Potensi Bibit Siklon Tropis, BMKG Ungkap Beberapa Dampaknya di Indonesia
Selasa, 05 Oktober 2021 - 06:36 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) memantau adanya bibit siklon tropis. Hal ini diketahui lewat Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC).
Baca Juga: BMKG
Baca juga: Siklon Tropis Conson dan Chanthu Terdeteksi, Ini Dampaknya bagi Cuaca di Indonesia
"Dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1005 hPa. Bibit Siklon 92W bergerak ke arah barat dan diprakirakan akan meningkat intensitasnya setelah melewati daratan Filipina memasuki wilayah perairan Laut Cina Selatan," sambungnya.
Fachri menjelaskan, Bibit Siklon 92W dalam 24 jam ke depan dapat berdampak tidak langsung terhadap potensi hujan sedang - lebat di wilayah Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara.
"Kemudian gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 m di Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik utara Halmahera," ucap Fachri.
Lanjut Fachri, meningkatnya gelombang dengan ketinggian 1.25 - 2.5 meter dapat terjadi di Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Natuna, Perairan Kalimantan Utara, Selat Makassar, Perairan Kep Sangihe - Kep Talaud, Perairan Bitung - Kep Sitaro, Perairan utara dan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, Perairan Kep. Halmahera, Laut Halmahera dan Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua.
"Sementara itu, sebagai dampak dari kondisi atmosfer yang cukup basah dan tingkat konvektivitas yang tinggi, potensi hujan sedang - lebat yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang dalam periode 05 - 11 Oktober 2021 masih dapat terjadi di 22 provinsi," ungkapnya.
Ke 22 provinsi tersebut yakni Aceh, Kep Riau, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara.
"Kemudian Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua," ujarnya.
Dikatakan Fachri, BMKG melalui TCWC Jakarta setiap saat terus melakukan monitoring terhadap kemungkinan adanya potensi siklon tropis. "Yang dapat berdampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia," tutupnya.
Baca Juga: BMKG
Baca juga: Siklon Tropis Conson dan Chanthu Terdeteksi, Ini Dampaknya bagi Cuaca di Indonesia
"Dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 1005 hPa. Bibit Siklon 92W bergerak ke arah barat dan diprakirakan akan meningkat intensitasnya setelah melewati daratan Filipina memasuki wilayah perairan Laut Cina Selatan," sambungnya.
Fachri menjelaskan, Bibit Siklon 92W dalam 24 jam ke depan dapat berdampak tidak langsung terhadap potensi hujan sedang - lebat di wilayah Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara.
"Kemudian gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 m di Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik utara Halmahera," ucap Fachri.
Lanjut Fachri, meningkatnya gelombang dengan ketinggian 1.25 - 2.5 meter dapat terjadi di Laut Natuna Utara, Perairan Kepulauan Natuna, Perairan Kalimantan Utara, Selat Makassar, Perairan Kep Sangihe - Kep Talaud, Perairan Bitung - Kep Sitaro, Perairan utara dan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, Perairan Kep. Halmahera, Laut Halmahera dan Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua.
"Sementara itu, sebagai dampak dari kondisi atmosfer yang cukup basah dan tingkat konvektivitas yang tinggi, potensi hujan sedang - lebat yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang dalam periode 05 - 11 Oktober 2021 masih dapat terjadi di 22 provinsi," ungkapnya.
Ke 22 provinsi tersebut yakni Aceh, Kep Riau, Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara.
"Kemudian Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat dan Papua," ujarnya.
Dikatakan Fachri, BMKG melalui TCWC Jakarta setiap saat terus melakukan monitoring terhadap kemungkinan adanya potensi siklon tropis. "Yang dapat berdampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda