HUT ke-76, TNI di Antara 2 Kekuatan Raksasa China vs AUKUS
Senin, 04 Oktober 2021 - 12:37 WIB
JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 pada Selasa, (5/10/2021), besok. Sebagai komponen utama pertahanan negara, TNI diminta memantau situasi Laut Natuna dan pergerakan AUKUS.
Pengamat Militer dan Intelijen sekaligus Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hankam Susaningtyas Kertopati mengatakan, sesuai ketentuan ASEAN yang tertuang di dalam Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN) maka seluruh negara ASEAN wajib mematuhi ketentuan zona bebas nuklir. Menurut Nuning, panggilan akrab Susaningtyas Kertopati, banyak negara di dunia mewaspadai pengoperasian kapal-kapal selam bertenaga nuklir yang dimiliki beberapa negara maju.
”Ke depan TNI juga perlu memperhatikan dinamika lingkungan strategis. Yang paling menyita perhatian adalah situasi di Laut Natuna Utara yang berdampingan dengan Laut Cina Selatan. Dinamika terbaru adalah pembentukan kerja sama keamanan AUKUS. Sangat penting dicermati oleh TNI ke mana arah baru AUKUS dan rencana pengoperasian kapal Selam Australia bertenaga nuklir,” ujarnya, Selasa (4/10/2021).
Tidak hanya itu, Nuning menilai, perayaan HUT TNI kali ini cukup istimewa karena TNI sebagai komponen utama pertahanan negara sebentar lagi akan dilengkapi dengan Komponen Cadangan (Komcad). Kelengkapan ini sebagai wujud Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) pada abad ke-21. Kelengkapan Komponen Cadangan tersebut merupakan implementasi berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. ”Pembentukan Komponen Cadangan selain berlandaskan hukum nasional, juga sesuai hukum internasional sebagaimana terkandung pada beberapa Resolusi PBB,” ujarnya.
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut, peringatan HUT TNI yang diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 secara ketat tidak mengurangi makna dan kekhidmatan. Menurut Nuning, TNI dan Polri bersama komponen bangsa lain hingga kini mampu menjaga stabilitas keamanan pada tataran regional dan nasional. ”Bahkan kepercayaan publik juga semakin meningkat kepada TNI sebagai institusi. TNI membuktikan Dharma Bhakti kepada Ibu Pertiwi dalam situasi dan kondisi apapun, termasuk dalam 2 tahun ini masa pandemi Covid-19,” ucapnya.
Keberhasilan TNI membangun kepercayaan masyarakat, sambung Nuning, merefleksikan kredibilitas TNI ke dunia internasional. Hal itu dibuktikan dengan tekad kuat memberantas Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) bersama Polri dan para tokoh masyarakat Papua. ”Strategi TNI memberantas KSTP sudah sesuai dengan hukum internasional sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB. Saya percaya TNI akan lebih mendapat dukungan internasional menyelesaikan separatisme Papua,” kata Nuning.
Selain itu, keberhasilan PON di Papua merupakan salah satu indikator kredibilitas TNI di dalam negeri dan luar negeri. ”Beberapa prajurit TNI dan Polri yang gugur di Papua tidak memengaruhi keberhasilan TNI dan Polri mengamankan acara pembukaan PON ke-20 oleh Presiden Jokowi. TNI, Polri, Kemenpora, KONI dan seluruh panitia PON bertekad menyelenggarakan rangkaian pesta olahraga tersebut sampai selesai,” katanya.
Pengamat Militer dan Intelijen sekaligus Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hankam Susaningtyas Kertopati mengatakan, sesuai ketentuan ASEAN yang tertuang di dalam Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN) maka seluruh negara ASEAN wajib mematuhi ketentuan zona bebas nuklir. Menurut Nuning, panggilan akrab Susaningtyas Kertopati, banyak negara di dunia mewaspadai pengoperasian kapal-kapal selam bertenaga nuklir yang dimiliki beberapa negara maju.
”Ke depan TNI juga perlu memperhatikan dinamika lingkungan strategis. Yang paling menyita perhatian adalah situasi di Laut Natuna Utara yang berdampingan dengan Laut Cina Selatan. Dinamika terbaru adalah pembentukan kerja sama keamanan AUKUS. Sangat penting dicermati oleh TNI ke mana arah baru AUKUS dan rencana pengoperasian kapal Selam Australia bertenaga nuklir,” ujarnya, Selasa (4/10/2021).
Tidak hanya itu, Nuning menilai, perayaan HUT TNI kali ini cukup istimewa karena TNI sebagai komponen utama pertahanan negara sebentar lagi akan dilengkapi dengan Komponen Cadangan (Komcad). Kelengkapan ini sebagai wujud Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) pada abad ke-21. Kelengkapan Komponen Cadangan tersebut merupakan implementasi berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. ”Pembentukan Komponen Cadangan selain berlandaskan hukum nasional, juga sesuai hukum internasional sebagaimana terkandung pada beberapa Resolusi PBB,” ujarnya.
Baca Juga
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebut, peringatan HUT TNI yang diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19 secara ketat tidak mengurangi makna dan kekhidmatan. Menurut Nuning, TNI dan Polri bersama komponen bangsa lain hingga kini mampu menjaga stabilitas keamanan pada tataran regional dan nasional. ”Bahkan kepercayaan publik juga semakin meningkat kepada TNI sebagai institusi. TNI membuktikan Dharma Bhakti kepada Ibu Pertiwi dalam situasi dan kondisi apapun, termasuk dalam 2 tahun ini masa pandemi Covid-19,” ucapnya.
Keberhasilan TNI membangun kepercayaan masyarakat, sambung Nuning, merefleksikan kredibilitas TNI ke dunia internasional. Hal itu dibuktikan dengan tekad kuat memberantas Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) bersama Polri dan para tokoh masyarakat Papua. ”Strategi TNI memberantas KSTP sudah sesuai dengan hukum internasional sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB. Saya percaya TNI akan lebih mendapat dukungan internasional menyelesaikan separatisme Papua,” kata Nuning.
Selain itu, keberhasilan PON di Papua merupakan salah satu indikator kredibilitas TNI di dalam negeri dan luar negeri. ”Beberapa prajurit TNI dan Polri yang gugur di Papua tidak memengaruhi keberhasilan TNI dan Polri mengamankan acara pembukaan PON ke-20 oleh Presiden Jokowi. TNI, Polri, Kemenpora, KONI dan seluruh panitia PON bertekad menyelenggarakan rangkaian pesta olahraga tersebut sampai selesai,” katanya.
(cip)
tulis komentar anda