TNI-KKB Baku Tembak, Politikus PKB Desak Otak Penyuplai Senjata Diungkap

Selasa, 14 September 2021 - 11:33 WIB
Politikus PKB yang juga Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid meminta aparat mengungkap otak pemasok senjata KKB di Papua yang kerap melakukan teror. Foto/dok.SINDOnews
JAKARTA - Baku tembak kembali terjadi antara personel TNI Satgas Pamtas 403/WP dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Kali ini terjadi Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021) yang mengakibatkan satu anggota TNI terluka tembak di tangan. Baku tembak yang dilaporkan berlangsung hingga sekitar empat jam lebih mulai pukul 09.00 hingga 13.15 WIT itu juga diwarnai pembakaran sejumlah fasilitas umum.

Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKB Jazilul Fawaid menyayangkan peristiwa kontak senjata yang menyebabkan anggota TNI tertembak dan pembakaran fasilitas umum di Papua.

"Saya harap pendekatan yang dilakukan untuk mengatasi konflik di Papua lebih holistik dan lebih canggih sehingga KKB di Papua dapat ditumpas hingga ke akar-akarnya," kata Jazilul dalam keterangannya, Selasa (14/9/2021).





Jazilul meminta TNI-Polri mengungkap pemasok senjata ke KKB. "Menurut saya akar yang harus kita cari, salah satunya adalah jejaring mereka harus diputus. Termasuk jaringan untuk mendapatkan senjata," desak Anggota Komisi III DPR ini.

Menurut Jazilul, konflik yang berkepanjangan dan selalu berulang di Papua menunjukkan kurang canggihnya aparat dalam pemetaan lapangan sekaligus memitigasi dan mengantisipasi setiap gerakan KKB. Dalam hal suplai senjata dan jenis senjata yang dipakai KKB, tidak mungkin senjata yang dipakai diproduksi di Papua.

"Mereka bukan kelompok yang terlalu besar, mestinya TNI yang sedemikian besar bisa menumpas ini sampai ke akar-akarnya sehingga tidak terus muncul setiap tahun, setiap musim. Salah satunya mencari otak dan penyuplai senjata dari mana mereka mendapatkan senjatanya," ujarnya.



Di sisi lain, dia menambahkan, dalam menangani persoalan di Papua juga harus dilakukan dengan pendekatan lain, yakni pendekatan kemanusiaan, kebudayaan, dan kesejahteraan. Pendekatan tersebut sebagaimana yang dilakukan Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). "Itulah yang saya sebut pendekatannya harus holistik, harus menyeluruh," tandasnya.

Konflik bersenjata terjadi antara personel Pos Kiwirok Satgas Pamtas 403/WP dengan KKB Ngalum-Kupel pimpinan Lamek Taplo dan aksi pembakaran fasilitas umum serta pemukiman warga. Personel Pos Pamtas Yonif 403/WP yang mengalami luka tembak di lengan kanan atas nama Prada Ansar. Ia tertembak dua butir amunisi menembus tulang.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More