Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Bisa Bantu Memperkokoh ASEAN
Selasa, 19 Oktober 2021 - 13:03 WIB
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Dato’ Saifuddin Abdullah mengungkapkan untuk memperkokoh ASEAN bisa diawali dengan memperkuat hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia . Hal ini disampaikan Saifuddin saat menghadiri diskusi bertajuk "Memperkuat Peran Politik Luar Negeri ASEAN Dalam Menghadapi Tantangan Global", Senin (18/10/2021).
Diskusi itu merupakan kerja sama antara Universitas Paramadina, Institut Darul Ehsan, Lembaga Survei KedaiKOPI, dan Kementerian Luar Negeri Malaysia. "Kita mesti mengawali dengan hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia sebagai suatu faksi yang penting dalam upaya kita memperkokoh ASEAN ini," ujar Saifuddin. Baca juga: Menlu RI-Malaysia Sepakat Percepat Penyelesaian Batas Maritim Kedua Negara
"Ini hubungan bilateral dua negara serumpun yang banyak kesamaan, banyak perkongsian, walaupun itu sekali-sekali ada juga isunya (masalahnya). Tetapi, karena serumpun dan bersaudara, itu bisa diatur pak," imbuhnya sambil tertawa.
Hubungan Indonesia yang istimewa ini, kalaupun tidak menjadi faksi diyakini bisa membantu memperkokoh ASEAN dalam banyak hal. Saifuddin sendiri menilai ASEAN merupakan gabungan negara-negara serantau yang unik. Memang, masih banyak ketinggalan dari Uni Eropa.
Tapi, jika dibandingkan dengan negara-negara persekutuan wilayah-wilayah lain, ASEAN punya banyak kekuatan. "Malahan, saya merasakan bahwa kita di ASEAN ini masih mempunyai ruang yang luas untuk memperbaiki diri," tuturnya.
Ada tiga pilar yang dipaparkan Menlu Negeri Jiran di ASEAN. Pertama, soal political security arrangement. Dari segi ini, ASEAN berjaya. Tidak pernah ada masalah.
"Kalau ada pun, paling dari nelayan-nelayan yang nakal dari suatu negara, yang masuk ke wilayah negara lain. Paling ditangkap, kapalnya dibakar. Tapi tidak ada peperangan," beber Saifuddin.
Kemudian, ASEAN centrality dan ASEAN konsensus juga berjaya mempertahankan wilayahnya, khususnya Laut China Selatan, dari ancaman-ancaman yang besar. Khususnya dari China. "Walaupun kita tahu ada kasus-kasus di mana kapal coast guard china itu datang ke perairan kita tapi tidak ada engagement, pertempuran," terangnya.
Tapi diingatkannya, ASEAN punya ancaman baru. Apa itu? Yakni cyber security. "ASEAN harus main peranan, ini ancaman keamanan yang terbaru. Cyber security bidang baru yang bisa dikerjasamakan," kata Saifuddin wanti-wanti.
Diskusi itu merupakan kerja sama antara Universitas Paramadina, Institut Darul Ehsan, Lembaga Survei KedaiKOPI, dan Kementerian Luar Negeri Malaysia. "Kita mesti mengawali dengan hubungan bilateral antara Malaysia dan Indonesia sebagai suatu faksi yang penting dalam upaya kita memperkokoh ASEAN ini," ujar Saifuddin. Baca juga: Menlu RI-Malaysia Sepakat Percepat Penyelesaian Batas Maritim Kedua Negara
"Ini hubungan bilateral dua negara serumpun yang banyak kesamaan, banyak perkongsian, walaupun itu sekali-sekali ada juga isunya (masalahnya). Tetapi, karena serumpun dan bersaudara, itu bisa diatur pak," imbuhnya sambil tertawa.
Hubungan Indonesia yang istimewa ini, kalaupun tidak menjadi faksi diyakini bisa membantu memperkokoh ASEAN dalam banyak hal. Saifuddin sendiri menilai ASEAN merupakan gabungan negara-negara serantau yang unik. Memang, masih banyak ketinggalan dari Uni Eropa.
Tapi, jika dibandingkan dengan negara-negara persekutuan wilayah-wilayah lain, ASEAN punya banyak kekuatan. "Malahan, saya merasakan bahwa kita di ASEAN ini masih mempunyai ruang yang luas untuk memperbaiki diri," tuturnya.
Ada tiga pilar yang dipaparkan Menlu Negeri Jiran di ASEAN. Pertama, soal political security arrangement. Dari segi ini, ASEAN berjaya. Tidak pernah ada masalah.
"Kalau ada pun, paling dari nelayan-nelayan yang nakal dari suatu negara, yang masuk ke wilayah negara lain. Paling ditangkap, kapalnya dibakar. Tapi tidak ada peperangan," beber Saifuddin.
Kemudian, ASEAN centrality dan ASEAN konsensus juga berjaya mempertahankan wilayahnya, khususnya Laut China Selatan, dari ancaman-ancaman yang besar. Khususnya dari China. "Walaupun kita tahu ada kasus-kasus di mana kapal coast guard china itu datang ke perairan kita tapi tidak ada engagement, pertempuran," terangnya.
Tapi diingatkannya, ASEAN punya ancaman baru. Apa itu? Yakni cyber security. "ASEAN harus main peranan, ini ancaman keamanan yang terbaru. Cyber security bidang baru yang bisa dikerjasamakan," kata Saifuddin wanti-wanti.
Lihat Juga :
tulis komentar anda