Merdeka atau Mati, Semboyan Bahan Bakar Perlawanan Dahsyat 10 November

Kamis, 11 November 2021 - 07:27 WIB
Dengan pidato berapi-api, semboyan merdeka atau mati Bung Tomo membakar semangat perlawanan warga Kota Surabaya pada 10 November 1945. Foto/ist
JAKARTA - Setelah Indonesia memproklamasikan diri sebagai sebuah negara merdeka pada 17 Agustus 1945, Belanda dibonceng pasukan sekutu mencoba kembali menguasai Indonesia. Tetapi alih-alih bisa membantu Belanda kembali menjajah, pasukan sekutu malah harus merasakan perlawanan rakyat Indonesia yang selalu tidak mudah dihadapi.

Perlawanan paling dahsyat sepanjang tahun 1945 tersebut adalah pertempuran 10 November. Sebuah perlawanan yang membuat pasukan sekutu bergidik. Ribuan rakyat Kota Surabaya yang bahu membahu bersenjata bambu tak mundur menghadapi tank dan senjata modern. Apa yang membuat arek-arek Suroboyo begitu bersemangat melakukan perlawanan?

Adalah pidato Bung Tomo melalui RRI yang melecut semangat perlawanan tersebut. Bung Tomo menggugah kesadaran dan mengajak segenap warga Kota Surabaya mempertahankan kemerdekaan lewat semboyan yang sangat terkenal, merdeka atau mati.





Berikut orasi lengkap Bung Tomo menjelang pertempuran 10 November 1945.

Bismillahirrohmanirrohim.

Merdeka!!!

Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia terutama saudara-saudara penduduk kota Surabaya.

Kita semuanya telah mengetahui.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More