Risma Sering Marah, DPR Saran Energinya Disalurkan untuk Benahi Sistem
Kamis, 14 Oktober 2021 - 18:51 WIB
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kembali menyedot perhatian banyak pihak. Terbaru, wanita yang akrab disapa Risma itu marah-marah di depan masyarakat di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (13/10/2021).
Pemicunya, mahasiswa dan aktivis menyampaikan protes tentang penyaluran bantuan sosial (bansos). Beberapa hari sebelumnya, Risma juga marah saat berkunjung ke Gorontalo, pemicunya juga soal data.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengungkapkan Komisi VIII DPR sudah beberapa kali mengingatkan Risma bahwa cara yang baik dalam menyelesaikan masalah adalah dengan menyelesaikan akar masalahnya. Sehingga, penyelesaiannya dilakukan dengan cara yang lebih baik, karena kemarahan Risma ini soal data.
“Ini kan masalahnya selalu soal data, marah-marahnya kemarin kan juga soal data, apakah tidak bisa dikoordinasikan sistem pendataan data terpadu kesejahteraan sosial yang selalu menjadi akar permasalahan itu diselesaikan dan dibenahi,” ujar Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/10/2021).
Ace mencontohkan bagaimana melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda), bagaimana mengoptimalkan dari pilar-pilar sosial, seperti pendamping PKH (program keluarga harapan), pendamping TKSK (tenaga kesejahteraan sosial kecamatan) dan lain-lainnya. Jadi, baiknya kemarahan Risma disalurkan untuk membenahi sistemnya.
“Nah ini menurut saya perlu tangan, energi kemarahannya itu perlu diselesaikan dengan cara membenahi sistemnya. Dari pada turun ke daerah marah, turun ke daerah ini marah. Itu kan sebetulnya parsial dan sporadis cara seperti itu,” saran Ace.
Adapun pernyataan Risma yang mau mundur jika tak mampu menjadi Mensos, Ace enggan menanggapinya. Ace menyerahkan sepenuhnya kepada Risma. Yang pasti, hubungan Komisi VIII DPR dengan Risma sangat baik dan Risma juga sangat terbuka dengan berbagai masukan Komisi VIII.
Diakuinya bahwa Risma bekerja untuk kepentingan pembenahan. “Tapi menurut saya, membenahinya yang paling utama itu membuat sistemnya menjadi lebih baik,” tandas Ketua Ikatan Alumni UIN Jakarta ini.
Pemicunya, mahasiswa dan aktivis menyampaikan protes tentang penyaluran bantuan sosial (bansos). Beberapa hari sebelumnya, Risma juga marah saat berkunjung ke Gorontalo, pemicunya juga soal data.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzily mengungkapkan Komisi VIII DPR sudah beberapa kali mengingatkan Risma bahwa cara yang baik dalam menyelesaikan masalah adalah dengan menyelesaikan akar masalahnya. Sehingga, penyelesaiannya dilakukan dengan cara yang lebih baik, karena kemarahan Risma ini soal data.
“Ini kan masalahnya selalu soal data, marah-marahnya kemarin kan juga soal data, apakah tidak bisa dikoordinasikan sistem pendataan data terpadu kesejahteraan sosial yang selalu menjadi akar permasalahan itu diselesaikan dan dibenahi,” ujar Ace di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/10/2021).
Ace mencontohkan bagaimana melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda), bagaimana mengoptimalkan dari pilar-pilar sosial, seperti pendamping PKH (program keluarga harapan), pendamping TKSK (tenaga kesejahteraan sosial kecamatan) dan lain-lainnya. Jadi, baiknya kemarahan Risma disalurkan untuk membenahi sistemnya.
“Nah ini menurut saya perlu tangan, energi kemarahannya itu perlu diselesaikan dengan cara membenahi sistemnya. Dari pada turun ke daerah marah, turun ke daerah ini marah. Itu kan sebetulnya parsial dan sporadis cara seperti itu,” saran Ace.
Adapun pernyataan Risma yang mau mundur jika tak mampu menjadi Mensos, Ace enggan menanggapinya. Ace menyerahkan sepenuhnya kepada Risma. Yang pasti, hubungan Komisi VIII DPR dengan Risma sangat baik dan Risma juga sangat terbuka dengan berbagai masukan Komisi VIII.
Diakuinya bahwa Risma bekerja untuk kepentingan pembenahan. “Tapi menurut saya, membenahinya yang paling utama itu membuat sistemnya menjadi lebih baik,” tandas Ketua Ikatan Alumni UIN Jakarta ini.
(rca)
tulis komentar anda