Pilpres 2024 Dimajukan, Ganjar-Ridwan Kamil Untung, Anies Cari Panggung
Sabtu, 05 Juni 2021 - 12:23 WIB
JAKARTA - Pemungutan suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden atau Pilpres 2024 disepakati digelar pada Rabu 28 Februari 2024. Hal tersebut diputuskan pada rapat Komisi II DPR RI bersama pemerintah, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) pada Kamis 3 Juni 2021.
Nah, keputusan itu berdampak pada sejumlah bakal calon presiden yang menjadi kepala daerah saat ini. Misalnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil disinyalir akan untung lantaran tidak akan kehilangan panggung sebagai kepala daerah jelang Pilpres 2024.
Sebab, masa jabatan keduanya baru akan habis pada September 2023 atau lima bulan sebelum Pilpres 2024 digelar. Diketahui, Ridwan Kamil (RK) dan Ganjar dilantik sebagai gubernur pada 5 September 2018 di Istana Negara.
Sebagai perbandingan, pada Pilpres 2019, pendaftaran capres-cawapres dibuka 4-8 Agustus 2018, delapan bulan sebelum pencoblosan. Sementara, kampanye dimulai sebulan kemudian (September hingga April).
Jika tahapan waktu pendaftaran capres-cawapres Pilpres 2024 tetap sama dengan Pilpres 2019 yakni delapan bulan sebelum pencoblosan, maka jatuh pada Juni 2023. Di bulan tersebut, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo jika jadi maju pilpres, masih menjabat sebagai gubernur di daerahnya masing-masing. Keduanya hanya perlu cuti dari jabatannya.
Dengan demikian, keduanya masih punya panggung. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berakhir masa jabatannya pada Oktober 2022, butuh panggung lain hingga masa pendaftaran capres-cawapres yang diperkirakan pada Juni 2023.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengakui bahwa politik butuh panggung. "Itulah politik butuh panggung-panggung dan momentum untuk tetap bisa diakses oleh publik, untuk bisa bangun pencitraan. Itu keuntungan Ganjar dan RK, dan itu biasa saja," ujar Ujang, Sabtu (5/6/2021).
Dan keuntungan itu, menurut dia, harus digunakan Ganjar dan RK jika ingin bertarung di Pilpres 2024. "Soal Anies, walaupun Anies habis di Oktober 2022, dia mungkin saja akan cari panggung lain agar bisa tetap mempertahankan dan menaikan elektabilitasnya," kata Ujang.
Ujang menambahkan,"Panggung itu bisa di pemerintahan ataupun di luar pemerintahan, yang penting publik masih bisa mengingat dan menilai sosoknya."
Nah, keputusan itu berdampak pada sejumlah bakal calon presiden yang menjadi kepala daerah saat ini. Misalnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil disinyalir akan untung lantaran tidak akan kehilangan panggung sebagai kepala daerah jelang Pilpres 2024.
Sebab, masa jabatan keduanya baru akan habis pada September 2023 atau lima bulan sebelum Pilpres 2024 digelar. Diketahui, Ridwan Kamil (RK) dan Ganjar dilantik sebagai gubernur pada 5 September 2018 di Istana Negara.
Sebagai perbandingan, pada Pilpres 2019, pendaftaran capres-cawapres dibuka 4-8 Agustus 2018, delapan bulan sebelum pencoblosan. Sementara, kampanye dimulai sebulan kemudian (September hingga April).
Jika tahapan waktu pendaftaran capres-cawapres Pilpres 2024 tetap sama dengan Pilpres 2019 yakni delapan bulan sebelum pencoblosan, maka jatuh pada Juni 2023. Di bulan tersebut, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo jika jadi maju pilpres, masih menjabat sebagai gubernur di daerahnya masing-masing. Keduanya hanya perlu cuti dari jabatannya.
Dengan demikian, keduanya masih punya panggung. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang berakhir masa jabatannya pada Oktober 2022, butuh panggung lain hingga masa pendaftaran capres-cawapres yang diperkirakan pada Juni 2023.
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengakui bahwa politik butuh panggung. "Itulah politik butuh panggung-panggung dan momentum untuk tetap bisa diakses oleh publik, untuk bisa bangun pencitraan. Itu keuntungan Ganjar dan RK, dan itu biasa saja," ujar Ujang, Sabtu (5/6/2021).
Dan keuntungan itu, menurut dia, harus digunakan Ganjar dan RK jika ingin bertarung di Pilpres 2024. "Soal Anies, walaupun Anies habis di Oktober 2022, dia mungkin saja akan cari panggung lain agar bisa tetap mempertahankan dan menaikan elektabilitasnya," kata Ujang.
Ujang menambahkan,"Panggung itu bisa di pemerintahan ataupun di luar pemerintahan, yang penting publik masih bisa mengingat dan menilai sosoknya."
(zik)
tulis komentar anda