Polemik Lomba Artikel BPIP, Ketua PP Muhammadiyah: Tema Korupsi-Kerusakan Moral Jauh Lebih Penting
Minggu, 15 Agustus 2021 - 10:54 WIB
JAKARTA - Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq Mughni mengomentari tema lomba penulisan artikel tingkat nasional untuk memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2021 yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP ) .
Tema penulisan artikel yang ditentukan yakni Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam. Menurut Prof Syafiq, umat Islam tidak mempersoalkan hormat bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan. Karenanya, hal tersebut tidak menarik untuk didiskusikan.
"Dua hal itu tidak lagi problematik sehingga tidak menarik didiskusikan," ucap Syafiq, Minggu (15/8/2021).
Syafiq berpendapat, tema-tema terkait kemanusiaan dan keadilan jauh lebih mendesak untuk dieksplorasi lebih lanjut. Misalnya saja permasalahan korupsi, kerusakan moral, pragmatisme, dan lain sebagainya.
"Tema-tema korupsi, kerusakan moral, hedonisme, pragmatisme jauh lebih penting. Semoga komponen bangsa secara kolektif dan total harus bersama-sama memperkokoh Pancasila dan menghadapi ancaman mental dan moral yang menghancurkan bangsa. Tema-tema atau pertanyaan lomba harus punya makna signifikan agar tidak ada kesan sekelas dengan TWK di KPK," pungkas Syafiq.
Sebelumnya diberitakan, tema lomba penulisan yang diselenggarakan BPIP menuai polemik. Tema yang diangkat lembaga negara tersebut dianggap sebagian kalangan tidak kontekstual dengan kondisi kekinian dan cenderung bernuansa Islamofobia.
"Tema lomba BPIP ini menunjukkan betapa dangkalnya BPIP memahami Islam dan Pancasila. Ini produk Islamophobia akut dan cenderung menuduh Islam mempermasalahkan hormat bendera dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Segeralah ganti tema agar tdk memecah belah bangsa," cuit anggota DPR RI Fadli Zon melalui akun Twitter-nya.
Tema penulisan artikel yang ditentukan yakni Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam. Menurut Prof Syafiq, umat Islam tidak mempersoalkan hormat bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan. Karenanya, hal tersebut tidak menarik untuk didiskusikan.
"Dua hal itu tidak lagi problematik sehingga tidak menarik didiskusikan," ucap Syafiq, Minggu (15/8/2021).
Syafiq berpendapat, tema-tema terkait kemanusiaan dan keadilan jauh lebih mendesak untuk dieksplorasi lebih lanjut. Misalnya saja permasalahan korupsi, kerusakan moral, pragmatisme, dan lain sebagainya.
"Tema-tema korupsi, kerusakan moral, hedonisme, pragmatisme jauh lebih penting. Semoga komponen bangsa secara kolektif dan total harus bersama-sama memperkokoh Pancasila dan menghadapi ancaman mental dan moral yang menghancurkan bangsa. Tema-tema atau pertanyaan lomba harus punya makna signifikan agar tidak ada kesan sekelas dengan TWK di KPK," pungkas Syafiq.
Sebelumnya diberitakan, tema lomba penulisan yang diselenggarakan BPIP menuai polemik. Tema yang diangkat lembaga negara tersebut dianggap sebagian kalangan tidak kontekstual dengan kondisi kekinian dan cenderung bernuansa Islamofobia.
Baca Juga
"Tema lomba BPIP ini menunjukkan betapa dangkalnya BPIP memahami Islam dan Pancasila. Ini produk Islamophobia akut dan cenderung menuduh Islam mempermasalahkan hormat bendera dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Segeralah ganti tema agar tdk memecah belah bangsa," cuit anggota DPR RI Fadli Zon melalui akun Twitter-nya.
(zik)
tulis komentar anda