Unhan Gelar Konferensi Internasional Farmasi Militer Bahas Ancaman Baru Pandemi
Sabtu, 04 September 2021 - 15:28 WIB
JAKARTA - Universitas Pertahanan (Unhan) RI menyelenggarakan 1st International Conference on Pharmaceutical Sciences and Military Pharmacy (ICOPMAP) 2021 secara daring selama dua hari berturut-turut pada 3-4 September 2021.
”Konferensi ini banyak membahas teknologi farmasi terkini untuk mengatasi Covid-19 sekaligus mengantisipasi kemungkinan pandemi baru dan gelombang serangan baru di kemudian hari,” ujar Rektor Unhan RI Laksdya TNI Amarulla Octavian saat membuka secara resmi konferensi internasional tersebut, Sabtu (4/9/2021).
Hadir sebagai pembicara utama adalah Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang menyampaikan kebijakan dan strategi pemerintah mendorong perguruan tinggi untuk banyak berperan dalam menghadapi pandemi. Kemudian Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang diwakili Direktur Kesehatan Kemhan RI Marsma TNI Budi Satriyo Utomo, memaparkan program Kemhan untuk melawan Pandemi Covid-19. Sedangkan, pembicara utama lainnya, Kolonel Senior (Pharm.) Arne Krappitz dari Angkatan Darat Jerman yang menyampaikan peran penting farmasi militer dalam mengendalikan pandemi Covid-19 di Jerman.
Konferensi internasional ini terbagi ke dalam sesi plenary, sesi teknologi farmasi dan sesi oral presentation. Sesi plenary dan sesi teknologi farmasi mengundang para ilmuwan terkemuka dunia yang tergabung ke dalam International Pharmaceutical Federation (FIP), dan beberapa angkatan bersenjata dari Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda serta perguruan tinggi dari Inggris, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura.
Dari dalam negeri, tampil para guru besar dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Pancasila (UP). Sesi oral presentation menampilkan para akademisi dari berbagai universitas dari dalam negeri dan luar negeri. Antusiasme yang tinggi juga ditunjukkan oleh para militer berbagai negara untuk bersedia bekerja sama pada tingkatan teknis, penelitian dan produksi obat-obatan.
Hadir pula Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Daryono Hadi Tjahjono, Ketua Asosiasi Farmasi Indonesia Nurul Falah Edy Pariang, dan industri farmasi nasional dari PT. Kimia Farma, PT. Bio Farma, PT. Kalbe Farma, PT. Dexa Medica, dan PT. Indofarma.
”Konferensi ini banyak membahas teknologi farmasi terkini untuk mengatasi Covid-19 sekaligus mengantisipasi kemungkinan pandemi baru dan gelombang serangan baru di kemudian hari,” ujar Rektor Unhan RI Laksdya TNI Amarulla Octavian saat membuka secara resmi konferensi internasional tersebut, Sabtu (4/9/2021).
Hadir sebagai pembicara utama adalah Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang menyampaikan kebijakan dan strategi pemerintah mendorong perguruan tinggi untuk banyak berperan dalam menghadapi pandemi. Kemudian Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang diwakili Direktur Kesehatan Kemhan RI Marsma TNI Budi Satriyo Utomo, memaparkan program Kemhan untuk melawan Pandemi Covid-19. Sedangkan, pembicara utama lainnya, Kolonel Senior (Pharm.) Arne Krappitz dari Angkatan Darat Jerman yang menyampaikan peran penting farmasi militer dalam mengendalikan pandemi Covid-19 di Jerman.
Konferensi internasional ini terbagi ke dalam sesi plenary, sesi teknologi farmasi dan sesi oral presentation. Sesi plenary dan sesi teknologi farmasi mengundang para ilmuwan terkemuka dunia yang tergabung ke dalam International Pharmaceutical Federation (FIP), dan beberapa angkatan bersenjata dari Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda serta perguruan tinggi dari Inggris, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Singapura.
Dari dalam negeri, tampil para guru besar dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Pancasila (UP). Sesi oral presentation menampilkan para akademisi dari berbagai universitas dari dalam negeri dan luar negeri. Antusiasme yang tinggi juga ditunjukkan oleh para militer berbagai negara untuk bersedia bekerja sama pada tingkatan teknis, penelitian dan produksi obat-obatan.
Hadir pula Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Daryono Hadi Tjahjono, Ketua Asosiasi Farmasi Indonesia Nurul Falah Edy Pariang, dan industri farmasi nasional dari PT. Kimia Farma, PT. Bio Farma, PT. Kalbe Farma, PT. Dexa Medica, dan PT. Indofarma.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda