Gantikan Menag Yaqut Sehari, Ini yang Akan Dilakukan Afi Ahmad Ridho

Rabu, 20 Oktober 2021 - 18:57 WIB
"Pas kepilih langsung booming banyak yang share ke grup dan status WhatsApp. Akhirnya dipanggil ke Biro suruh ngadep kiai," katanya.

Ia mengaku tidak merasa grogi akan menjabat menjadi Menteri Agama berkat pengalaman organisasi yang telah ia geluti secara intens yaitu Intelegent Student Organization (ISO) sebagai presiden, Ketua Majelis Perwakilan Kelas tingkat sekolah, dan terdaftar sebagai pengurus komisariat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) di Nurul Jadid.

"Alhamdulillah kalau grogi sih enggak. Kalau di pondok saya aktif organisasi juga, lumayan seringlah dapat jam terbang untuk public speaking di depan teman-teman. Jadi untuk ketemu Bapak Menteri, insyaAllah tidak grogi," kata Afi.

Afi akan dijadwalkan masuk ke kantor Kemenag di Jalan Lapangan Banteng pada Kamis (21/10/2021) pukul 08.00 WIB. Lalu bersilaturahmi dengan Direktur Jenderal Pendidikan Islam dan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren hingga pukul 08.45 WIB. Pada pukul 09.00 WIB, Afi dijadwalkan melakukan silaturahmi dengan Menteri Agama dilanjutkan dengan prosesi santri sehari menjadi menteri.

Saat bertemu Menag Yaqut, Afi akan menyampaikan aspirasi aspirasi guru madrasah di daerahnya agar Kemenag lebih memperhatikan nasib guru madrasah.

"Karena adanya ketimpangan antara guru madrasah dengan guru SD antara di bawahnya Kemenag dengan Kemendikbud. Juga ada pesan dari para pengurus pesantren agar hari Minggu itu diganti menjadi hari Ahad jadi kembali ke sebutan yang dulu pernah digunakan pakai angka Arab, Ahad," katanya.

Kemudian dilanjutkan dengan Rapim bersama seluruh Dirjen, Tenaga Ahli, Staf Khusus, dan Tenaga Ahli Menteri Agama hingga pukul 12.00 WIB. Usai break, acara akan dilanjutkan dengan penyampaian visi "Pesantren Masa Depan" dan dialog dengan pejabat Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren hingga pukul 15.00 WIB.

Pada kesempatan itu, Afi akan memaparkan program yang diusungnya yakni pemberdayaan alumni pesantren, khususnya pesantren salaf. "Saya bakal berbicara jika di Indonesia itu hanya 10% dari total santri memenuhi kualifikasi untuk bisa menjadi tenaga pengajar yang expert juga ulama. 90% ini masih dipertanyakan, memang santri mengajarkan agama dan ilmu umum tetapi belum banyak pesantren menyentuh ke segi keterampilan hidup," katanya.

Menurutnya, alumni pesantren salaf sebagian besar kurang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. "Diharapkan dengan adanya pemberdayaan dalam program saya, Kemenag akan bekerja sama dengan Kemendikbud untuk membentuk suatu tim tenaga ahli yang nantinya akan memberikan pengajaran dan pelatihan kepada alumni pesantren, sehingga alumni pesantren tersebut bisa masuk di lini industri dan wirausaha," katanya.

Afi mengatakan, sudah banyak alumni pesantren yang masuk ke dalam dunia politik dan entertainment, tapi belum banyak yang berada di bidang ekonomi, terutama industri dan wirausaha."Yang masih menjadi PR itu di lini industri dan wirausaha harus kita empower dan perkuat di sana," katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More