Calon Hakim Agung Yohanes Supriyana Ungkap Penyebab Political Corruption
Senin, 20 September 2021 - 18:29 WIB
JAKARTA - Calon Hakim Agun g (CHA) Tahun 2021, Yohanes Supriyana hadir dalam rapat uji kelayakan (fit and proper test) di ruang Komisi III DPR RI, Senin (20/9/2021). Dalam paparannya, ia mengakui belum pernah menangani kasus political corruption.
"Kemudian berkaitan dengan political corruption yang saya agak kaget akan pertanyaan itu karena kebetulan saya juga belum pernah menangani hal tersebut. Saya memperkirakan, masyarakat menganggap politik kita itu mahal," katanya.
Lebih lanjut Yohanes mengatakan, tidak dapat memprediksi seseorang yang mencalonkan diri sebagai pejabat eksekutif atau legislatif tanpa memiliki persiapan yang ekstra tidak akan mendapatkan elektoral yang memadai. Dalam prosesnya akan menentukan cita-citanya untuk menggapai tujuannya.
"Sehingga saya tidak bisa memperkirakan ketika ada seseorang mencalonkan diri menjadi calon pejabat eksekutif atau legislatif harus memiliki persiapan yang ekstra. Ketika tidak memiliki kekuatan yang ekstra tidak akan mendapatkan elektoral yg memadai. Tentu cara-cara seperti itu akan menentukan mencapai cita-citanya," jelasnya
Yohanes pun menegaskan, yang terpilih memiliki moralitas tinggi, apabila menggunakan cara-cara yang baik atau tidak bertentangan. Kemudian, mampu melindungi segenap masyarakat dan mensejahterahkan umum.
"Akhirnya menggunakan cara-cara yang tanda kutip/bertentangan dengan tujuan awal sebagai anggota dewan atau pejabat di dewan eksekutif. Tentu berkaitan dengan melindungi segenap rakyat dan mensejahterahkan umum maka moralitasnya tinggi, karena tinggi, tentu dengan cara-cara yang baik," tambahnya
"Kemudian berkaitan dengan political corruption yang saya agak kaget akan pertanyaan itu karena kebetulan saya juga belum pernah menangani hal tersebut. Saya memperkirakan, masyarakat menganggap politik kita itu mahal," katanya.
Lebih lanjut Yohanes mengatakan, tidak dapat memprediksi seseorang yang mencalonkan diri sebagai pejabat eksekutif atau legislatif tanpa memiliki persiapan yang ekstra tidak akan mendapatkan elektoral yang memadai. Dalam prosesnya akan menentukan cita-citanya untuk menggapai tujuannya.
"Sehingga saya tidak bisa memperkirakan ketika ada seseorang mencalonkan diri menjadi calon pejabat eksekutif atau legislatif harus memiliki persiapan yang ekstra. Ketika tidak memiliki kekuatan yang ekstra tidak akan mendapatkan elektoral yg memadai. Tentu cara-cara seperti itu akan menentukan mencapai cita-citanya," jelasnya
Yohanes pun menegaskan, yang terpilih memiliki moralitas tinggi, apabila menggunakan cara-cara yang baik atau tidak bertentangan. Kemudian, mampu melindungi segenap masyarakat dan mensejahterahkan umum.
"Akhirnya menggunakan cara-cara yang tanda kutip/bertentangan dengan tujuan awal sebagai anggota dewan atau pejabat di dewan eksekutif. Tentu berkaitan dengan melindungi segenap rakyat dan mensejahterahkan umum maka moralitasnya tinggi, karena tinggi, tentu dengan cara-cara yang baik," tambahnya
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda