PDIP Ingin Pilpres 2024 Cuma Diikuti 2 Paslon, Pengamat Sarankan Konvensi Capres
Rabu, 02 Juni 2021 - 10:23 WIB
Lebih lanjut pakar komunikasi politik UGM itu mengatakan, konvensi yang dilakukan oleh koalisi parpol perlu dilakukan dengan mengedepankan keenam hal. Pertama, konvensi dilakukan tidak ditujukan untuk menutup peluang publik untuk mendapatkan
sosok pasangan terbaik yang diinginkannya dalam Pilpres 2024.
Kedua, lanjut dia, proses seleksi dalam konvensi dilakukan berbasis indikator-indikator tertentu, seperti tingkat kecocokan antara orientasi ideologi personal kandidat dengan orientasi ideologi parpol, potensi kontribusi kandidat tersebut untuk mewujudkan cita-cita ideologi dan kebijakan-kebijakan publik yang menjadi prioritas parpol, dan lain sebagainya. "Indikator-indikator tersebut juga perlu diketahui oleh publik secara luas," jelasnya.
Ketiga, kata Nyarwi, setiap tahapan yang dijalankan dalam konvensi tersebut juga harus dilakukan secara transparan dan akuntabel. Keempat, konvensi tersebut dijalankan dengan mempertimbangkan dinamika pendapat publik, khususnya terkait dengan profil personal, karakter dan kapasitas pasangan capres cawapres yang berpartisipasi dalam konvensi tersebut.
Kelima, mekanisme konvensi capres cawapres dilakukan dengan berbasis pada prinsip-prinsip demokratis dan juga mengedepankan inklusivitas sehingga memberikan peluang pada semua kader parpol yang potensial ataupun public figure yang memiliki track record dan kinerja yang bagus dalam kepemimpinan organisasi, khususnya di lembaga Negara/Pemerintahan, untuk maju dan memenangkan konvensi tersebut.
"Keenam, konvensi tersebut diarahkan untuk memilih para kandidat capres dan cawapres terbaik yang memiliki profil personal, karakter, integritas dan kompetensi yang bagus dan pengalaman yang memadai dalam mengelola pemerintahan serta memiliki basis ideologis dan elektoral yang luas dan inklusif, agar dapat diterima di berbagai kalangan ketika kelak dia terpilih setelah pilpres dilakukan."
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
sosok pasangan terbaik yang diinginkannya dalam Pilpres 2024.
Kedua, lanjut dia, proses seleksi dalam konvensi dilakukan berbasis indikator-indikator tertentu, seperti tingkat kecocokan antara orientasi ideologi personal kandidat dengan orientasi ideologi parpol, potensi kontribusi kandidat tersebut untuk mewujudkan cita-cita ideologi dan kebijakan-kebijakan publik yang menjadi prioritas parpol, dan lain sebagainya. "Indikator-indikator tersebut juga perlu diketahui oleh publik secara luas," jelasnya.
Ketiga, kata Nyarwi, setiap tahapan yang dijalankan dalam konvensi tersebut juga harus dilakukan secara transparan dan akuntabel. Keempat, konvensi tersebut dijalankan dengan mempertimbangkan dinamika pendapat publik, khususnya terkait dengan profil personal, karakter dan kapasitas pasangan capres cawapres yang berpartisipasi dalam konvensi tersebut.
Kelima, mekanisme konvensi capres cawapres dilakukan dengan berbasis pada prinsip-prinsip demokratis dan juga mengedepankan inklusivitas sehingga memberikan peluang pada semua kader parpol yang potensial ataupun public figure yang memiliki track record dan kinerja yang bagus dalam kepemimpinan organisasi, khususnya di lembaga Negara/Pemerintahan, untuk maju dan memenangkan konvensi tersebut.
"Keenam, konvensi tersebut diarahkan untuk memilih para kandidat capres dan cawapres terbaik yang memiliki profil personal, karakter, integritas dan kompetensi yang bagus dan pengalaman yang memadai dalam mengelola pemerintahan serta memiliki basis ideologis dan elektoral yang luas dan inklusif, agar dapat diterima di berbagai kalangan ketika kelak dia terpilih setelah pilpres dilakukan."
Lihat Juga: Dukungan Prabowo untuk Luthfi-Taj Yasin, PDIP: Sebagai Presiden Diharapkan Jadi Pengayom Seluruh Kandidat
(zik)
tulis komentar anda