DPR Ingatkan Aparat Jangan Ada Pembubaran Salat Idul Fitri
Sabtu, 23 Mei 2020 - 17:21 WIB
JAKARTA - Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto meminta aparat keamanan maupun aparat pemerintah desa, untuk menghormati umat Muslim yang sedang merayakan hari raya Idul Fitri 1441 H pada esok hari.
Dia yakin bahwa perayaan ini bisa menjadi kekuatan baru bagi rakyat Indonesia khususnya umat Islam dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19). (Baca juga: 949 Kasus Baru, Total Positif Corona di Indonesia Capai 21.745 Orang)
Untuk itu Yandri mengingatkan, agar aparat tidak melakukan tindakan represif dengan membubarkan kegiatan salat Id, baik itu yang dilaksanakan di lapangan maupun di masjid.
"Kita sambut 1 Syawal 1441 H dengan gembira karena tahun ini pelaksanaannya serentak di tengah-tengah pandemi Covid-19. Semoga ini memjadi kekuatan bangsa ini untuk bangkit bersama dlm melawan Corona," kata Yandri dalam siaran persnya, Sabtu (23/5/2020).
"Kita sambut baik keputusan pemerintah untuk meminta umat Islam sholat idul fitri di rumah saja tapi, bila ada umat Islam yang salat di lapangan atau di masjid tetap harus dihormati," pintanya.
Wakil Ketua Umum PAN ini mengingatkan bahwa jangan sampai ada tindakan represif dari pihak keamanan baik itu Polri, TNI maupun Satpol PP serta aparat pemerintahan desa seperti lurah, kades, camat dan lainnya.
Jangan sampai tindakan represif itu menimbulkan masalah baru di masyarakat karena adanya ketidakadilan pemerintah terkait pelonggaran di tempat umum.
"Memicu kesalahpahaman umat, karena faktanya hari-hari menjelang Lebaran ada pagelaran konser, banyak mal-mal yang buka dan pasar-pasar berjubel dipenuhi warga," ujar Yandri.
Terlebih dia menambahkan, pelonggaran di tempat umum tesebut dilakukan tanpa protokol Corona. Sementara, dia yakin bahwa masyarakat bisa lebih tertib saat di tempat ibadah dengan tetap menerapkan protokol Corona.
"Tanpa mengindahkan protokol kesehatan Corona dan faktanya pemerintah cenderung membiarkan tanpa ada tindakan yang serius," sesal legislator Dapil Banten II itu.
Dia yakin bahwa perayaan ini bisa menjadi kekuatan baru bagi rakyat Indonesia khususnya umat Islam dalam menghadapi pandemi virus Corona (Covid-19). (Baca juga: 949 Kasus Baru, Total Positif Corona di Indonesia Capai 21.745 Orang)
Untuk itu Yandri mengingatkan, agar aparat tidak melakukan tindakan represif dengan membubarkan kegiatan salat Id, baik itu yang dilaksanakan di lapangan maupun di masjid.
"Kita sambut 1 Syawal 1441 H dengan gembira karena tahun ini pelaksanaannya serentak di tengah-tengah pandemi Covid-19. Semoga ini memjadi kekuatan bangsa ini untuk bangkit bersama dlm melawan Corona," kata Yandri dalam siaran persnya, Sabtu (23/5/2020).
"Kita sambut baik keputusan pemerintah untuk meminta umat Islam sholat idul fitri di rumah saja tapi, bila ada umat Islam yang salat di lapangan atau di masjid tetap harus dihormati," pintanya.
Wakil Ketua Umum PAN ini mengingatkan bahwa jangan sampai ada tindakan represif dari pihak keamanan baik itu Polri, TNI maupun Satpol PP serta aparat pemerintahan desa seperti lurah, kades, camat dan lainnya.
Jangan sampai tindakan represif itu menimbulkan masalah baru di masyarakat karena adanya ketidakadilan pemerintah terkait pelonggaran di tempat umum.
"Memicu kesalahpahaman umat, karena faktanya hari-hari menjelang Lebaran ada pagelaran konser, banyak mal-mal yang buka dan pasar-pasar berjubel dipenuhi warga," ujar Yandri.
Terlebih dia menambahkan, pelonggaran di tempat umum tesebut dilakukan tanpa protokol Corona. Sementara, dia yakin bahwa masyarakat bisa lebih tertib saat di tempat ibadah dengan tetap menerapkan protokol Corona.
"Tanpa mengindahkan protokol kesehatan Corona dan faktanya pemerintah cenderung membiarkan tanpa ada tindakan yang serius," sesal legislator Dapil Banten II itu.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda