Risma Dukung Fatwa MUI Haram Memberikan Uang ke Pengemis
Kamis, 04 November 2021 - 15:23 WIB
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mendukung fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang mengharamkan memberi uang kepada pengemis di ruang publik. Fatwa ini tercantum dalam Fatwa Nomor 1 Tahun 2021 tentang Eksploitasi dan Kegiatan Mengemis di Jalanan dan Ruang Publik.
Menurut Risma, menjadi pengemis, selain kehilangan kehormatan, juga wujud seseorang yang tidak ingin berusaha. "Saya pikir itu bener menurut saya. Di dalam agama pun kita sebaik-baiknya manusia itu tangan kita di atas, bukan di bawah," kata Risma kepada wartawan, Kamis (04/11/2021).
Mensos mengatakan, banyak oknum menggunakan kegiatan mengemis sebagai upaya meraup keuntungan dengan mudah dan tidak perlu berusaha.
Baca juga: 10 Gelandangan dan Pengemis di Salatiga Terjaring Operasi Yustisi
"Malah kita pernah liat mereka punya mobil, rumahnya bagus tapi kemudian tidak mau susah payah. Kalau aku di Surabaya tak kejar itu, ada yang pura-pura kakinya buntung. Pernah tak kejar ternyata kakinya dilipat, diikat gitu seolah-olah buntung. Ya kan, udah nipu, tangannya di bawah lagi," kata Risma.
Meski begitu, Risma tak menutup mata bahwa masih banyak masyarakat miskin di Indonesia benar-benar tidak sanggup menghidupi kebutuhannya. Karena itu, sesuai Pasal 34 ayat (1) UUD 1945, negara menjamin fakir miskin dan anak terlantar.
"Ya kita harus bantu. Jadi penerima bantuan itu memang mereka yang tidak mampu sesuai dengan yang diamanatkan UUD 1945 seperti dalam agama kewajiban kita, fakir miskin, anak yatim," katanya.
Jika mereka mampu bekerja, maka diharuskan bekerja. Dalam kesempatan itu, Mensos melakukan graduasi penerima Program Keluarga Harapan (PKH), di mana mereka telah mempunyai penghasilan sendiri atas kerja kerasnya masing-masing.
Menurut Risma, menjadi pengemis, selain kehilangan kehormatan, juga wujud seseorang yang tidak ingin berusaha. "Saya pikir itu bener menurut saya. Di dalam agama pun kita sebaik-baiknya manusia itu tangan kita di atas, bukan di bawah," kata Risma kepada wartawan, Kamis (04/11/2021).
Mensos mengatakan, banyak oknum menggunakan kegiatan mengemis sebagai upaya meraup keuntungan dengan mudah dan tidak perlu berusaha.
Baca juga: 10 Gelandangan dan Pengemis di Salatiga Terjaring Operasi Yustisi
"Malah kita pernah liat mereka punya mobil, rumahnya bagus tapi kemudian tidak mau susah payah. Kalau aku di Surabaya tak kejar itu, ada yang pura-pura kakinya buntung. Pernah tak kejar ternyata kakinya dilipat, diikat gitu seolah-olah buntung. Ya kan, udah nipu, tangannya di bawah lagi," kata Risma.
Meski begitu, Risma tak menutup mata bahwa masih banyak masyarakat miskin di Indonesia benar-benar tidak sanggup menghidupi kebutuhannya. Karena itu, sesuai Pasal 34 ayat (1) UUD 1945, negara menjamin fakir miskin dan anak terlantar.
"Ya kita harus bantu. Jadi penerima bantuan itu memang mereka yang tidak mampu sesuai dengan yang diamanatkan UUD 1945 seperti dalam agama kewajiban kita, fakir miskin, anak yatim," katanya.
Jika mereka mampu bekerja, maka diharuskan bekerja. Dalam kesempatan itu, Mensos melakukan graduasi penerima Program Keluarga Harapan (PKH), di mana mereka telah mempunyai penghasilan sendiri atas kerja kerasnya masing-masing.
tulis komentar anda