini menjadi perhatian serius Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian.
"Kami telah melibatkan berbagai pihak untuk ikut terlibat dalam penilaian Indeks Inovasi Daerah dan penghargaan IGA, salah satunya dengan Universitas Indonesia. Selain itu, Kemendagri juga melibatkan kementerian/lembaga terkait, pakar, perguruan tinggi, lembaga think tank dan media seperti Bappenas, Kemenkeu, Kemenpan RB, BRIN, LAN, UI, TVRI dan kemitraan (partnership)," katanya.
Baca juga: Kemendagri Ingatkan Pimpinan Daerah Pastikan Perlindungan Jamsostek Masuk APBD 2022
Fatoni memaparkan bahwa proses pengukuran Indeks Inovasi Daerah dan penilaian penghargaan IGA diawali dari pelaporan inovasi yang dilakukan daerah. Pada tahapan itu, daerah melakukan inputing data inovasi secara mandiri disertai dengan dokumen pendukungnya melalui situs web indeks.inovasi.litbang.kemendagri.go.id. Data inovasi yang telah terinput, dapat dilihat hasilnya secara terbuka, transparan dan real time melalui sistem tersebut, sehingga daerah bisa memonitor setiap saat perkembangan nilai Indeks Inovasi Daerah dan posisi rankingnya.
Seluruh upaya tersebut, imbuh Fatoni, dilakukan untuk menjamin objektivitas dan akuntabilitas dalam penilaian, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kepada semua pihak. "Penilaian kami buat berlapis lapis, agar bisa saling mengawasi dan mengontrol. Ada mekanisme quality control," kata Fatoni.
Fatoni menjelaskan, selama ini pemerintah daerah telah menghasilkan banyak inovasi. Kondisi itu terus mengalami peningkatan sejak dilakukan pengukuran dan penilaian Indeks Inovasi Daerah. Hanya, lanjut Fatoni, daerah perlu melakukan sejumlah upaya agar inovasi yang dihasilkan tersebut dapat terus dijalankan.
Baca juga: Ditjen Dukcapil Kemendagri Kembali Raih Penghargaan Inovasi Terpuji
"Tantangan kita ke depan adalah terus mendorong dan memacu daerah untuk meningkatkan inovasinya. Untuk itu, daerah harus mendorong inovasi sebanyak banyaknya, namun harus tetap memerrhatikan kualitas dan manfaatnya," kata Fatoni.
Dalam kesempatan itu, Fatoni menyampaikan, acara ini merupakan wujud komitmen Kemendagri dalam melakukan penilaian inovasi daerah secara transparan dan akuntabel. Hal ini menjadi perhatian serius Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian.
"Kami telah melibatkan berbagai pihak untuk ikut terlibat dalam penilaian Indeks Inovasi Daerah dan penghargaan IGA, salah satunya dengan Universitas Indonesia. Selain itu, Kemendagri juga melibatkan kementerian/lembaga terkait, pakar, perguruan tinggi, lembaga think tank dan media seperti Bappenas, Kemenkeu, Kemenpan RB, BRIN, LAN, UI, TVRI dan kemitraan (partnership)," katanya.
Baca juga: Kemendagri Ingatkan Pimpinan Daerah Pastikan Perlindungan Jamsostek Masuk APBD 2022
Fatoni memaparkan bahwa proses pengukuran Indeks Inovasi Daerah dan penilaian penghargaan IGA diawali dari pelaporan inovasi yang dilakukan daerah. Pada tahapan itu, daerah melakukan inputing data inovasi secara mandiri disertai dengan dokumen pendukungnya melalui situs web indeks.inovasi.litbang.kemendagri.go.id. Data inovasi yang telah terinput, dapat dilihat hasilnya secara terbuka, transparan dan real time melalui sistem tersebut, sehingga daerah bisa memonitor setiap saat perkembangan nilai Indeks Inovasi Daerah dan posisi rankingnya.
Seluruh upaya tersebut, imbuh Fatoni, dilakukan untuk menjamin objektivitas dan akuntabilitas dalam penilaian, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kepada semua pihak. "Penilaian kami buat berlapis lapis, agar bisa saling mengawasi dan mengontrol. Ada mekanisme quality control," kata Fatoni.
Fatoni menjelaskan, selama ini pemerintah daerah telah menghasilkan banyak inovasi. Kondisi itu terus mengalami peningkatan sejak dilakukan pengukuran dan penilaian Indeks Inovasi Daerah. Hanya, lanjut Fatoni, daerah perlu melakukan sejumlah upaya agar inovasi yang dihasilkan tersebut dapat terus dijalankan.
Baca juga: Ditjen Dukcapil Kemendagri Kembali Raih Penghargaan Inovasi Terpuji
"Tantangan kita ke depan adalah terus mendorong dan memacu daerah untuk meningkatkan inovasinya. Untuk itu, daerah harus mendorong inovasi sebanyak banyaknya, namun harus tetap memerrhatikan kualitas dan manfaatnya," kata Fatoni.
(abd)
tulis komentar anda