Menteri LHK Ajak Negara G20 Pulihkan Lingkungan Secara Konkret

Jum'at, 23 Juli 2021 - 13:07 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya dalam paparannya pada G20 Enviroment Ministers Meeting secara virtual dari Naples Italia, Kamis malam, (22/7/2021). Foto/Ist
JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan, jika pandemi virus Corona (Covid-19) telah merintangi upaya-upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goal (SDGs) dari masing-masing negara di dunia.



"Sebagai negara anggota G20, kita memiliki tanggung jawab menjadi katalis global untuk mengatasi tantangan lingkungan dan pemulihan berkelanjutan melalui contoh-contoh konkret," ujar Siti Nurbaya dalam paparannya pada G20 Enviroment Ministers' Meeting yang dilangsungkan secara virtual dari Naples Italia, Kamis malam, (22/7/2021).

Ia pun menekankan kepada para Menteri Lingkungan negara-negara anggota G20 bahwa Indonesia tidak hanya mengajak, namun juga telah mengimplementasikan ambisi yang sangat kuat dalam upaya mencapai SDG melalui aksi-aksi kongkrit yang sudah memperlihatkan hasil dalam perlindungan sumber daya alam nasional.

"Data menunjukkan laju deforestasi Indonesia pernah mencapai 3,5 juta hektar per tahun antara tahun 1996 dan 2000, lalu turun menjadi 0,44 juta pada 2019 dan semakin berkurang menjadi 0,115 juta hektar pada tahun 2020," ungkapnya sambil menambahkan telah mencapai rekor terendah laju deforestasi.



Aksi-aksi konkret lain disebutkan Menteri Siti diantaranya program memperbaiki lahan terdegradasi dengan mempercepat upaya rehabilitasi. Target pada tahun 2030 dapat tercapai net zero land degradation.

"Untuk memulihkan lingkungan dan ekosistem, Indonesia telah merehabilitasi lahan kritis secara signifikan, antara lain selama 5 tahun terakhir, seluas 1,42 juta hektar telah dipulihkan dan tambahan target 600 ribu hektare mangrove hingga tahun 2024," jelasnya.

Indonesia juga disebut Siti tengah mengatur ekosistem karbon biru melalui peningkatan pengelolaan Indonesian Seas Large Marine Ecosystem (ISLME). Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia Indonesia juga telah mengeluarkan peraturan untuk memanfaatkan sumberdaya kelautan secara berkelanjutan.

Dari aspek sirkular ekonomi Indonesia telah mendorong pengembangan pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, serta mendorong perusahaan manufaktur untuk meningkatkan pengelolaan sampah dan limbah.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More