Ikuti Tradisi Pesantren, Gus Muhaimin Peringati Haul Gus Dur di Bulan Muharam
Minggu, 22 Agustus 2021 - 22:07 WIB
JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkita Bangsa (PKB) menggelar peringatan (Haul) wafatnya Presiden ke- 4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Minggu (22/8/2021) malam. Haul dilakukan untuk melestarikan nilai-nilai perjuangan Gus Dur baik di bidang demokrasi, kesejahteraan, hingga budaya bangsa.
Acara yang bertepatan dengan 14 Muharram 1443H ini digelar mulai pukul 19.00-23.00 WIB. Peringatan Haul ke-12 Gus Dur dihadiri sejumlah tokoh antara lain Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Abdul Halim Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, sejumlah elite PKB antara lain Hanif Dhakiri, Faisol Reza, KH Yusuf Chudlori, dan KH Manarul Hidayat, dan budayawan Sujiwo Tejo. Selain itu hadir secara virtual Menko Polhukam Mahfud MD, akademisi Gus Nadirsyah Hosen, dan dalang Ki Haryo Enthus Susmono, serta ribuan orang secara virtual. (Baca Juga :Soal Haul, Gus Baha: Banyak Ulama Setelah Wafat Tak Dikaji Lagi Pemikirannya)
Dalam sambutannya Ketua Umum DPP PKB Muhamin Iskandar (Gus Muhaimin) mengatakan PKB sengaja memperingati haul Gus Dur di Bulan Muharam sebagai bagian dari tradisi pesantren. Sesuai tradisi pesantren haul biasanya memang diperingati berdasarkan tahun hijriyah. “Haul GD akhirnya kita ubah hijriyah yang dulu ikut masehi. Bukan apa-apa selain mencari berkah. Kedua, biar terus ramai. Yang memperingati pada Desember sudah banyak, supaya dalam satu tahun terus ada yang meramaikan, mengingat, menelusuri, me-review, meneladani jejak keteladanan, nilai-nilai dan amanah dari Gus Dur ,” katanya.
Gus Muhaimin mengajak seluruh kader PKB dan seluruh masyarakat untuk meneladani warisan nilai-nilai dari Gus Dur di berbagai dimensi kehidupan. Baik di bidang kemanusian, demokrasi, budaya hingga perjuangan politik. “Gus Dur sangat berjasa bagi perjuangan bangsa, NU, dan PKB. Kita tidak bisa membalasnya kecuali sedikit doa dari kita malam ini,” katanya. (Baca Juga :Haul Gusdur di Bandar Lampung Tetap Khidmat Meski Digelar Virtual)
Wakil Ketua DPR ini mengungkapkan salah satu jasa terbesar dari Gus Dur adalah keberhasilannya dalam menanamkan kepercayaan diri jika nadhliyin dan kalangan pesantren mempunyai nilai-nilai, khasanah, hingga modal kultural terbaik untuk mengelola Indonesia. Saat melawan rezim orde baru, Gus Dur selalu meyakinkan para kiai, santri, nahdliyin, hingga aktivis demokrasi jika mereka punya modal besar untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. “Saat dulu banyak kekuatan yang meremehkan kekuatan NU, pesantren, dan kekuatan kultural masyarakat Gus Dur dengan enteng menjawab mereka tidak ngerti urusan jika warisan kultural NU lah yang terbaik untuk kelola negara,” katanya.
Lebih jauh Gus Muhaimin mengatakan di saat pandemi seperti ini ada warisan ajaran Gus Dur yang layak diteladani yakni prinsip partipasi dan kolaborasi. Menurutnya prinsip partisipasi dan kolaborasi ini sangat penting untuk diterapkan karena pemerintah tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan kompleksitas permasalah pandemi. “Gus Dur mengajarkan politik partisipatoris, mengajak keterlibatan semua kalangan menjadi energi kemajuan yang luar biasa. Ketika Gus Dur bersama para kiai yang tergabung dalam Bina Desa, salah satu motto utamanya adalah keterlibatan, partisipasi, keikutsertaan masyarakat untuk tumbuh bersama. Itu spirit demokrasi yang sangat relevan hari ini,” katanya.
Acara yang bertepatan dengan 14 Muharram 1443H ini digelar mulai pukul 19.00-23.00 WIB. Peringatan Haul ke-12 Gus Dur dihadiri sejumlah tokoh antara lain Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal Abdul Halim Iskandar, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, sejumlah elite PKB antara lain Hanif Dhakiri, Faisol Reza, KH Yusuf Chudlori, dan KH Manarul Hidayat, dan budayawan Sujiwo Tejo. Selain itu hadir secara virtual Menko Polhukam Mahfud MD, akademisi Gus Nadirsyah Hosen, dan dalang Ki Haryo Enthus Susmono, serta ribuan orang secara virtual. (Baca Juga :Soal Haul, Gus Baha: Banyak Ulama Setelah Wafat Tak Dikaji Lagi Pemikirannya)
Dalam sambutannya Ketua Umum DPP PKB Muhamin Iskandar (Gus Muhaimin) mengatakan PKB sengaja memperingati haul Gus Dur di Bulan Muharam sebagai bagian dari tradisi pesantren. Sesuai tradisi pesantren haul biasanya memang diperingati berdasarkan tahun hijriyah. “Haul GD akhirnya kita ubah hijriyah yang dulu ikut masehi. Bukan apa-apa selain mencari berkah. Kedua, biar terus ramai. Yang memperingati pada Desember sudah banyak, supaya dalam satu tahun terus ada yang meramaikan, mengingat, menelusuri, me-review, meneladani jejak keteladanan, nilai-nilai dan amanah dari Gus Dur ,” katanya.
Gus Muhaimin mengajak seluruh kader PKB dan seluruh masyarakat untuk meneladani warisan nilai-nilai dari Gus Dur di berbagai dimensi kehidupan. Baik di bidang kemanusian, demokrasi, budaya hingga perjuangan politik. “Gus Dur sangat berjasa bagi perjuangan bangsa, NU, dan PKB. Kita tidak bisa membalasnya kecuali sedikit doa dari kita malam ini,” katanya. (Baca Juga :Haul Gusdur di Bandar Lampung Tetap Khidmat Meski Digelar Virtual)
Wakil Ketua DPR ini mengungkapkan salah satu jasa terbesar dari Gus Dur adalah keberhasilannya dalam menanamkan kepercayaan diri jika nadhliyin dan kalangan pesantren mempunyai nilai-nilai, khasanah, hingga modal kultural terbaik untuk mengelola Indonesia. Saat melawan rezim orde baru, Gus Dur selalu meyakinkan para kiai, santri, nahdliyin, hingga aktivis demokrasi jika mereka punya modal besar untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. “Saat dulu banyak kekuatan yang meremehkan kekuatan NU, pesantren, dan kekuatan kultural masyarakat Gus Dur dengan enteng menjawab mereka tidak ngerti urusan jika warisan kultural NU lah yang terbaik untuk kelola negara,” katanya.
Lebih jauh Gus Muhaimin mengatakan di saat pandemi seperti ini ada warisan ajaran Gus Dur yang layak diteladani yakni prinsip partipasi dan kolaborasi. Menurutnya prinsip partisipasi dan kolaborasi ini sangat penting untuk diterapkan karena pemerintah tidak bisa sendirian dalam menyelesaikan kompleksitas permasalah pandemi. “Gus Dur mengajarkan politik partisipatoris, mengajak keterlibatan semua kalangan menjadi energi kemajuan yang luar biasa. Ketika Gus Dur bersama para kiai yang tergabung dalam Bina Desa, salah satu motto utamanya adalah keterlibatan, partisipasi, keikutsertaan masyarakat untuk tumbuh bersama. Itu spirit demokrasi yang sangat relevan hari ini,” katanya.
(war)
Lihat Juga :
tulis komentar anda