Presiden Jokowi bersama mantan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Jaro Ade. Foto/Ist
JAKARTA - Seperti berjalan sendiri di tengah hutan, mungkin perumpamaan ini cocok untuk seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini, dalam menangani pandemi virus Corona (Covid-19).
Semua itu, diakibatkan buruknya kinerja para pembantu presiden diantaranya para menteri yang dinilai kurang cakap dan sigap mengejawantahkan perintah presiden.
IPS menilai, kepuasan kinerja para menteri sebagai komandan lapangan atas intruksi presiden dibawah 30%, hanya lembaga kepolisian dan TNI yang dipandang mampu bekerja dan mengimplementasikan arahan presiden dalam mengatasi serangan Covid-19 varian delta saat ini.
Ketua Tim Pemenangan Pemilihan Presiden (Pilpres) Jokowi - Maruf Amin Kabupaten Bogor, Jaro Ade pun ikut angkat bicara. Ia sangat menyayangkan atas lambatnya respons para menteri yang belum bisa bekerja maksimal sesuai arahan presiden.
"Saya melihat hanya segelintir menteri yang mau terjun turun langsung secara maksimal mengejawantahkan program dan intruksi presiden," kata Jaro Ade dalam keterangannya, Selasa (27/7/2021).
Terlebih, kurangnya kepekaan para menteri terhadap kesulitan masyarakat ditengah pandemi Covid-19. Jaro Ade pun mengapresiasi kinerja tenaga kesehatan (nakes) yang dari awal berjibaku hingga detik ini membantu masyarakat tanpa mengenal waktu. Meski pun banyak dari mereka yang lamban mendapatkan insentif.
"Hanya TNI-Polri beserta nakes yang dapat dirasakan kerjanya di masyarakat. Mereka berjibaku meski insentifnya lamban diberikan, sementara sebagian besar menteri tidak becus bekerja. Saya sebagai ketua tim pemenangan Kabupaten Bogor sangat kecewa," ucap Jaro Ade.
Menurut mantan Ketua DPRD Kabupaten Bogor tersebut, ini adalah bentuk protesnya sebagai ketua tim pemenangan di Kabupaten Bogor, dikarenakan disisi lain Presiden Jokowi turun langsung ketengah masyarakat dan harus berhadapan dengan hujatan dan berita bohong alias hoaks.