Influencer Potensial Bantu Memutus Penyebaran Covid-19

Rabu, 04 Agustus 2021 - 20:05 WIB
Institute of Social Economic Digital (ISED) menggelar webinar dengan tema Menjaga Kewarasan di Tengah Pandemi pada Selasa (3/8/2021) malam. FOTO/TANGKAPAN LAYAR
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari 1,5 tahun membuat hampir seluruh masyarakat jenuh. Bahkan tidak sedikit juga yang mengalami stres. Di tengah kondisi ini, masyarakat diminta tetap bisa menjaga tatanan sosial agar dapat menjalani kehidupan.

Di sisi lain, tranformasi digital juga berpengaruh dalam kehidupan bersosial. Namun imbas akses keterbukaan informasi mengenai pandemi terbuka lebar, dikhawatirkan dapat memberikan celah misinformasi (hoaks).

Berpijak dari fenomena tersebut, Institute of Social Economic Digital (ISED) menggelar webinar dengan tema 'Menjaga Kewarasan di Tengah Pandemi' pada Selasa (3/8/2021) malam. Webinar menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten antara lain Wakil Rektor III UIN Jakarta Arief Subhan, kemudian pendiri ISED, Sri Adiningsih dan Wirawan Jusuf.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Jawa Timur Tunggu Sampai PPKM Level 1





Sebagai pembuka, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila (UP) yang juga dewan pakar ISED, Silverius Y Soeharso mengatakan, Indonesia beberapa tahun yang lalu dalam buku Headspindiprediksi sejumlah ahli bahwa Indonesia akan dilanda banjir bandang ujaran kebijakan. Indonesia yang multikultural di era media sosial memiliki potensi kerawanan nasional sehingga harus terus diwaspadai terutama di era pandemi.

"Para psikolog dan sosiolog perlu menyusun grow mindset (paradigm shifting program) guna mereduksi nalar fixed mindset (denial dan menolak kenyataan), peran influencer, kaum muda, pegiat media digital, artis dll juga dirasa dapat membantu dalam penanganan Covid-19 guna mengurangi angka penularan Covid-19," katanya.

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam B Prasojo menyampaikan pandemi disinyalir telah menyebabkan dislokasi sosial. Dislokasi dalam arti sosial yaitu kondisi seseorang yang mengalami interkasi atipikal (tidak sinkron) yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu lama, sehingga dapat menimbulkan emosi negatif (depresi). Ketika dislokasi sosial terjadi secara luas dapat mengganggu kesehatan mental.

Baca juga: Kehidupan Sosial Masyarakat Harus Dipulihkan Pasca Pandemi COVID-19
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :