Pangkostrad Jawab Tudingan Gatot Nurmantyo soal Hilangnya 3 Patung di Museum Kostrad
Senin, 27 September 2021 - 21:14 WIB
JAKARTA - Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman angkat bicara ihwal pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut pihaknya menghilangkan patung sejumlah tokoh negara di Museum Darma Bhakti Kostrad.
Dudung mengakui sebelumnya terdapat tiga patung di dalam museum tersebut. Patung-patung tersebut dibuat pada masa Pangkostrad Letjen TNI (Purn) AY Nasution (2011-2012).
"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini," ujar Dudung melalui keterangan tertulis, Senin (27/9/2021) malam.
Dudung pun mengaku menghargai permintaan tersebut. Menurut dia, AY Nasution merasa amat berdosa lantaran telah membuat patung. "Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," katanya.
Dudung menolak jika penarikan patung tersebut dikatakan sebagai upaya melupakan sejarah pemberontakan G30S/PKI. Dudung menegaskan, baik dirinya dan AY Nasution memiliki komitmen yang sama untuk tidak sama sekali melupakan sejarah.
"Itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," jelasnya.
Dia mengatakan, foto-foto yang berkaitan peristiwa serta barang-barang milik eks Panglima Kostrad Soeharto saat peristiwa 1965 itu masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.
"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean," pungkasnya.
Dudung mengakui sebelumnya terdapat tiga patung di dalam museum tersebut. Patung-patung tersebut dibuat pada masa Pangkostrad Letjen TNI (Purn) AY Nasution (2011-2012).
"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini," ujar Dudung melalui keterangan tertulis, Senin (27/9/2021) malam.
Dudung pun mengaku menghargai permintaan tersebut. Menurut dia, AY Nasution merasa amat berdosa lantaran telah membuat patung. "Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," katanya.
Dudung menolak jika penarikan patung tersebut dikatakan sebagai upaya melupakan sejarah pemberontakan G30S/PKI. Dudung menegaskan, baik dirinya dan AY Nasution memiliki komitmen yang sama untuk tidak sama sekali melupakan sejarah.
"Itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," jelasnya.
Baca Juga
Dia mengatakan, foto-foto yang berkaitan peristiwa serta barang-barang milik eks Panglima Kostrad Soeharto saat peristiwa 1965 itu masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.
"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean," pungkasnya.
(muh)
Lihat Juga :
tulis komentar anda