Angka Reproduksi (Rt) COVID-19 di Jabar Turun
Rabu, 03 Juni 2020 - 10:07 WIB
KOTA BANDUNG - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, mengatakan, angka reproduksi efektif (Rt) di Jabar terus mengalami penuruan. Sebelumnya, Rt Jabar berada di angkat 0,97, saat ini menjadi 0,67. Hal itu memperlihatkan sebaran COVID-19 di Jabar terkendali.
"Sebelumnya, (Rt di Jabar) 0,97 sekarang sudah turun lagi menjadi 0,67. Sebelumnya, sempat di angka satu, lalu saat persiapan AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) 0,97 dan sekarang di 0,67," kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- dalam jumpa pers di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (2/6/20).
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mengukur angka reproduksi efektif (Rt) dengan pemodelan SimcovID (Simulasi dan Pemodelan COVID-19 Indonesia) berdasarkan metode Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential.
SimcovID sendiri merupakan tim gabungan yang terdiri dari peneliti berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, YGM, UGM, ITS, UB, dan Undana, dan peneliti perguruan tinggi luar negeri, yakni Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.
Kang Emil menyatakan, penurunan Rt tidak lepas dari pengetesan masif yang dilakukan gugus tugas provinsi. Sejauh ini, kata ia, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar sudah mengetes sebanyak 160.000. Riciannya, 120 ribu rapid test dan 40 ribu tes swab.
Dalam pengetesan COVID-19 secara masif, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar.
"Jadi kalau dirata-rata indeks yang terkena positif dari jumlah testing kita ini setara Kanada, Italia dan mendekati Jepang. Jadi, rasio testing positif terhadap yang dites Jabar, kalau dirata-rata ke negara di dunia, tidak jauh beda dengan tiga negara itu," ucapnya.
Menurut Kang Emil, pengetesan masif di Jabar akan memobilisasi ambulans Puskesmas Keliling (Pusling) di 27 kabupaten/kota, yang jumlahnya mencapai 627, sebagai Mobile COVID-19 Test. Nantinya, Mobile COVID-19 Test akan dilengkapi dengan alat rapid test. Pengetesan pun diprioritaskan di kerumunan-kerumunan.
"Kenapa sebanyak itu, karena kami menyulap mobil puskesmas menjadi Mobil Test COVID-19, sehingga kewaspadaan tidak kendur disaat penerapan AKB," katanya.
"Sebelumnya, (Rt di Jabar) 0,97 sekarang sudah turun lagi menjadi 0,67. Sebelumnya, sempat di angka satu, lalu saat persiapan AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru) 0,97 dan sekarang di 0,67," kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- dalam jumpa pers di Makodam III Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (2/6/20).
Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mengukur angka reproduksi efektif (Rt) dengan pemodelan SimcovID (Simulasi dan Pemodelan COVID-19 Indonesia) berdasarkan metode Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential.
SimcovID sendiri merupakan tim gabungan yang terdiri dari peneliti berbagai perguruan tinggi, seperti ITB, Universitas Padjadjaran, YGM, UGM, ITS, UB, dan Undana, dan peneliti perguruan tinggi luar negeri, yakni Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.
Kang Emil menyatakan, penurunan Rt tidak lepas dari pengetesan masif yang dilakukan gugus tugas provinsi. Sejauh ini, kata ia, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar sudah mengetes sebanyak 160.000. Riciannya, 120 ribu rapid test dan 40 ribu tes swab.
Dalam pengetesan COVID-19 secara masif, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300.000 penduduk Jabar.
"Jadi kalau dirata-rata indeks yang terkena positif dari jumlah testing kita ini setara Kanada, Italia dan mendekati Jepang. Jadi, rasio testing positif terhadap yang dites Jabar, kalau dirata-rata ke negara di dunia, tidak jauh beda dengan tiga negara itu," ucapnya.
Menurut Kang Emil, pengetesan masif di Jabar akan memobilisasi ambulans Puskesmas Keliling (Pusling) di 27 kabupaten/kota, yang jumlahnya mencapai 627, sebagai Mobile COVID-19 Test. Nantinya, Mobile COVID-19 Test akan dilengkapi dengan alat rapid test. Pengetesan pun diprioritaskan di kerumunan-kerumunan.
"Kenapa sebanyak itu, karena kami menyulap mobil puskesmas menjadi Mobil Test COVID-19, sehingga kewaspadaan tidak kendur disaat penerapan AKB," katanya.
tulis komentar anda