Milad ke-76, GPII Tegaskan Kaderisasi Ujung Tombak Hadapi Era Industri 4.0
Sabtu, 09 Oktober 2021 - 19:42 WIB
JAKARTA - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam Indonesia (PP GPII) berkomitmen mencetak sumber daya manusia yang siap menghadapi revolusi industri 4.0 ,
Ketua Umum PP GPII Masri Ikoni mengatakan, di milad yang ke 76 tahun ini GPII mempertegas posisinya sebagai organisasi perjuangan yang hadir sebagai penengah, memberikan resolusi konflik dari berbagai konflik sosial yang saat ini terjadi. Menurut Masri, GPII mengambil jarak yang sama dengan semua kekuatan politik.
”Sebagai organisasi perjuangan kader GPII juga harus siap memimpin jika dibutuhkan kontribusinya oleh negara. Jangan khawatir kita memiliki sejarah panjang di republik ini bukan anak kemarin sore,” tegas Masri saat perayaan resepsi Milad (Ulang tahun) GPII ke 76 di hotel Arya Duta Jakarta Pusat, Jumat, 8 Oktober 2021, malam.
GPII akan mengambil peran sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan yang fokus mencetak kader-kader ummat dan kader bangsa yang siap menghadapi revolusi industri 4.0 dimana era industri baru dengan penguasaan teknologi informasi.
”Kami mencoba fokus pada kaderisasi sebagai basis menghadapi era perubahan yang cepat ini. Nah tantangan zaman seperti ini harus mampu dijawab oleh GPII. Jika zaman awal berdirinya GPII setting sejarahnya adalah perlawanan pada penjajah secara fisik maka di zaman baru ini kader - kader GPII harus mampu membangun resource untuk memperkuat basis-basis ekonomi ummat sekaligus menguasai teknologi informasi. Ini penting karena zaman telah berubah dan kader harus siap,” ujarnya.
Sementara itu, mantan Ketua Umum GPI Haerudin Amin yang juga anggota DPR RI Fraksi PAN menegaskan, kader-kader GPII di era baru ini harus mampu mengikuti zaman. "Kader GPII saat ini mungkin saja 10 tahun ke depan ada yang menjadi anggota DPR, jadi menteri bahkan jadi Presiden RI. Bisa saja karena sesuai tagline besar GPII adalah 'Takdir Kami Memimpin Negara'. Kader harus siap jika sewaktu-waktu ibu pertiwi memanggil,” tegas Haerudin.
Haerudin menegaskan, usia 76 tahun GPII ini hampir sama dengan usia Republik Indonesia selisih 2 bulan kurang jadi kontribusi bagi republik sudah lumayan yang paling fenomenal dan di kenang sejarah adalah Mosi Integral M. Natsir pendiri GPII yang saat itu menjadi Perdana Menteri yang menyatukan kembali NKRI dari federalisme. Selain itu ada juga mantan ketua umum GPII Burhanudin Harahap yang menjadi Perdana Menteri di awal kemerdekaan.
"Jadi kita bukan omong kosong atau berkhayal soal tagline GPII 'Takdir Kami Memimpin Negara' itu', tapi perlu di ingat pesan saya kepada ketua umum dan Sekjen GPII beserta jajarannya jika ingin tetap eksis peran sejarahnya dan ingin mewujudkan tagline nya tadi maka maka satu satunya jalan adalah perkuat dan fokus pada kaderisasi sebagai ujung tombak,” kata Haerudin.
Seperti di ketahui GPII didirikan pada 2 Oktober 1945 oleh beberapa tokoh pemuda antara lain mantan Perdana Menteri Indonesia M. Natsir, mantan Menteri Agama K.H.A. Wahid Hasjim, dan Putra HOS Tjokroaminoto Anwar Tjokroaminoto dengan dua tujuan ikut mempertahankan kemerdekaan dan mensyiarkan Islam sebagai sebuah nilai dalam kehidupan berbangsa.
Hadir juga dalam acara milad tersebut perwakilan Mabes Polri Brigjen Pol Arif Rahman, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ajbar Abdul Qadir, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Haerudin Amin, para mantan Ketua Umum GPII seperti Toha Al Mansur, Rahmat Kardi dan Karman BM dan ratusan kader GPII se-Jabodetabek.
Termasuk sejumlah perwakilan dari organisasi kepemudaan (OKP) seperti Ketua Umum Pemuda Muslimin Indonesia (Pemuda Muslim) Muhtadin Sabili, Ketua Umum Gema Mathla'ul Anwar, Ahmad Nawawi Arsyad, perwakilan DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Pelajar Islam Indonesia (PII).
Ketua Umum PP GPII Masri Ikoni mengatakan, di milad yang ke 76 tahun ini GPII mempertegas posisinya sebagai organisasi perjuangan yang hadir sebagai penengah, memberikan resolusi konflik dari berbagai konflik sosial yang saat ini terjadi. Menurut Masri, GPII mengambil jarak yang sama dengan semua kekuatan politik.
”Sebagai organisasi perjuangan kader GPII juga harus siap memimpin jika dibutuhkan kontribusinya oleh negara. Jangan khawatir kita memiliki sejarah panjang di republik ini bukan anak kemarin sore,” tegas Masri saat perayaan resepsi Milad (Ulang tahun) GPII ke 76 di hotel Arya Duta Jakarta Pusat, Jumat, 8 Oktober 2021, malam.
GPII akan mengambil peran sebagai organisasi kader dan organisasi perjuangan yang fokus mencetak kader-kader ummat dan kader bangsa yang siap menghadapi revolusi industri 4.0 dimana era industri baru dengan penguasaan teknologi informasi.
”Kami mencoba fokus pada kaderisasi sebagai basis menghadapi era perubahan yang cepat ini. Nah tantangan zaman seperti ini harus mampu dijawab oleh GPII. Jika zaman awal berdirinya GPII setting sejarahnya adalah perlawanan pada penjajah secara fisik maka di zaman baru ini kader - kader GPII harus mampu membangun resource untuk memperkuat basis-basis ekonomi ummat sekaligus menguasai teknologi informasi. Ini penting karena zaman telah berubah dan kader harus siap,” ujarnya.
Sementara itu, mantan Ketua Umum GPI Haerudin Amin yang juga anggota DPR RI Fraksi PAN menegaskan, kader-kader GPII di era baru ini harus mampu mengikuti zaman. "Kader GPII saat ini mungkin saja 10 tahun ke depan ada yang menjadi anggota DPR, jadi menteri bahkan jadi Presiden RI. Bisa saja karena sesuai tagline besar GPII adalah 'Takdir Kami Memimpin Negara'. Kader harus siap jika sewaktu-waktu ibu pertiwi memanggil,” tegas Haerudin.
Haerudin menegaskan, usia 76 tahun GPII ini hampir sama dengan usia Republik Indonesia selisih 2 bulan kurang jadi kontribusi bagi republik sudah lumayan yang paling fenomenal dan di kenang sejarah adalah Mosi Integral M. Natsir pendiri GPII yang saat itu menjadi Perdana Menteri yang menyatukan kembali NKRI dari federalisme. Selain itu ada juga mantan ketua umum GPII Burhanudin Harahap yang menjadi Perdana Menteri di awal kemerdekaan.
"Jadi kita bukan omong kosong atau berkhayal soal tagline GPII 'Takdir Kami Memimpin Negara' itu', tapi perlu di ingat pesan saya kepada ketua umum dan Sekjen GPII beserta jajarannya jika ingin tetap eksis peran sejarahnya dan ingin mewujudkan tagline nya tadi maka maka satu satunya jalan adalah perkuat dan fokus pada kaderisasi sebagai ujung tombak,” kata Haerudin.
Seperti di ketahui GPII didirikan pada 2 Oktober 1945 oleh beberapa tokoh pemuda antara lain mantan Perdana Menteri Indonesia M. Natsir, mantan Menteri Agama K.H.A. Wahid Hasjim, dan Putra HOS Tjokroaminoto Anwar Tjokroaminoto dengan dua tujuan ikut mempertahankan kemerdekaan dan mensyiarkan Islam sebagai sebuah nilai dalam kehidupan berbangsa.
Hadir juga dalam acara milad tersebut perwakilan Mabes Polri Brigjen Pol Arif Rahman, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Ajbar Abdul Qadir, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Haerudin Amin, para mantan Ketua Umum GPII seperti Toha Al Mansur, Rahmat Kardi dan Karman BM dan ratusan kader GPII se-Jabodetabek.
Termasuk sejumlah perwakilan dari organisasi kepemudaan (OKP) seperti Ketua Umum Pemuda Muslimin Indonesia (Pemuda Muslim) Muhtadin Sabili, Ketua Umum Gema Mathla'ul Anwar, Ahmad Nawawi Arsyad, perwakilan DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Pelajar Islam Indonesia (PII).
(cip)
tulis komentar anda