Kesaksian Untung Mufreni Anak Jenderal Ahmad Yani: Kaki Bapak Diseret Seperti Binatang
Kamis, 30 September 2021 - 11:54 WIB
Untung serta saudara-saudaranya hanya bisa melihat sang ayah yang telah meninggal dunia. Pasukan Cakrabirawa juga menyeret kaki Ahmad Yani seperti binatang. Untung mengatakan, dalam Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI, kaki ayahnya diseret namun badan diangkat sehingga kepala tidak membentur ubin dan batu di luar rumah.
"Kalau sebetulnya nggak begitu, Pak. Kakinya diseret seperti menyeret binatang, kok," kata Untung, dikutip dari YouTube iNews Magazine.
Bekas tembakan di rumah Ahmad Yani. Foto/Dok Okezone
Ketika berada di pintu belakang, Untung dan saudara-saudaranya masih berusaha mendekati Ahmad Yani. Namun, pasukan Cakrabirawa langsung menodongkan senjata ke arah Untung. Pasukan Cakrabirawa meminta agar Untung tetap berada di dalam rumah. Apabila melawan, pasukan Cakrabirawa tak segan menembak. Akhirnya, Untung yang saat itu berusia 11 tahun dan saudara-saudara hanya bisa menangis.
"Siapa keluar, kami tembak," kata Untung menirukan ancaman Pasukan Cakrabirawa, dikutip dari YouTube iNews Magazine.
Diketahui, dalam peristiwa G30S PKI tersebut, ada enam jenderal yang menjadi korban. Mereka adalah Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan, dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo.
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan dia, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean, tewas. Para korban kemudian dibuang ke Lubang Buaya, kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober 1965.
*Diolah berbagai sumber
"Kalau sebetulnya nggak begitu, Pak. Kakinya diseret seperti menyeret binatang, kok," kata Untung, dikutip dari YouTube iNews Magazine.
Bekas tembakan di rumah Ahmad Yani. Foto/Dok Okezone
Ketika berada di pintu belakang, Untung dan saudara-saudaranya masih berusaha mendekati Ahmad Yani. Namun, pasukan Cakrabirawa langsung menodongkan senjata ke arah Untung. Pasukan Cakrabirawa meminta agar Untung tetap berada di dalam rumah. Apabila melawan, pasukan Cakrabirawa tak segan menembak. Akhirnya, Untung yang saat itu berusia 11 tahun dan saudara-saudara hanya bisa menangis.
"Siapa keluar, kami tembak," kata Untung menirukan ancaman Pasukan Cakrabirawa, dikutip dari YouTube iNews Magazine.
Diketahui, dalam peristiwa G30S PKI tersebut, ada enam jenderal yang menjadi korban. Mereka adalah Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan, dan Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo.
Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Sebaliknya, putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan dia, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean, tewas. Para korban kemudian dibuang ke Lubang Buaya, kawasan Pondok Gede, Jakarta Timur. Mayat mereka ditemukan pada 3 Oktober 1965.
*Diolah berbagai sumber
tulis komentar anda