BMKG Beri Peringatan 17 Provinsi Berpotensi Hujan Lebat 50 mm per Hari
Jum'at, 03 September 2021 - 05:32 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan Madden Jullian Oscillation (MJO) berada pada kuadran 2 (Indian Ocean) yang menunjukkan MJO kurang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Namun dari model filter spasial MJO menunjukkan adanya gangguan fenomena MJO di wilayah Samudera Hindia Barat Lampung, Lampung, Laut Jawa, Samudera Pasifik Timur Filipina yang mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut.
Kemudian, Suhu Muka Laut/Sea Surface Temperature (SST) tercatat dengan anomali +1 0C – +4 0C yang dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) yaitu di Laut Andaman, Samudera Hindia barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda, Laut Jawa, Selat Madura, Samudera Hindia selatan Jawa-NTT, Laut Bali, Laut Flores, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Teluk Bone, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Laut Timor, Laut Arafuru, Laut Halmahera, Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik utara Papua.
Selain itu, tercatat indeks seruakan dingin (Cold Surge) yaitu +2,9 yang mengindikasikan aliran massa udara dingin dari Benua Asia menuju wilayah Indonesia tidak signifikan. “Kondisi ini menunjukkan bahwa seruakan dingin yang menjadi indikator peningkatan dampak monsun dingin Asia di Indonesia tidak signifikan memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah di Indonesia,” tulis BMKG dalam situs resminya dikutip, Jumat (3/9/2021).
Sehingga, potensi hujan ekstrem berdasarkan peta prakiraan hujan probabilistik dan ensemble pada 3 September 2021 dengan probabilistik >60% untuk potensi hujan lebat > 50mm terdapat di wilayah wilayah Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.
Secara keseluruhan, BMKG mencatat ada 17 provinsi yang berpotensi hujan lebat (>50 mm/hari) yakni Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Kemudian, 5 provinsi berpotensi angin kencang (>45 km/jam) Aceh, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat.
Sementara itu, beberapa provinsi juga berpotensi Banjir Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.
H ujan disertai kilat/petir yakni akan berpotensi terjadi di Bengkulu Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. BMKG juga mencatat bahwa satu provinsi justru berpotensi terjadi kebakaran hutan akibat kekeringan yakni di Nusa Tenggara Timur.
Namun dari model filter spasial MJO menunjukkan adanya gangguan fenomena MJO di wilayah Samudera Hindia Barat Lampung, Lampung, Laut Jawa, Samudera Pasifik Timur Filipina yang mampu meningkatkan aktivitas konvektif di wilayah tersebut.
Kemudian, Suhu Muka Laut/Sea Surface Temperature (SST) tercatat dengan anomali +1 0C – +4 0C yang dapat meningkatkan potensi penguapan (penambahan massa uap air) yaitu di Laut Andaman, Samudera Hindia barat Bengkulu-Lampung, Selat Sunda, Laut Jawa, Selat Madura, Samudera Hindia selatan Jawa-NTT, Laut Bali, Laut Flores, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Teluk Bone, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Banda, Laut Timor, Laut Arafuru, Laut Halmahera, Teluk Cendrawasih dan Samudera Pasifik utara Papua.
Selain itu, tercatat indeks seruakan dingin (Cold Surge) yaitu +2,9 yang mengindikasikan aliran massa udara dingin dari Benua Asia menuju wilayah Indonesia tidak signifikan. “Kondisi ini menunjukkan bahwa seruakan dingin yang menjadi indikator peningkatan dampak monsun dingin Asia di Indonesia tidak signifikan memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah di Indonesia,” tulis BMKG dalam situs resminya dikutip, Jumat (3/9/2021).
Sehingga, potensi hujan ekstrem berdasarkan peta prakiraan hujan probabilistik dan ensemble pada 3 September 2021 dengan probabilistik >60% untuk potensi hujan lebat > 50mm terdapat di wilayah wilayah Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.
Secara keseluruhan, BMKG mencatat ada 17 provinsi yang berpotensi hujan lebat (>50 mm/hari) yakni Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Kemudian, 5 provinsi berpotensi angin kencang (>45 km/jam) Aceh, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat.
Sementara itu, beberapa provinsi juga berpotensi Banjir Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.
H ujan disertai kilat/petir yakni akan berpotensi terjadi di Bengkulu Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan. BMKG juga mencatat bahwa satu provinsi justru berpotensi terjadi kebakaran hutan akibat kekeringan yakni di Nusa Tenggara Timur.
(kri)
tulis komentar anda