Kriminalitas Jalanan Picu Ketakutan Masyarakat
Sabtu, 02 Oktober 2021 - 16:07 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 berdampak luas pada seluruh aspek kehidupan masyarakat tak terkecuali sektor ekonomi. Banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan berbuntut pada munculnya gangguan ekonomi yang kemudian berpengaruh terhadap tingkat kriminalitas . Alih-alih memenuhi kebutuhan hidup, banyak orang yang kemudian menempuh jalan pintas dengan melakukan aksi kejahatan.
Hal itu tergambar dalam pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana sebagaimana dilansir dari SINDOnews.com pada 19 Juni 2020. Menurutnya, kasus kejahatan di wilayah hukum Polda Metro Jaya selama pandemi ini naik sekitar 6%.
“Terkait kasus pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat) dan pencurian kendaraan bermotor ada peningkatan selama pandemi ini sebesar 6%,” ujar dia.
Selain itu, setiap harinya, pemberitaan Tanah Air juga marak dengan tema-tema soal kejadian kriminalitas jalanan, seperti aksi pembegalan, penjambretan hingga penembakan oleh orang tak dikenal.
Maraknya aksi kejahatan saat ini juga dinilai sudah sangat mengkhawatirkan oleh masyarakat. Hal itu tergambar dalam survei tim Litbang MPI pada 24-28 September 2021 lalu. Dalam survei yang melibatkan 100 responden tersebut, sebanyak 54% responden menilai bahwa tingkat kejahatan jalanan sudah berada dalam tahap yang memprihatinkan.
Apalagi, dalam beberapa kejadian, pelaku kerap melukai korbannya yang bahkan bisa sampai menelan korban jiwa. “Iya memang, menurut saya kejahatan jalanan saat ini sangat membuat masyarakat khawatir. Saat pandemi ini, sepertinya semakin rawan ya,” ujar Mita, salah seorang responden jajak pendapat kepada MPI.
Penilaian tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kecemasan masyarakat. Dari pengakuan 64% responden, semuanya menyatakan bahwa rasa takut dan cemas selalu muncul saat berada di jalan umum. “Saya selalu was-was aja kalau lagi jalan sendirian di tempat umum, sudah banyak kejadian juga kan, takut itu terjadi juga pada saya,” ujar Ratih, mahasiswi UI.
Strategi Cegah Kejahatan
Hal itu tergambar dalam pernyataan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana sebagaimana dilansir dari SINDOnews.com pada 19 Juni 2020. Menurutnya, kasus kejahatan di wilayah hukum Polda Metro Jaya selama pandemi ini naik sekitar 6%.
“Terkait kasus pencurian dengan kekerasan (curas), pencurian dengan pemberatan (curat) dan pencurian kendaraan bermotor ada peningkatan selama pandemi ini sebesar 6%,” ujar dia.
Selain itu, setiap harinya, pemberitaan Tanah Air juga marak dengan tema-tema soal kejadian kriminalitas jalanan, seperti aksi pembegalan, penjambretan hingga penembakan oleh orang tak dikenal.
Maraknya aksi kejahatan saat ini juga dinilai sudah sangat mengkhawatirkan oleh masyarakat. Hal itu tergambar dalam survei tim Litbang MPI pada 24-28 September 2021 lalu. Dalam survei yang melibatkan 100 responden tersebut, sebanyak 54% responden menilai bahwa tingkat kejahatan jalanan sudah berada dalam tahap yang memprihatinkan.
Apalagi, dalam beberapa kejadian, pelaku kerap melukai korbannya yang bahkan bisa sampai menelan korban jiwa. “Iya memang, menurut saya kejahatan jalanan saat ini sangat membuat masyarakat khawatir. Saat pandemi ini, sepertinya semakin rawan ya,” ujar Mita, salah seorang responden jajak pendapat kepada MPI.
Penilaian tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap tingkat kecemasan masyarakat. Dari pengakuan 64% responden, semuanya menyatakan bahwa rasa takut dan cemas selalu muncul saat berada di jalan umum. “Saya selalu was-was aja kalau lagi jalan sendirian di tempat umum, sudah banyak kejadian juga kan, takut itu terjadi juga pada saya,” ujar Ratih, mahasiswi UI.
Strategi Cegah Kejahatan
Lihat Juga :
tulis komentar anda