Gus Yaqut Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Sekum Muhammadiyah: Sejarahnya Tidak Seperti Itu

Minggu, 24 Oktober 2021 - 17:41 WIB
Sekum PP Muhammadiyah Abdul Muti mengaku tidak paham apa maksud dan tujuan ucapan Gus Yaqut tentang Kemenag hadiah untuk NU. FOTO/DOK.SINDOnews
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas membuat kontroversi dengan menyebut Kementerian Agama ( Kemenag ) merupakan hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan umat Islam secara umum. Hal ini disampaikan Gus Yaqut, sapaan akrab Menag, dalam webinar digelar RMI-PBNU yang diunggah oleh kanal Youtube TVNU, Rabu (20/10/2021).

Sekretaris Umum (Sekum) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengaku tidak paham apa maksud dan tujuan ucapan Gus Yaqut tersebut. Menurutnya, sejarah Kemenag tidak seperti yang diucapkan Gus Yaqut.

"Setahu saya, sejarah Kementerian Agama tidak seperti yang disampaikan oleh Menteri Agama," kata Abdul Mu'ti saat dihubungi MNC Portal, Minggu (24/10/2021).



Baca juga: Awal Mula Gus Yaqut Sebut Kemenag Hadiah untuk NU yang Jadi Kontroversi



Ditanya pandangan sejarah Kemenag, menurut Muhammadiyah, Mu'ti enggan memberikan jawaban. "Banyak tulisan membahas itu," tuturnya.

Kontroversi ini berawal ketika Gus Yaqut menceritakan dirinya mengalami perdebatan kecil di internal Kemenag terkait asal muasal pendirian kementerian tersebut. Perdebatan itu terjadi lantaran Yaqut berencana ingin mengganti slogan Kemenag yakni 'Ikhlas Beramal'.

"Ada perdebatan kecil di kementerian ketika mendiskusikan Kemenag. Saya mau ubah tagline atau logo Kemenag. Tagline Kemenag itu kan Ikhlas Beramal. Saya rasa enggak ada ikhlas itu ditulis. Ikhlas itu kan di hati. Enggak ada ikhlas ditulis. Ikhlas beramal itu enggak pas," kata Yaqut dalam Youtube TVNU dikutip, Minggu (24/10/2021).

Gus Yaqut menyebut dari perdebatan tersebut berujung berbicara terkait asal muasal Kemenag. Yaqut mengatakan bahwa ada staf Kemenag menyebut kementeriannya sebagai hadiah untuk umat Islam.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More