Uighur Masih Menderita, IMM Desak KOI dan DPR RI Boikot Winter Olympics Beijing
Senin, 16 Agustus 2021 - 07:00 WIB
JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) meminta Komite Olimpiade Indonesia (KOI) untuk segera mengajukan nota keberatan pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin Beijing, sebelum China menghentikan seluruh aktifitas dan kegiatan yang melanggar HAM terhadap Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya.
Ketua DPP IMM, Rimbo Bugis mengatakan KOI yang saat dilirik dunia atas keberhasilannya membawa Indonesia dalam peringkat 40 besar dunia pada Olimpiade 2020 Tokyo, memiliki peran signifikan untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dialami etnis minoritas di Xinjiang China melalui jalur olah raga.
“KOI seyogianya dapat menekan International Olympic Committee (IOC) untuk mempertimbangkan kembali China sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin sebelum negeri panda tersebut menghentikan aksi dan kegiatan genosida di Xinjiang,” ujar Rimbo Bugis kepada wartawan, Senin, (16/8/2021).
DPP IMM juga mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia untuk mengikuti jejak Parlemen Amerika Serikat yang menyerukan negara-negara dunia untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing sebelum pemerintah China yang dikuasai oleh Partai Komunis Tiongkok, menghentikan kejahatan kemanusiaan besar-besaran terhadap minoritas Uighur di wilayah Xinjiang.
Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi mengatakan boikot diplomatik atas Olimpiade Beijing dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia oleh Pemerintah China karena genosida sedang berlangsung terhadap muslim Uighur.
“Parlemen kita harus lebih aktif berperan seperti Parlemen AS yang menganggap kejahatan kemanusiaan yang dilakukan China, bukan persoalan etnis atau agama minoritas semata, melainkan persoalan global kemanusiaan. Dunia tidak boleh melanjutkan Olimpiade Musim Dingin Beijing, apalagi diam seolah-olah tidak ada yang salah dengan China,” tegas Rimbo Bugis.
Bukan karena mayoritas penduduknya beragama Islam, DPP IMM menilai sangat wajar jika Indonesia mengambil peran aktif dan reaktif terhadap permasalahan kemanusiaan di Xinjiang China, mengingat Indonesia pernah mengalami kondisi serupa dengan etnis Uighur pada masa penjajahan tempo dulu.
Rimbo Bugis menuturkan peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (17/8) dapat dijadikan momentum bagi pemerintah, DPR RI dan KOI untuk menunjukkan eksestensi sebagai negara yang ikut menjaga perdamaian dan nilai-nillai kemanusiaan di dunia sebagaimana amanat konstitusi, melalui jalur diplomatik seperti memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing sebelum China menghentikan seluruh kejahatan kemanusiaan di Xinjiang.
“Coba baca mukadimah UUD 45, itu landasan kita untuk ikut andil dalam menyelesaikan permasalahan kemanusiaan di Xinjiang. Atlit-atlit kita level dunia, terbukti menyemarakkan perhelatan olah raga dunia. Jangan kirim atlit kita sebelum persoalan Uighur dan minoritas di China selesai,” jelas Rimbo.
Ketua DPP IMM, Rimbo Bugis mengatakan KOI yang saat dilirik dunia atas keberhasilannya membawa Indonesia dalam peringkat 40 besar dunia pada Olimpiade 2020 Tokyo, memiliki peran signifikan untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dialami etnis minoritas di Xinjiang China melalui jalur olah raga.
“KOI seyogianya dapat menekan International Olympic Committee (IOC) untuk mempertimbangkan kembali China sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin sebelum negeri panda tersebut menghentikan aksi dan kegiatan genosida di Xinjiang,” ujar Rimbo Bugis kepada wartawan, Senin, (16/8/2021).
DPP IMM juga mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia untuk mengikuti jejak Parlemen Amerika Serikat yang menyerukan negara-negara dunia untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing sebelum pemerintah China yang dikuasai oleh Partai Komunis Tiongkok, menghentikan kejahatan kemanusiaan besar-besaran terhadap minoritas Uighur di wilayah Xinjiang.
Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi mengatakan boikot diplomatik atas Olimpiade Beijing dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia oleh Pemerintah China karena genosida sedang berlangsung terhadap muslim Uighur.
“Parlemen kita harus lebih aktif berperan seperti Parlemen AS yang menganggap kejahatan kemanusiaan yang dilakukan China, bukan persoalan etnis atau agama minoritas semata, melainkan persoalan global kemanusiaan. Dunia tidak boleh melanjutkan Olimpiade Musim Dingin Beijing, apalagi diam seolah-olah tidak ada yang salah dengan China,” tegas Rimbo Bugis.
Bukan karena mayoritas penduduknya beragama Islam, DPP IMM menilai sangat wajar jika Indonesia mengambil peran aktif dan reaktif terhadap permasalahan kemanusiaan di Xinjiang China, mengingat Indonesia pernah mengalami kondisi serupa dengan etnis Uighur pada masa penjajahan tempo dulu.
Rimbo Bugis menuturkan peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (17/8) dapat dijadikan momentum bagi pemerintah, DPR RI dan KOI untuk menunjukkan eksestensi sebagai negara yang ikut menjaga perdamaian dan nilai-nillai kemanusiaan di dunia sebagaimana amanat konstitusi, melalui jalur diplomatik seperti memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing sebelum China menghentikan seluruh kejahatan kemanusiaan di Xinjiang.
“Coba baca mukadimah UUD 45, itu landasan kita untuk ikut andil dalam menyelesaikan permasalahan kemanusiaan di Xinjiang. Atlit-atlit kita level dunia, terbukti menyemarakkan perhelatan olah raga dunia. Jangan kirim atlit kita sebelum persoalan Uighur dan minoritas di China selesai,” jelas Rimbo.
tulis komentar anda