Dahsyat, Ilmu Sanjak Prajurit Marinir Bikin Pasukan Fretilin dan GAM Kocar-kacir
Minggu, 13 Juni 2021 - 06:58 WIB
Karena lokasi kontak tembak terjadi di Maliana di sektor Timur, pihaknya memutuskan untuk berkoordinasi dengan pasukan kawan dalam melakukan pengejaran. Pengejaran berhenti ketika memasuki area hutan bambu dan turun hujan yang sangat deras sehingga mengganggu jarak pandang. Hal ini yang membuat pasukan kehilangan jejak Fretilin. Apalagi, selama ini Fretilin dikenal dengan “Lulik” semacam jimat kalau orang Jawa menyebutnya. “Lulik” ini mereka percayai sebagai penyelamat bagi mereka.
Selain melaksanakan gerakan mencari dan memburu Fretilin Satgas Rajawali 1 juga membantu Pasukan Teritorial untuk melakukan patrol keamanan. Satgas Rajawali bergerak mobile dalam memburu kelompok bersenjata yang sangat meresahkan masyarakat Timtim.
Begitu juga saat bergabung dengan Satgas Rencong Sakti XXIX 2004 yang dipimpin oleh Letkol Marinir I K etut Suarya (Danyonif 8 Marinir). Waktu itu, tepatnya 5 Maret 2005, Pos Mando 3 menginformasikan ada anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang melarikan diri setelah kontak tembak dengan Mando 3. Kelompok bersenjata tersebut diketahui menyeberangi sungai dan ditembaki Mando 3.
Sebagai Komandan Pos Mando 5 yang membawahi 5 anggota yaitu, Prada Marinir Sugiyanto, Prada Marinir Muhadib, Prada Marinir, Prada Marinir Zauli dan Prada Marinir Indra mendapat informasi dari Pos Mando 3 mengenai adanya pergerakan GAM langsung melakukan pengejaran.
“Saya mengejar dari sektor yang berlawanan. Saya gunakan ilmu sanjak dan berhasil menemukan jejak-jejak mereka. Selain menyeberang sungai ada GAM yang masuk sungai. Namun hal yang pertama saya temukan adalah bivak yang ditinggalkan orang. Di situ ada dua senjata jenis AK 47 dan ratusan peluru, mungkin ada sekitar 500 an. Kami terus menyisir dari jejak yang ada di pinggiran sungai,” ucapnya.
Dari kejauhan, kata dia, terlihat ada daun yang bergoyang di pinggiran sungai. Melihat ada gerakan mencurigakan langsung saja kami siram dengan tembakan. Setelah diadakan pembersihan ditemukan 1 anggota GAM tewas. "Nampaknya dia meninggalkan bivak untuk menyelamatkan diri karena mengetahui kedatangan kami. Dari bekasnya dia tidur terlentang di pinggiran Sungai Perlak untuk bersembunyi di bawah dedaunan pohon rumbia," katanya.
Selain melaksanakan gerakan mencari dan memburu Fretilin Satgas Rajawali 1 juga membantu Pasukan Teritorial untuk melakukan patrol keamanan. Satgas Rajawali bergerak mobile dalam memburu kelompok bersenjata yang sangat meresahkan masyarakat Timtim.
Begitu juga saat bergabung dengan Satgas Rencong Sakti XXIX 2004 yang dipimpin oleh Letkol Marinir I K etut Suarya (Danyonif 8 Marinir). Waktu itu, tepatnya 5 Maret 2005, Pos Mando 3 menginformasikan ada anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang melarikan diri setelah kontak tembak dengan Mando 3. Kelompok bersenjata tersebut diketahui menyeberangi sungai dan ditembaki Mando 3.
Sebagai Komandan Pos Mando 5 yang membawahi 5 anggota yaitu, Prada Marinir Sugiyanto, Prada Marinir Muhadib, Prada Marinir, Prada Marinir Zauli dan Prada Marinir Indra mendapat informasi dari Pos Mando 3 mengenai adanya pergerakan GAM langsung melakukan pengejaran.
“Saya mengejar dari sektor yang berlawanan. Saya gunakan ilmu sanjak dan berhasil menemukan jejak-jejak mereka. Selain menyeberang sungai ada GAM yang masuk sungai. Namun hal yang pertama saya temukan adalah bivak yang ditinggalkan orang. Di situ ada dua senjata jenis AK 47 dan ratusan peluru, mungkin ada sekitar 500 an. Kami terus menyisir dari jejak yang ada di pinggiran sungai,” ucapnya.
Dari kejauhan, kata dia, terlihat ada daun yang bergoyang di pinggiran sungai. Melihat ada gerakan mencurigakan langsung saja kami siram dengan tembakan. Setelah diadakan pembersihan ditemukan 1 anggota GAM tewas. "Nampaknya dia meninggalkan bivak untuk menyelamatkan diri karena mengetahui kedatangan kami. Dari bekasnya dia tidur terlentang di pinggiran Sungai Perlak untuk bersembunyi di bawah dedaunan pohon rumbia," katanya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda