60 Juta Penduduk RI Sudah Divaksin, Airlangga Minta Dukungan Habaib dan Ulama Lawan Ganasnya Varian Delta
Senin, 19 Juli 2021 - 00:15 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengikuti Istighosah dan Pembacaan Sholawat Nariyah yang diselenggarakan Majelis Ahlul Hidayah (Majelis AH) pimpinan KH Nusron Wahid, Minggu (18/7/2021) malam.
Dalam sambutannya, Airlangga mengatakan, sebagai seorang muslim dia berkeyakinan di masa pandemi ini bersamaan dengan kerja keras secara lahiriah melalui berbagai kebijakan oleh pemerintah dalam penanganan Covid, doa kepada Allah SWT serta bersalawat untuk Nabi harus dilakukan agar pandemi segera diangkat dari muka bumi, khususnya di Indonesia. Apalagi sekarang mejelang pelaksanaan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah dan Idul Adha 1442 H, dimana doa tersebut dikabulkan Allah SWT.
"Pemerintah terus bekerja keras agar kita keluar dari krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 dan ini dialami oleh 111 negara di dunia, terutama dengan varian delta. Jadi kita tidak sendirian dan hari ini kita lihat terjadi kenaikan di Amerika dan Inggris serta muncul berbagai varian Covid yang penularannya sangat cepat," ujarnya secara virtual.
Menurutnya, kebijakan pemerintah untuk menahan laju penyebaran covid dan dampak sosial ekonomi yang diakibatkannya, salah satunya melalui program vaksinasi nasional yang harus terus digenjot hingga pelosok daerah. Untuk vaksinasi nasional, pemerintah sudah menyediakan vaksin sejumlah 436 juta diakhir tahun 2021.
"Sampai hari ini pemerintah sudah melakukan vaksinasi pada 58 juta penduduk dan mungkin dalam waktu 2 hari kita sudah sampai pada 60 juta. Dan per hari ini jumlah vaksin Sinovac yang tersedia sebesar 65 juta. Tentu kami berharap para habaib para ulama dan tokoh agama bisa membantu melakukan sosialisasi ke masyarakat," tuturnya.
Menurut dia, satu-satunya cara menghindari pandemi covid, terutama varian delta yang ganas, yakni dengan vaksinasi. Meskipun vaksinasi tidak menjamin tidak tertular namun dapat membantu apabila tertular, dimana tidak separah bagi yang sebelum divaksinasi dan Insya Allah sebagian besar bisa sembuh.
Airlangga menegaskan bahwa mengatasi pandemi covid tak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Kedisiplinan dan partisipasi masyarakat bersama yang akan menentukan keberhasilan dalam menangani pandemi covid ini.
Pemerintah juga mendorong penyediaan obat-obatan, fasilitas kesehatan, dan perhatian kepada para tenaga kerja kesehatan. Kemudian pemerintah akan memberikan dosis ketiga pada tenaga kerja kesehatan.
Pemerintah dalam memberlakukan PPKM Ketat ataupun Darurat di beberapa daerah semata-mata untuk mengendalikan penularan covid yang belum mereda sambil menahan jumlah pasien. Sejauh ini, klaster terbanyak ada pada keluarga sehingga harus dijaga di keluarga, dan Pulau Jawa menjadi pusat dari penyebaran covid.
"Pemerintah meminta agar dalam PPKM ini, para habaib juga terus mendorong (kedisiplinan warga). Karena kuncinya kedisiplinan masyarakat menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Ini prokes dan ketaatan mobilitas masyarakat di luar rumah," katanya.
Dalam sambutannya, Airlangga mengatakan, sebagai seorang muslim dia berkeyakinan di masa pandemi ini bersamaan dengan kerja keras secara lahiriah melalui berbagai kebijakan oleh pemerintah dalam penanganan Covid, doa kepada Allah SWT serta bersalawat untuk Nabi harus dilakukan agar pandemi segera diangkat dari muka bumi, khususnya di Indonesia. Apalagi sekarang mejelang pelaksanaan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah dan Idul Adha 1442 H, dimana doa tersebut dikabulkan Allah SWT.
Baca Juga
"Pemerintah terus bekerja keras agar kita keluar dari krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 dan ini dialami oleh 111 negara di dunia, terutama dengan varian delta. Jadi kita tidak sendirian dan hari ini kita lihat terjadi kenaikan di Amerika dan Inggris serta muncul berbagai varian Covid yang penularannya sangat cepat," ujarnya secara virtual.
Menurutnya, kebijakan pemerintah untuk menahan laju penyebaran covid dan dampak sosial ekonomi yang diakibatkannya, salah satunya melalui program vaksinasi nasional yang harus terus digenjot hingga pelosok daerah. Untuk vaksinasi nasional, pemerintah sudah menyediakan vaksin sejumlah 436 juta diakhir tahun 2021.
"Sampai hari ini pemerintah sudah melakukan vaksinasi pada 58 juta penduduk dan mungkin dalam waktu 2 hari kita sudah sampai pada 60 juta. Dan per hari ini jumlah vaksin Sinovac yang tersedia sebesar 65 juta. Tentu kami berharap para habaib para ulama dan tokoh agama bisa membantu melakukan sosialisasi ke masyarakat," tuturnya.
Menurut dia, satu-satunya cara menghindari pandemi covid, terutama varian delta yang ganas, yakni dengan vaksinasi. Meskipun vaksinasi tidak menjamin tidak tertular namun dapat membantu apabila tertular, dimana tidak separah bagi yang sebelum divaksinasi dan Insya Allah sebagian besar bisa sembuh.
Airlangga menegaskan bahwa mengatasi pandemi covid tak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Kedisiplinan dan partisipasi masyarakat bersama yang akan menentukan keberhasilan dalam menangani pandemi covid ini.
Pemerintah juga mendorong penyediaan obat-obatan, fasilitas kesehatan, dan perhatian kepada para tenaga kerja kesehatan. Kemudian pemerintah akan memberikan dosis ketiga pada tenaga kerja kesehatan.
Pemerintah dalam memberlakukan PPKM Ketat ataupun Darurat di beberapa daerah semata-mata untuk mengendalikan penularan covid yang belum mereda sambil menahan jumlah pasien. Sejauh ini, klaster terbanyak ada pada keluarga sehingga harus dijaga di keluarga, dan Pulau Jawa menjadi pusat dari penyebaran covid.
"Pemerintah meminta agar dalam PPKM ini, para habaib juga terus mendorong (kedisiplinan warga). Karena kuncinya kedisiplinan masyarakat menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Ini prokes dan ketaatan mobilitas masyarakat di luar rumah," katanya.
(thm)
tulis komentar anda