NU Care Korsel dan PCINU Australia Bangun MCK untuk Korban Bencana di NTT

Kamis, 17 Juni 2021 - 20:13 WIB
Pengurus Pusat (PP) NU Care-LAZISNU kembali menyalurkan bantuan untuk warga terdampak bencana siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto/Ist
JAKARTA - Pengurus Pusat (PP) NU Care-LAZISNU kembali menyalurkan bantuan untuk warga terdampak bencana siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang terjadi pada April 2021 lalu.

Penanggung jawab penyaluran bantuan di NTT Slamet Tuharie menjelaskan, bantuan yang disalurkan PP NU Care-LAZISNU ini berupa kebutuhan pokok dan pembangunan MCK yang merupakan program recovery (pemulihan) pascabencana di NTT.

“Alhamdulillah, amanah dari seluruh donatur NU Care-LAZISNU, baik dari jaringan NU sendiri, instansi, perusahaan, dari komunitas, untuk program NU Peduli NTT telah tersampaikan dan diterima langsung warga terdampak bencana di NTT. Sebelumnya sudah tersalurkan juga bantuan darurat di sini. Saat ini, kami salurkan juga bantuan recovery, pemulihan pascabencana seperti pembangunan MCK,” jelasnya seusai pendistribusian bantuan kebutuhan pokok di Kota Kupang, Kamis (17/6/2021). Menurut Slamet, distribusi bantuan dilakukan selama dua hari yakni Rabu dan Kamis, 16-17 Juni di tiga kabupaten/kota di NTT.



Hari pertama, bantuan disalurkan di kampung mualaf Desa Oebelo RT20/9 Kecamatan Amanuba Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Desa Wehali RT19/08, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka. “Perjalanan dari Kota Kupang ke Timor Tengah Selatan waktu tempuh tiga jam setengah. Kedatangan kami disambut baik warga di kampung mualaf yang dihuni oleh 16 KK di rumah-rumah adat Lopo. Bahkan disambut dengan tradisi lisan Natoni; dengan mengalungkan syal tenun khas NTT dan penuturan bahasa Dawan, bahasa suku Atoni di Pulau Timor. Selain sembako, diserahkan juga bantuan pembangunan MCK umum yang merupakan hasil donasi dari PCI NU Australia-New Zealand dan NU Care-LAZISNU Korea Selatan,” paparnya.

Sementara di hari kedua, bantuan disalurkan di beberapa titik di Kota Kupang yaitu, di Kecamatan Kelapa Lima dan Kecamatan Alak, Kota Kupang. Slamet melanjutkan, usai dari TTS pihaknya kemudian menyalurkan bantuan ke Kabupaten Malaka, dengan jarak tempuh empat jam. “Kabupaten Malaka merupakan daerah terdampak banjir bandang yang parah, hingga mengakibatkan salah satu jembatan kokoh di sana ambruk. Maka itu kami salurkan bantuan langsung ke sana dan diterima oleh pengurus Ansor-Banser Malaka, karena di Kabupaten Malaka belum terbentuk kepengurusan NU Care-LAZISNU,” kata Slamet.

Penanggung jawab pembangunan MCK Tamrin Tobeh, mengatakan MCK nantinya digunakan tidak hanya untuk warga kampung mualaf, melainkan juga untuk masyarakat umum di Desa Oebelo. “Di sini ada 16 kepala keluarga, 31 orang. MCK ini tidak hanya untuk warga kampung mualaf, tapi untuk semua warga Desa Oebelo. Pembangunan MCK berukuran 3 x 4 meter ini mulai dikerjakan hari Sabtu nanti dengan waktu dua minggu. Maksimal satu bulan,” ucap Tamrin.

Ketua Pengurus Cabang (PC) Ansor Malaka, Yulianto, menceritakan waktu musibah banjir bandang melanda, pihaknya berjibaku membantu proses evakuasi warga. “Waktu banjir bandang, kami Ansor-Banser berjibaku, menggendong bayi usia sekitar dua minggu, dan juga lansia. Kami sudah tidak bisa sedih lagi saat di lokasi, karena melihat kesedihan yang dalam dari warga yang terkena musibah. Setelah pulang, salat, dan setelah salat, barulah kami menangis, sedih, dan betapa bersyukurnya kami dalam keadaan yang selamat,” kisah Yulianto.

Ketua PW NU Care-LAZISNU NTT, Abdul Syukur, menambahkan bahwa banjir bandang di Malaka merobohkan jembatan Benenai di Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka. “Jembatan kokoh dari beton itu yang panjangnya sekitar 300 meter, itu ambruk dan sekarang sedang proses perbaikan. Jembatan Benenai itu jembatan terpanjang di Pulau Timor,” ujar Syukur.

Sementara penyaluran bantuan di Kota Kupang, kata Syukur, mayoritas masyarakatnya adalah nelayan yang perahunya hancur akibat bencana. “Mayoritas masyarakat di sini (Kota Kupang) nelayan, dan kapal mereka hancur saat diterjang badai Seroja. Maka kami salurkan bantuan di sini, di beberapa titik seperti di Masjid Nurul Hidayah, Kecamatan Kelapa Lima, lalu di Pesantren Darul Aulya di Kelurahan Alak dan Kelurahan Namosain, Kecamatan Alak, Kota Kupang. Bantuan untuk para nelayan di Kota Kupang, yang disalurkan melalui Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU),” papar Syukur.

Ketua SNNU NTT, Angki Laane, menyebut bantuan disalurkan untuk 50 warga yang berprofesi sebagai nelayan. “Mereka para nelayan hampir dua bulan tidak melaut setelah badai Seroja, karena kapal mereka hancur. Alhamdulillah, mereka senang mendapat bantuan sembako ini. Kami juga berharap bantuan yang datang dari pihak manapun, dari pemerintah, bukan hanya sembako melainkan kalau bisa kapal untuk mereka bekerja,” harap Angki.

Seorang ibu rumah tangga yang suaminya bekerja sebagai nelayan Ona Baso,34, mengungkapkan hal serupa bahwa setelah badai Seroja suaminya sudah dua bulan tidak melaut. “Ya, dua bulan tidak melaut saya punya suami. Sekarang sudah ke laut lagi, dan alhamdulillah ini dapat rezeki (bantuan), karena kadang kalau di laut tidak sama sekali. Terima kasih kepada NU atas bantuannya,” tutur Ona.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More