Hasto Kristiyanto Heran PDIP Sering Diserang
Rabu, 27 Oktober 2021 - 20:44 WIB
JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto heran dengan pihak yang menyerang partainya saat sedang aktif menggalakkan kesiapsiagaan bencana, kelestarian lingkungan, dan pandemi Covid-19 . Dia mengaku prihatin karena seharusnya semua elemen bangsa saat ini saling membantu.
Hal itu disampaikan Hasto saat membuka acara pelatihan kebencanaan dengan tema La Nina, Fenomena, dan Dampaknya di kantor pusat PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (27/10/2021).
Hasto menjelaskan PDIP sebenarnya selalu memperingati hari kesiapsiagaan bencana setiap 26 Oktober. Kegiatan kali ini dipersiapkan secara mendadak dengan menghadirkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito, dan Kepala BNPP atau Basarnas Marsma Henri Alfiandi.
"Ibu Mega memberikan perintah harian kira-kira April lalu bahwa setiap tanggal 26, kami mengadakan acara kesiapsiagaan bagi kita untuk menghadapi bencana," ujarnya.
Di tengah keaktifan PDIP menggalakkan kesiapsiagaan bencana, kelestarian lingkungan, dan pandemi Covid-19, Hasto heran dengan adanya pihak-pihak yang menyerang partainya. "Saya pikir kadang-kadang dunia politik kita ini agak aneh. Ada yang sukanya menyerang, dalam pengertian yang tidak sesuai dalam koridor-koridor yang ada. Tetapi dalam hal yang bagus, justru tidak diikuti. Pak Jokowi bagus-bagus mengadakan upaya untuk mengatasi pandemi, tiba-tiba ada yang menyerang," imbuhnya.
Dia mengungkapkan serangan itu juga menimpa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang beberapa waktu lalu dilantik sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Padahal, kata dia, Megawati menjadi Dewan Pengarah BRIN bersama-sama dengan Emil Salim, Suharso Monoarfa, Sri Mulyani dan beberapa tokoh lainnya.
Hasto menilai posisi itu layak diberikan kepada Megawati. Sebab, Presiden Kelima RI itu dinilai punya mimpi yang kuat untuk meningkatkan riset, inovasi, serta penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi Indonesia.
"Lalu ada yang melihat itu dalam perspektif politik kekuasaan. Padahal (penugasan Megawati, red) itu murni bertujuan untuk bagaimana Indonesia benar-benar membangun kesadaran penguasaan ilmu teknologi. Sehingga hal-hal positif mari kita angkat. Itu yang diharapkan oleh PDI Perjuangan. Itu sebab kalau kemarin saya merespons beberapa serangan itu juga karena itu sudah tidak sabar juga," ungkapnya.
Hal itu disampaikan Hasto saat membuka acara pelatihan kebencanaan dengan tema La Nina, Fenomena, dan Dampaknya di kantor pusat PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (27/10/2021).
Hasto menjelaskan PDIP sebenarnya selalu memperingati hari kesiapsiagaan bencana setiap 26 Oktober. Kegiatan kali ini dipersiapkan secara mendadak dengan menghadirkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Kepala BNPB Letjen Ganip Warsito, dan Kepala BNPP atau Basarnas Marsma Henri Alfiandi.
"Ibu Mega memberikan perintah harian kira-kira April lalu bahwa setiap tanggal 26, kami mengadakan acara kesiapsiagaan bagi kita untuk menghadapi bencana," ujarnya.
Di tengah keaktifan PDIP menggalakkan kesiapsiagaan bencana, kelestarian lingkungan, dan pandemi Covid-19, Hasto heran dengan adanya pihak-pihak yang menyerang partainya. "Saya pikir kadang-kadang dunia politik kita ini agak aneh. Ada yang sukanya menyerang, dalam pengertian yang tidak sesuai dalam koridor-koridor yang ada. Tetapi dalam hal yang bagus, justru tidak diikuti. Pak Jokowi bagus-bagus mengadakan upaya untuk mengatasi pandemi, tiba-tiba ada yang menyerang," imbuhnya.
Dia mengungkapkan serangan itu juga menimpa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang beberapa waktu lalu dilantik sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Padahal, kata dia, Megawati menjadi Dewan Pengarah BRIN bersama-sama dengan Emil Salim, Suharso Monoarfa, Sri Mulyani dan beberapa tokoh lainnya.
Hasto menilai posisi itu layak diberikan kepada Megawati. Sebab, Presiden Kelima RI itu dinilai punya mimpi yang kuat untuk meningkatkan riset, inovasi, serta penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi Indonesia.
"Lalu ada yang melihat itu dalam perspektif politik kekuasaan. Padahal (penugasan Megawati, red) itu murni bertujuan untuk bagaimana Indonesia benar-benar membangun kesadaran penguasaan ilmu teknologi. Sehingga hal-hal positif mari kita angkat. Itu yang diharapkan oleh PDI Perjuangan. Itu sebab kalau kemarin saya merespons beberapa serangan itu juga karena itu sudah tidak sabar juga," ungkapnya.
tulis komentar anda