KH Cholil Nafis: Menggeser Libur Hari Besar Keagamaan Sudah Tak Relevan
Senin, 11 Oktober 2021 - 09:19 WIB
JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki libur pada hari besar keagamaan. Tetapi belakangan, karena pandemi, momentum hari besar keagamaannya dengan liburnya tidak lagi sama.
”Indonesia paling banyak libur kerja karena menghormati hari besar keagamaan (HBK). Jadi libur itu mengikuti HBK bukan HBK yg mengikuti hari libur. Jk ada penggeseran hari libur ke stlh atau sebelum HBK berarti bonus krn kita memang selalu libur,” cuit Cholil Nafis, Senin (1/10/2021).
Salah satu libur hari besar keagamaan yang digeser sebelumnya adalah Tahun Baru Islam. Ini dilakukan lantaran kasus Covid-19 secara nasional sedang tinggi. Yang terbaru, Kemenag juga menggeser libur untuk momentum Maulid Nabi Muhammad. Maulid yang bertepatan pada 19 Oktober liburnya digeser pada 20 Oktober 2021.
Menurut Cholil Nafis, dengan melihat perkembangan kondisi pandemi, dia melihat kebijakan untuk menggeser libur hari besar keagamaan saat ini sudah tidak pas lagi. Tegasnya, semestinya tidak perlu ada lagi pergeseran libur, toh di mana-mana orang sudah banyak berkerumun.
”Saat WFH n Covid-19 mulai reda bahkan hajatan nasional mulai normal sepertinya menggeser hari lebir keagaama dg alasan agar tak banyak mobilitas lburan warga n tdk berkerumun sdh tak relevan. Keputusan lama yg tak diadaptasikan dg berlibur pd waktunya merayakan acara keagamaan,” tulis Cholil Nafis.
”Indonesia paling banyak libur kerja karena menghormati hari besar keagamaan (HBK). Jadi libur itu mengikuti HBK bukan HBK yg mengikuti hari libur. Jk ada penggeseran hari libur ke stlh atau sebelum HBK berarti bonus krn kita memang selalu libur,” cuit Cholil Nafis, Senin (1/10/2021).
Salah satu libur hari besar keagamaan yang digeser sebelumnya adalah Tahun Baru Islam. Ini dilakukan lantaran kasus Covid-19 secara nasional sedang tinggi. Yang terbaru, Kemenag juga menggeser libur untuk momentum Maulid Nabi Muhammad. Maulid yang bertepatan pada 19 Oktober liburnya digeser pada 20 Oktober 2021.
Menurut Cholil Nafis, dengan melihat perkembangan kondisi pandemi, dia melihat kebijakan untuk menggeser libur hari besar keagamaan saat ini sudah tidak pas lagi. Tegasnya, semestinya tidak perlu ada lagi pergeseran libur, toh di mana-mana orang sudah banyak berkerumun.
”Saat WFH n Covid-19 mulai reda bahkan hajatan nasional mulai normal sepertinya menggeser hari lebir keagaama dg alasan agar tak banyak mobilitas lburan warga n tdk berkerumun sdh tak relevan. Keputusan lama yg tak diadaptasikan dg berlibur pd waktunya merayakan acara keagamaan,” tulis Cholil Nafis.
(muh)
tulis komentar anda