Jokowi Belum Pilih Jubir Baru, Pengamat: Mungkin Trauma
Sabtu, 13 November 2021 - 04:56 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) dinilai trauma memiliki juru bicara, sehingga belum memikirkan pengganti Fadjroel Rachman yang kini menjadi Duta Besar Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan. Fadjroel saat menjabat juru bicara Presiden Jokowi beberapa kali menimbulkan kontroversi.
“Mungkin Pak Jokowi agak trauma dengan jubirnya yang kemarin, jadi daripada jubirnya kayak gitu sih mending gue sendiri deh, mungkin begitu,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Jumat (12/11/2021).
Kunto pun percaya dengan kemampuan komunikasi Jokowi yang sudah terbukti efektif. “Dan bahkan juga mau di-doorstop oleh wartawan, jadi menurut saya itu peranan jubir jadi agak berkurang,” tuturnya.
Namun, menurut dia, peran jubir presiden masih diperlukan untuk memberikan penjelasan terkait isu-isu sensitif terhadap lingkaran Istana Kepresidenan. “Memang betul ada mensesneg, ada seskab, tapi menurut saya ada jubir yang mewakili personal mewakili institusi presidensi itu yang penting,” imbuhnya.
Selain itu, menurut dia, posisi jubir presiden itu masih diperlukan untuk menyelaraskan komunikasi publik dari sejumlah kementerian atau lembaga pemerintahan yang berbeda. “Untuk kemudian publik tidak dibingungkan dengan komunikasi dari pemerintah,” pungkasnya.
“Mungkin Pak Jokowi agak trauma dengan jubirnya yang kemarin, jadi daripada jubirnya kayak gitu sih mending gue sendiri deh, mungkin begitu,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo kepada SINDOnews, Jumat (12/11/2021).
Kunto pun percaya dengan kemampuan komunikasi Jokowi yang sudah terbukti efektif. “Dan bahkan juga mau di-doorstop oleh wartawan, jadi menurut saya itu peranan jubir jadi agak berkurang,” tuturnya.
Namun, menurut dia, peran jubir presiden masih diperlukan untuk memberikan penjelasan terkait isu-isu sensitif terhadap lingkaran Istana Kepresidenan. “Memang betul ada mensesneg, ada seskab, tapi menurut saya ada jubir yang mewakili personal mewakili institusi presidensi itu yang penting,” imbuhnya.
Selain itu, menurut dia, posisi jubir presiden itu masih diperlukan untuk menyelaraskan komunikasi publik dari sejumlah kementerian atau lembaga pemerintahan yang berbeda. “Untuk kemudian publik tidak dibingungkan dengan komunikasi dari pemerintah,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda